TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pandemik, Layanan Kesehatan bagi Penyintas Kanker Harus Jadi Prioritas

Pasien kanker paru lebih rentan terinfeksi

pexels.com/Polina Zimmerman

Jakarta, IDN Times – Memperingati Hari Kanker Paru Sedunia 1 Agustus 2020, Gerakan Nasional Indonesia Peduli Kanker Paru (IPKP) menyelenggarakan sebuah online sharing session bernama #LUNGTalk, dengan tema “Pandemi COVID-19 dari Sudut Pandang Penyintas Kanker”.

Diskusi yang diadakan secara virtual ini bertujuan untuk mensosialisasikan hasil survei mengenai pengetahuan, sikap dan perilaku pada penyintas kanker di era pandemi yang dilakukan oleh dr. Elisna Syahruddin, PhD, Sp.P(K)Onk, Ketua Pokja Kanker Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), pada bulan Juli lalu.

Survei ini dilaksanakan melalui kerjasama dengan CISC (Cancer Information & Support Center) dan direspon oleh 355 penyintas kanker di seluruh Indonesia.  

Baca Juga: 12 Jenis Kanker yang Paling Umum di Dunia, Kamu Harus Tahu

1. Pasien kanker paru lebih rentan terinfeksi

unsplash.com/National Cancer Institute

Dunia saat ini sedang dihadapkan dengan pandemi COVID-19 yang pertama kali muncul di Wuhan pada bulan Desember 2019 yang membawa berbagai dampak khususnya terhadap dunia kesehatan dan keberlangsungan hidup pasien. Menurut banyak laporan, salah satu yang dapat menyebabkan terinfeksinya coronavirus dengan mudah adalah rendahnya sistem imunitas tubuh, sehingga kanker pun menjadi salah satu faktor risiko terbesar.

Inilah yang menjadi dasar dilakukannya survei untuk mempelajari tindakan oleh penyintas kanker dalam masa pandemi saat ini. Tingkat infeksi SARS-COV-2, di salah satu institusi, menunjukkan angka 0,79% pada pasien onkologi dibandingkan dengan pasien pada umumnya dengan angka 0,39%. Pasien kanker paru pun lebih rentan terinfeksi dengan angka risiko 25%-38% dibandingkan dengan kanker lainnya. 

“Bekerja sama dengan CISC, survei ini dilakukan untuk memetakan dampak pandemi COVID-19 pada penyintas dengan menggunakan platform online, dan direspon oleh 355 penyintas kanker di seluruh Indonesia,” jelas dr. Elisna Syahruddin, PhD, Sp.P(K)Onk, Ketua Pokja Kanker Paru Perhimpunan Dokter Paru Indonesia.

2. Hal yang sering memicu kecemasan penyintas kanker selama pandemik adalah memburuknya kondisi pasien akibat COVID-19

medicalnewstoday.com

Survei yang dilakukan tersebut menunjukan hasil yang sangat baik terutama terkait pengetahuan responden tentang COVID-19 dan upaya pencegahan yang perlu dilakukan untuk meminimalisasi risiko penularan. Tingkat kecemasan di kalangan responden ternyata masih terbilang rendah.

“Tercatat sebanyak 73% dari seluruh responden yang mendapat informasi cukup terkait pencegahan COVID-19, seperti selalu memakai masker, cuci tangan, jaga jarak dan menjaga imunitas tubuh. Selain itu, 60,1% responden mengakui tingkat kecemasan mereka akibat COVID-19 cukup rendah. Tiga hal yang sering memicu kecemasan penyintas kanker selama pandemik adalah memburuknya kondisi pasien akibat COVID-19, ditunjukkan di angka 38,8%, selanjutnya 29,2% responden cemas terhadap terganggunya proses terapi dan 22,5%-nya akan gangguan akses ke pusat layanan kesehatan,” menurut dr. Elisna Syahruddin, PhD, Sp.P(K)Onk. 

Baca Juga: Tak Selalu Kanker, 6 Hal Ini Juga Sebabkan Benjolan di Payudara

Berita Terkini Lainnya