Kanker Serviks di Indonesia Tertinggi di ASEAN, Vaksin HPV Solusinya

Vaksin diberikan sejak kelas 5 dan 6 SD

Medan, IDN Times- Kanker serviks menjadi kasus kesehatan yang jadi perhatian. Apalagi Indonesia jadi negara dengan kasus kanker serviks tertinggi di Asia Tenggara.

Selain itu kanker serviks menjadi salah satu penyumbang kematian tertinggi pada wanita setelah kanker payudara. Salah satu upaya pencegahan yang efektif adalah Vaksin Human Papiloma Virus (HPV).

Hal ini disampaikan Prof Dr Ayodhia Pitaloka Pasaribu pada kegiatan ‘Kelas Jurnalis 3.0 Siap Imunisasi HPV di Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) 2024 di Santika Dyandra, Medan, Rabu (24/7).

Vaksin HPV terbukti efektif dan memberikan perlindungan jangka panjang terhadap individu khususnya pada kejadian kanker serviks dan kanker lainnya yang berhubungan dengan HPV,” katanya.

1. Cukup dua dosis bisa proteksi 100 persen dan jangka panjang

Kanker Serviks di Indonesia Tertinggi di ASEAN, Vaksin HPV SolusinyaProf Dr Ayodhia Pitaloka Pasaribu saat kelas jurnalis soal vaksin HPV (IDN Times/Doni Hermawan)

Ayodhia menambahkan, beberapa penyebab potensi kanker serviks diantaranya karena inveksi virus human Papilloma 99,7 persen, aktif secara seksual di usia dini (kurang dari 16 tahun) yang membuat potensinya meningkat 2 hingga 4 kali lipat, pasangan seks berganti-ganti dan juga kebersihan diri. Upaya pencegahannya menurutnya yakni dengan vaksin Human Pavilloma Virus (HPV).

Vaksin ini diberikan sejak dini pada rentang usia 9-13 tahun untuk anak atau kelas 5 dan 6 Sekolah Dasar (SD). Hal ini karena vaksin lebih efektif untuk mencegah saat belum melakukan hubungan seksual.

"Jaraknya dosis pertama kelas 5 SD, dosis kedua 6 SD. Antara dosis pertama dan kedua. jaraknya 6 bulan sampai 15 bulan. dengan dua dosis bisa proteksi 100 persen. Tidak perlu pengulangan cukup dua dosis, efeknya jangka panjang," kata Ayodhia.

2. Vaksin juga halal

Kanker Serviks di Indonesia Tertinggi di ASEAN, Vaksin HPV SolusinyaKelas Jurnalis 3.0 Imunisasi HPV pencegahan kanker serviks, Rabu (24/7/2024) (IDN Times/Doni Hermawan)

Sementara dr. Mellisa Handoko Wiyono selaku Country Medical Lead MSD Indonesia menjelaskan, 85 persen kanker serviks tertular lewat hubungan seksual. HPV tidak hanya menyebabkan kanker, tapi kutil kelamin pada anak yang baru lahir dan juga beberapa kanker lainnya. Dia juga memastikan vaksin halal.

" Berapa wanita meninggal setiap menitnya di Indonesia. Ada 2. Kehilangan ibu gak hanya suami terimpac, tapi juga anaknya. Satu-satunya kanker yang ada vaksin ya vaksin HPV ini. Jadi harus dimaksimalkan. Vaksin ini juga sudah menerima sertifikat halal dari Ivanka. Prosesnya juga tidak menggunakan bahan yang nonhalal," jelas dr Melisa.

Sementara itu Plt Kadis Kesehatan Sumut Basarin Yunus Tanjung mengatakan saat vaksin dan peralatan dan SDM-nya sudah ada hinga tingkat desa. Tapi saat ini yang dibutuhkan kesadaran masyarakat.

Di Sumatera Utara, saat ini capaian imunisasi HPV bagi anak kelas 5 wanita tahun 2023 baru mencapai 57,55 persen. Minimnya informasi yang tepat, serta sejumlah kekhawatiran seputar imunisasi HPV masih menjadi penyebab keengganan masyarakat khususnya orang tua, untuk berpartisipasi dalam program ini

"Persoalan intinya bukan kesehatan, tapi faktor mindset, prilaku, jadi faktor penentu keberhasilan suatu program. Kesadaran imunisasi itu belum. Jadi harus sosialisasi secara masif, baik lewat media hingga keluarga," kata Basarin.

Dosis pertama akan diberikan untuk anak kelas 5 SD atau usia 11 tahun pada November dan Agustus . Sementara kelas 6 SD atau 12 tahun pada Agustus. "Target kita 170 ribu untuk dosis pertamanya," kata Basarin.

3. Perlunya literasi untuk penanganan kanker serviks

Kanker Serviks di Indonesia Tertinggi di ASEAN, Vaksin HPV SolusinyaKelas jurnalis soal vaksin HPV di Medan (IDN Times/Doni Hermawan)

Kelas Jurnalis Imunisasi HPV ini dihadiri kalangan akademisi, komunitas perempuan dan juga para jurnalis. George Stylianou selaku Managing director MSD Indonesia mengatakan untuk kelas jurnalis HPV ini pertama digelar di Sumut yang merupakan kolaborasi MSD Indonesia dengan Kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan Provinsi Sumut.

"Lebih 130 tahun MSD menciptakan dan memajukan obat-obatan untuk banyak penyakit paling menatang di dunia untuk menyelamatkan kehidupan. Meningkatkan kesehatan masyarakat. Kolaborasi hari ini dengan Kemenkes dan Dinas Kesehatan mendukung implementasi BIAS meningaktkan kesadaran akan HPV karena ada 88 kasus baru kanker serviks setiap harinya di Indonesia. Sebagai mitra aktif pemerintah MSD mendedikasikan mendukung perjuangan menghadapi kanker serviks," katanya.

"Kelas ini mengambil langkah kecil menyelamatkan gadis Indonesia. Literasi jurnalis penting mencegah kankers serviks melalui vaksinasi HVP. Meningkatkan kesadaran pria dan wanita dalam upaya mencegah kanker serviks," kata George.

 

Baca Juga: Bahaya Sodium Dehydroacetate bagi Kesehatan, Bikin Kanker?

Topik:

  • Doni Hermawan

Berita Terkini Lainnya