Riangnya Para Penyintas Kanker, Ikut Pawai Becak hingga Pose Di Moge

Peringati Hari Kanker Sedunia

Medan, IDN Times – Pagi yang cerah di Car Free Day (CFD) Lapangan Merdeka Medan, Minggu (16/2). Seperti biasa, orang-orang sibuk berolahraga. Ada yang bersepeda atau pun hanya sekedar jogging.

Di dalam Lapangan, suara marching band menyeru. Pusat perhatian warga teralih. Bukan karena padu padan kostum merah hitam dan permainan marching band. Mereka terfokus dengan barisan pawai becak yang ada di belakangnya.

Becak-becak dayung itu mulai melaju. Keluar gerbang, mengitari jalan lingkar kawasan Lapangan Merdeka Medan.

Becak-becak itu membawa anak-anak. Rata-rata masih berusia tiga sampai belasan tahun. Mereka begitu riang. Mengibarkan bendera dan memegang balon berwarna kuning dan hitam.

Sekilas tidak ada yang berbeda dari mereka. Seperti anak-anak pada umumnya.

Nyatanya, di balik keriangan itu, mereka menahankan sakit. Karena mereka adalah anak-anak para penyintas kanker. Pawai itu sengaja digelar untuk memperingati Hari Kanker Anak Internasional (HKAI) 2020.

1. Antusias warga begitu tinggi dampingi becak yang berpawai

Riangnya Para Penyintas Kanker, Ikut Pawai Becak hingga Pose Di MogeWarga yang tengah berolahraga juga ikut mendampingi pawai becak dalam peringatan Hari Kanker Anak Internasional (HKAI) di Medan, Minggu (16/2) (IDN Times/Prayugo Utomo)

Becak yang berpawai dihias dengan pita warna-warni. Sesekali anak-anak itu melempar senyum kepada warga yang tengah berolahraga.

Menariknya, saat pawai warga yang sedang berolahraga pun ikut mendampingi. Ada yang ikut  mendorong becak, hingga berswafoto dengan para penyintas.

“Semangat yah dek,” ujar seorang perempuan muda berkacamata.

Ucapan itu langsung disambut senyum manis para penyintas. Mereka pun terus melambaikan tangan.

Baca Juga: 5 Manfaat Buah Naga Untuk Kesehatan Tubuh, Cegah Kanker Juga Lho!

2. Istri Wagub Ijeck ikutan beri semangat

Riangnya Para Penyintas Kanker, Ikut Pawai Becak hingga Pose Di MogeSri Ayu Mihari, Istri Wakil Gubernur Sumut Musa Rajekshah juga ikut memberikan semangat kepada para penyintas kanker (IDN Times/Prayugo Utomo)

Pawai kali ini digagas Yayasan Onkologi Anak Medan (YOAM). Organisasi nirlaba yang fokus mendampingi penyintas kanker pada anak.

Pawai pun usai. Bocah penyintas beristirahat di pendopo Lapangan. Mereka pun menikmati rangkaian acara yang digelar.

Disela acara, Sri Ayu Mihari, Istri Wakil Gubernur Sumut Musa Rajekshah menemui para penyintas. Memberikan semangat kepada mereka dan orangtua yang selalu mendampingi.

3. Berbagai komunitas ikut andil ramaikan acara

Riangnya Para Penyintas Kanker, Ikut Pawai Becak hingga Pose Di MogeSeorang anak penyintas kanker ikut dalam pawai becak dalam peringatan Hari Kanker Anak Internasional (HKAI) di Medan, Minggu (16/2) (IDN Times/Prayugo Utomo)

Acara itu digelar sederhana. Pun begitu, tetap meriah. Berbagai penampilan hiburan juga ditunjukkan oleh para pendukung acara. Mulai dari pertunjukan angklung paduan suara dan tari-tarian yang dibawakan anak-anak. Hari Kanker Anak Internasional sendiri jatuh pada 15 Februari setiap tahunnya. 

YOAM ikut melibatkan berbagai komunitas. Baik dari tenaga kesehatan, mahasiswa, komunitas Motor Gede (Moge) hingga jurnalis dari para Pewarta Foto Indonesia (PFI) Medan. Mereka ingin semua orang punya kesadaran untuk memberikan semangat kepada para penyintas kanker.

 “Kita sengaja menggelar acara ini supaya masyarakat tahu bahwa di Sumut ada anak penderita kanker yang jumlahnya terus meningkat. Kita memberikan motivasi kepada adik-adik ini, bahwa mereka itu tidak tidak berjuang sendiri,” ujar Ketua YOAM Atika Rahmi, disela acara.

4. Girangnya para penyintas saat berpose di atas Moge

Riangnya Para Penyintas Kanker, Ikut Pawai Becak hingga Pose Di MogeSeorang anak penyintas kanker berpose di atas Moge dalam peringatan Hari Kanker Anak Internasional (HKAI) di Medan, Minggu (16/2) (IDN Times/Prayugo Utomo)

Di dekat venue utama, belasan Moge terparkir. Salah satu komunitas Moge di Kota Medan ikut memberikan dukungan kepada para penyintas.

Begitu melihat Moge terparkir, para penyintas langsung antusias. Para anggota Komunitas Moge pun langsung mengajak mereka untuk mendekat.

“Mau foto di sana, hayuk nak,” ujar seorang anggota komunitas.

Ajakan itu langsung disambut. Para penyintas kegirangan. Apalagi, saat mereka menaiki kuda besi bersuara gahar itu. Mereka langsung berpose. Bersama para anggota komunitas.

5. Pendampingan psikologis begitu penting untuk anak penyintas kanker

Riangnya Para Penyintas Kanker, Ikut Pawai Becak hingga Pose Di MogeOrangtua ikut mendampingi anaknya yang menjadi penyintas kanker dalam peringatan Hari Kanker Anak Internasional (HKAI) di Medan, Minggu (16/2) (IDN Times/Prayugo Utomo)

Kata Atika Rahmi, pendampingan psikologi menjadi elemen penting untuk para penyintas kanker. Karena mereka harus tetap bersemangat. Itu yang membuat mereka tetap bisa bertahan dengan sakit yang mendera.

Dalam kesempatan itu, YOAM juga menggalang donasi terbuka untuk membantu rumah singgah penyintas di seputaran Rumah Sakit Pusat Haji Adam Malik (RSUP-HAM) Medan yang digagas mereka.

 “Di sana mereka mendapatkan berbagai fasilitas yang digunakan secara gratis. Mereka ini banyak yang berasal dari luar Kota Medan. Mereka tinggal di rumah singgah itu. Partisipasi masyarakat untuk anak penderita kanker begitu berarti,” ungkapnya.

6. Pemerintah harusnya bisa lebih aktif lagi untuk pencegahan kanker usia dini

Riangnya Para Penyintas Kanker, Ikut Pawai Becak hingga Pose Di MogeAnak-anak penyintas kanker ikut dalam pawai becak dalam peringatan Hari Kanker Anak Internasional (HKAI) di Medan, Minggu (16/2) (IDN Times/Prayugo Utomo)

Setiap tahunnya, anak penyintas kanker di rumah singgah jumlahnya terus bertambah. Itu  juga bisa menjadi tanda jumlah penderita kanker pada anak terus bertambah.

Atika Rahmi juga berharap pemerintah bisa bersinergi bersama YOAM untuk melakukan pendampingan. Khususnya tentang deteksi kanker pada anak sejak dini.

 “Kami selama ini di YOAM mengisi kekosongan itu. Pemerintah sudah memberikan pelayanan medis tapi tidak memberikan pendampingan secara psikologi. YOAM hadir disitu. Karena anak-anak penderita kanker itu sangat membutuhkan itu,” pungkasnya.

7. Sinergi pemerintah bisa tekan angka penderita kanker pada anak

Riangnya Para Penyintas Kanker, Ikut Pawai Becak hingga Pose Di MogePendampingan psikologis sangat penting dilakukan kepada anak penyintas kanker (IDN Times/Prayugo Utomo)

Sementa itu, Ketua PFI Medan Rahmat Suryadi juga mengapresiasi acara yang digelar. Kata Rahmat, acara seperti ini bisa menarik empati warga di Kota Medan untuk memberikan dukungan baik materiil ataupun moril.

“Sebagai jurnalis, kami tentunya juga punya tanggung jawab moril. Kami berkomitmen untuk terus memberikan dukungan kepada para penyintas. Kami mengajak selurh warga Kota Medan  juga memberikan semangat kepada mereka. Semoga mereka tetap diberikan kesehatan dan keceriaan,” ujarnya.

Rahmat juga berharap, pemerintah bisa memberikan perhatian lebih kepada para anak penderita kanker. Baik dalam pelayanan kesehatan, kemudahan fasilitas kesehatan dan pendampingan.

“Kalau ini bersinergi dengan baik, maka kelak kita juga bisa menekan angka anak penderita kanker. Paling tidak pemerintah bisa komitmen memberikan edukasi terhadap masyarakat,” pungkasnya.

Baca Juga: Vidi Aldiano Divonis Kanker Ginjal, Waspada 7 Gejala Kanker Ini

Topik:

  • Arifin Al Alamudi

Berita Terkini Lainnya