10 Gejala Demensia Alzheimer yang Wajib Kamu Ketahui
Jangan maklum dengan pikun ya, Guys!
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Medan, IDN Times - Penyakit Demensia Alzheimer bagi banyak kaum menjadi tanda tanya. Banyak yang tak tahu tentang penyakit ini. Penyakit ini mencuat saat legenda tinju dunia, Mohamad Ali divonis menderita penyakit ini.
Dari ketidaktahuan dan ketidakingintahuan (remeh) dapat berujung pada penyesalan. Hal ini merupakan kenyataan yang disampaikan oleh Koordinator Wilayah ALZI Medan, dr Fasihah Irfani Fitri.
Ia mengatakan seorang mengenang Ibunya terkena demensia Alzheimer sebelum wafat. Momen ini menjadi spesial bagi Fasihah sebagai bentuk inspirasi bagi orang yang
telah sadar akan pentingnya penyakit Alzheimer.
"Dia nangis, dia cerita orangtuanya (Ibunya) sudah meninggal tetapi dia baru tahu bahwa d itahun-tahun terakhir mendekati (wafat) ibunya itu terkena demensia dan dia marah. Udah disuruh apa-apa gak tahu. Disuruh mandi gak mau. Disuruh makan berulang-ulang dan dia marah. Setelah ibunya meninggal, dia hadir di salah satu edukasi kita dan selesai itu dia datangi saya dan bercerita. Sekarang dia menyesal," kata Fasihah bebrapa waktu lalu.
Dirinya mengatakan Demensia Alzheimer luput dari perhatian. Padahal di sekitar mereka memiliki orang lansia. Edukasi taak mesti kalangan lansia saja, malah justru generasi muda.
1. Berbagai macam tantangan dalam mengedukasi pengidap Alzheimer
Fasihah mengatakan bahwa, lewat berbagai kegiatan ALZI Medan bertujuan untuk meningkatkan kualitas orang dengan demensia alzheimer.
"Ada beberapa pilar kegiatan ALZI, salah satunya adalah edukasi kemudian kegiatan untuk meningkatkan kewaspadaan dari masyarakat secara luas terhadap Demensia secara umum maupun Demensia Alzheimer secara khusus. Jadi kegiatannya pertemuan rutin yang dilakukan untuk saling berbagi atau sharing dan menjadi wadah edukasi," ujarnya.
"Sebelum pandemik biasanya kita melakukan kegiatan sekali perbulan sesuai dengan kebutuhan dengan didampingi oleh pihak keluarga terdekat yang mau menemani," tambahnya.
Berbagai macam tantangan saat memberikan edukasi, seperti membuat grup dan salah satu ODD (Orang Dengan Demenesia Alzheimer) ada yang mulai suka keluar rumah, dan yang sudah lebih duluan menghadapinya. Sehigga harus dilakukan edukasi ekstra dengan materi-materi ringan untuk dapat diterapkan.
"Kita juga berikan training-training atau pelatihan. Meskipun sifatnya masih terbatas, "tuturnya.