5 Fakta Hyperhidrosis, Ketika Tubuhmu Mudah Berkeringat
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Berkeringat merupakan keadaan ketika tubuh memproduksi cairan sebagai upaya menjaga suhunya dan mengeluarkan sisa-sisa metabolisme. Umumnya, ini terjadi setelah kita melakukan aktivitas fisik atau mengkonsumsi makanan pedas.
Namun, bagaimana jika jumlah cairan yang diproduksi tak biasa? Dalam dunia medis, hal demikian disebut dengan hyperhidrosis.
Kalau kamu merasa punya banyak keringat, yuk kulik lebih dalam tentang hyperhidrosis melalui artikel ini.
1. Apa itu hyperhidrosis?
Hyperhidrosis merupakan kondisi kesehatan dimana penderitanya memproduksi keringat berlebih. Melansir UCSF Health, keadaan tersebut merupakan kondisi yang jarang, bahkan hanya terjadi pada 1 persen populasi. Sementara itu, penyebabnya-pun tak melulu karena suhu yang panas atau setelah aktivitas fisik.
Untuk beberapa kasus, terkadang pengidap hyperhidrosis berkeringat hanya di satu area tubuh, misalnya tangan. Namun, tidak menutup kemungkinan untuk area tubuh lainya juga tidak berkeringat (kombinasi), contohnya seperti ketiak, kaki, kepala atau wajah.
Sementara itu, penelitian dari jurnal Hyperhidrosis: An Update on Prevalence and Severity in The United States tahun 2016 menjelaskan, area tubuh yang paling sering mengeluarkan keringat pada penderita hyperhidrosis adalah ketiak.
2. Jenis-jenis hyperhidrosis
Melansir WebMD, hyperhidrosis dibagi menjadi 2 jenis:
- Primary hyperhidrosis, dapat juga disebut hyperhidrosis fokal atau esensial. Kondisi ini memungkinkan penderitanya mengalami keringat berlebih di bagian tubuh tertentu seperti tangan, ketiak, wajah, hingga kaki tanpa disertai pemicu yang jelas. Meskipun begitu, ini bisa saja karena faktor keturunan. Namun, biarpun jumlah keringat yang diproduksi berlebihan, kondisi medis satu ini bukanlah sebuah sinyal penyakit atau efek samping obat.
- Secondary hyperhidrosis atau hyperhidrosis umum. Pengidap akan mengalami keringat berlebih di sekujur tubuh atau di area tubuh yang lebih luas dan memungkinkan terjadi di malam hari. Selain karena suhu yang panas, hyperhidrosis satu ini juga bisa terjadi karena faktor medis seperti diabetes, TBC hingga stroke dan efek samping obat layaknya obat diabetes, alzheimer sampai antidepresan.
Baca Juga: 5 Tips Menghilangkan Ketombe Membandel, Jaga Gaya Hidup!
3. Apakah bau keringatnya mengganggu?
Pada dasarnya, sebagian besar keringat terdiri dari air dan tidak berbau. Namun, terkadang cairan tersebut mengeluarkan aroma yang tak sedap.
Hal tersebut dapat terjadi ketika tercampur dengan bakteri. Nah, untuk mengantisipasi bau tak diundang pada keringatmu, jangan lupa mandi agar bakteri pemicu bau badan dapat berkurang atau hilang.
4. Perawatan
Melansir NHS, ada beberapa tips agar gejala hyperhidrosis tidak semakin parah:
- Kenakan pakaian yang longgar dan hindari kain sintetis seperti nilon agar tidak semakin berkeringat
- Hindari pemakaian sepatu tertutup seperti sepatu boots atau olahraga supaya tidak memperburuk produksi keringat
- Kurangi melakukan aktivitas pemicu produksi keringat jika tidak perlu seperti konsumsi alkohol atau makanan pedas berebihan
Nah, cara-cara di atas dapat kamu coba. Lakukan dengan konsisten agar hasilnya maksimal, ya.
5. Kapan harus ke dokter?
Meskipun sebelumnya telah disebutkan jika terdapat jenis hyperhidrosis yang tidak mengisyaratkan kondisi medis tertentu, namun kamu perlu waspada jika kamu berkeringat bersamaan dengan:
- pusing
- nyeri pada dada
- tenggorokan
- kulit terasa dingin
- denyut nadi cepat, atau
- keringat mengganggu aktivitas harian
- mempengaruhi emosional
- berkeringat di malam hari
Demikian serba-serbi fakta tentang hyperhidrosis. Sekarang, kamu tahu, kan, kapan harus khawatir atau tidak ketika tubuhmu sering berkeringat? Yang penting, tetap waspada dan jangan sampai lalai, ya!
Baca Juga: Cara Alami Mengobati Penyakit Cacar Air, Biar Cepat Kering
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.