Sembunyikan Depresi, 4 Tanda dan Cara Mengatasi Eccedentesiast

Eccedentesiast bukan gangguan kesehatan mental tapi depresi

Medan, IDN Times - Eccedentesiast adalah cara seseorang menyembunyikan depresi yang dialaminya dengan senyuman. Kondisi ini sering tidak disadari, bahkan dianggap sepele oleh penderitanya. Padahal, terus-menerus menutupi kesedihan tanpa penanganan serius justru makin memperburuk depresi yang dialami. 

Setiap orang memiliki cara sendiri untuk mengalihkan sesuatu yang membuatnya stres. Orang yang depresi bahkan tidak selalu tampak lesu atau sedih di depan orang lain. Beberapa orang justru tampak ceria dan bahagia meski menderita depresi. Kondisi ini disebut eccedentesiast (smiling depression).

Meski di luar terlihat bahagia dan produktif, seseorang dengan eccedentesiast tetap merasa sangat sedih, kacau, bahkan putus asa di dalam dirinya. Depresi yang terus dipendam dan ditutup dengan senyuman ini ibarat bom waktu yang bisa meledak suatu saat ketika kondisinya sudah parah, bahkan bisa memicu perilaku melukai diri sendiri. 

Eccedentesiast sebenarnya bukan tergolong gangguan kesehatan mental, tetapi terjadi karena depresi maupun masalah kesehatan mental yang mendasarinya, seperti gangguan bipolar atau gangguan depresi mayor. 

Seseorang yang perfeksionis atau punya ambisi tinggi lebih berisiko mengalami eccedentesiast. Bagi mereka, penampilan luar menjadi hal terpenting. Tak heran bila keinginan untuk terlihat kuat meski sedang sedih menjadi salah satu mekanisme koping yang dilakukannya. 

Ada kalanya, orang yang menutupi depresi dengan senyuman sebenarnya tidak sadar dan menyangkal perasaannya sendiri. Ketika kesedihan dan perasaan kalut masih bisa disembunyikan dengan keceriaan, orang tersebut mungkin berpikir bahwa kesedihan bisa sembuh dan pergi dengan sendirinya. 

Di sisi lain, eccedentesiast juga bisa dipicu oleh pandangan negatif terhadap orang yang memiliki masalah kesehatan mental.

Pandangan sebagai “orang lemah dan manja” bisa saja membuat seseorang enggan terbuka tentang perasaan dan kesulitan yang dialaminya, bahkan untuk mencari dukungan ke psikolog. 

Eccedentesiast sering tidak terlihat jelas oleh orang lain, karena pandainya seseorang memasang “topeng bahagia” atas depresinya. Akan tetapi, ada beberapa tanda awal depresi yang bisa menjadi gejala eccedentesiast, yaitu:Muncul perasaan tidak berharga dalam dirinya dan sering putus asa saat sendirian, Cemas, sangat sedih, dan terkadang marah atau frustrasi, Hilang minat pada sesuatu yang biasanya membuat senang, Cenderung mencari alasan dan berusaha menjauh dari teman atau kerabat, Sulit konsentrasi dan mudah membuat keputusan, Gangguan tidur, seperti susah bangun tidur, susah tidur (insomnia), atau merasa ingin tidur terus-menerus, Gangguan makan, seperti tidak nafsu makan atau ingin makan terus-menerus, dan Sakit fisik yang tidak jelas penyebabnya, seperti sakit kepala atau nyeri punggung.

Seseorang bisa dikatakan mengalami eccedentesiast ketika tanda-tanda di atas berlangsung lebih dari 2 minggu hingga akhirnya mengganggu aktivitas sehari-hari, bahkan muncul pikiran untuk mengakhiri hidup.

Meski didasari oleh masalah kesehatan mental, eccedentesiast sangat mungkin untuk ditangani. Penanganan awal eccedentesiast adalah dengan menyadari tanda-tanda dari kondisinya, kemudian melakukan konseling ke psikolog atau psikiater. Nantinya, psikolog dan psikiater akan menyarankan terapi yang sesuai.

Berikut 4 cara penanganan Eccedentesiast.

1. Terapi perilaku kognitif

Sembunyikan Depresi, 4 Tanda dan Cara Mengatasi Eccedentesiastilustrasi depresi (pexels.com/Pixabay)

Terapi ini bertujuan untuk mengubah pola pikir negatif orang dengan eccedentesiast agar lebih jernih, realistis, dan positif dalam berperilaku. Terapi perilaku kognitif juga dapat memberi dukungan untuk orang yang mengalami eccedentesiast agar bisa memiliki suasana hati dan kemampuan penyelesaian masalah lebih baik. 

Hal ini bertujuan untuk mengenali dan mengatasi depresi atau gangguan kesehatan mental yang dimilikinya, alih-alih dipendam atau disembunyikan sendiri.

2. Konsumsi obat-obatan

Sembunyikan Depresi, 4 Tanda dan Cara Mengatasi Eccedentesiastpixabay

Obat antidepresan bisa diresepkan dokter untuk menekan gejala depresi yang muncul, sehingga meningkatkan suasana hati.

Pemberian obat umumnya dikombinasikan dengan konseling maupun terapi perilaku kognitif guna meningkatkan keberhasilan penanganannya.

3. Perawatan diri

Sembunyikan Depresi, 4 Tanda dan Cara Mengatasi Eccedentesiastilustrasi melakukan perawatan rambut (pexels.com/ Lespa số 1 về điều trị mụn, nám, sẹo rỗ)

Selain menjalani terapi dan konsumsi obat dari dokter, orang dengan eccedentesiast juga perlu ditangani dengan perawatan diri (self care) yang baik. 

Beraktivitas atau berolahraga ringan setiap hari, makan makanan bergizi, tidur 7–9 jam setiap hari, atau melakukan hobi diketahui dapat meningkatkan suasana hati dan meredakan gejala depresi yang muncul.

4. Journaling

Sembunyikan Depresi, 4 Tanda dan Cara Mengatasi Eccedentesiastilustrasi journaling (unsplash.com/Thought Catalog)

Orang dengan eccedentesiast cenderung sulit berbagi keresahan yang dialaminya kepada orang lain, karena takut membebani orang tersebut. Oleh karena itu, journaling dianggap bisa menjadi sarana menyampaikan perasaan dengan terbuka, jujur, dan tanpa rasa takut dihakimi orang lain.  

Agar bisa memberikan hasil yang maksimal dalam pemulihan, journaling sebaiknya didampingi oleh konselor, psikolog, atau psikiater yang tepercaya saat menjalani terapi.      

Ketika kesedihan dan putus asa muncul, sangat wajar untuk berusaha menutupinya dari orang lain. Meski begitu, eccedentesiast tidak bisa dianggap remeh apalagi dibiarkan begitu saja karena bisa mengganggu produktivitas, hubungan sosial dengan orang lain, bahkan kesehatan fisik. 

Mencari bantuan profesional bukanlah hal yang memalukan. Jadi, saat gejala depresi eccedentesiast muncul, bahkan menetap lebih dari 2 minggu, konsultasikan ke psikolog atau dokter agar langkah penanganan bisa segera dilakukan.

Baca Juga: Catat, 5 Makanan Penyebab Sinusitis yang Harus Dihindari

Topik:

  • Doni Hermawan

Berita Terkini Lainnya