Mirip Influenza, Ini 5 Gejala Menandakan Penyakit GERD

Vertigo bisa dialami pasien Influenza dan GERD

Influenza, salah satu penyakit menular yang paling umum dengan tingkat gejala yang bervariasi dan umumnya berupa vertigo, pada banyak kasus lebih berat pasien bisa kehilangan pendengaran, sakit tenggorokan disertai rasa mengganjal di tenggorokan, batuk dan pilek. 

Namun, tahukah? Gejala penyakit influenza tersebut tidak berarti kamu sedang sakit flu. Sebab, penderita penyakit GERD juga bisa mengalami gejala yang serupa dengan penyakit influenza. Berikut ini, 5 kesamaan gejala penyakit influenza dan GERD.

1. Vertigo bisa dialami pasien Influenza, juga GERD

Mirip Influenza, Ini 5 Gejala Menandakan Penyakit GERDVertigo menyerang pasien influenza dan GERD (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Ketika seseorang menderita influenza, sudah bukan hal aneh disertai gejala vertigo. Keseringan, vertigo muncul 1 hingga 2 minggu setelah seseorang menderita influenza. Pada kasus yang lebih parah, vertigo sering menyebabkan mual hingga sakit perut. Berita bagusnya, vertigo akan hilang dengan sendiri setelah beberapa hari hingga minggu, dilansir Healthxchange

Namun, yang perlu menjadi perhatian bahwa influenza bukan satu-satunya penyakit yang memicu vertigo. Ada kalanya penyakit lainnya selain influenza menjadi faktor pemicu gejala vertigo, misalnya GERD. 

Sebagaimana yang dilaporkan dalam jurnal National Library of Medicine tahun 2015 berjudul "Associations Between Peripheral Vertigo and Gastroesophageal Reflux Disease" bahwa vertigo perifer, yaitu  gangguan pada telinga bagian dalam yang berfungsi menjaga keseimbangan tubuh, ada kemungkinan berhubungan dengan penyakit refluks gastroesofageal (GERD). 

Para peneliti dalam laporan tersebut berhipotesis bahwa material asam lambung, yaitu asam klorida,  masuk ke telinga tengah melalui saluran Eustachius sehingga menyebabkan gangguan pada tulang-tulang pendengaran yang kemudian menyebabkan tinitus atau suara berdenging di telinga. Perlu diketahui, tinnitus sering  terjadi pada vertigo perifer. 

Hipotesis kedua, menjelaskan bahwa bakteri H. pylori juga bisa masuk ke kerongkongan dan saluran pernapasan bagian atas melalui refluks gastroesofageal, dan dapat menyebabkan gangguan telinga bagian dalam. Gangguan pada telinga bagian dalam yang kemudian memicu penyakit vertigo.  

Para peneliti juga melakukan percobaan dengan melibatkan kelompok relawan. Hasilnya menunjukkan bahwa vertigo perifer terjadi pada 93 dari 120 pasien yang menderita GERD dibandingkan 33 dari 126 (26%) pasien tanpa GERD. Sementara itu, bakteri H. pylori dan vertigo perifer hadir bersamaan pada 26 dari 126 pasien. Kesimpulannya, vertigo perifer dan GERD menunjukkan hubungan yang lebih signifikan secara statistik. Namun, penelitian lebih lanjut masih perlu dilakukan untuk mendukung hipotesa para peneliti ini.

2. Kehilangan pendengaran pada pasien influenza ataupun GERD bersifat sementara

Mirip Influenza, Ini 5 Gejala Menandakan Penyakit GERDilustrasi kehilangan pendengaran (pexels.com/Carolina Grabowska)

Dilansir Silicon Valley Hearing, dalam sebagian besar kasus, gangguan pendengaran akibat flu bersifat sementara karena pendengaran akan kembali normal setelah gejala flu hilang. Namun, tidak menutup kemungkinan kerusakan saraf akibat penumpukan cairan dan tekanan yang kemudian menyebabkan gangguan pendengaran permanen. Tetapi, kasus seperti ini jarang terjadi.

Kehilangan pendengaran tidak hanya dialami penderita influenza, sebab seseorang yang terkena GERD juga bisa mengalami dampak yang sama. Sebagaimana dilaporkan dalam jurnal National Library of Medicine berjudul "Prospective Study of Gastroesophageal Reflux, Use of Proton Pump Inhibitors and H2-Receptor Antagonists, and Risk of Hearing Loss" yang dipublikasikan tahun 2018 bahwa GERD, memicu material asam lambung naik memasuki area telinga tengah dan menyebabkan kehilangan pendengaran. 

Dalam laporan tersebut disebutkan pengobatan GERD sering menggunakan Proton pump inhibitors (PPIs) atau H2-receptor antagonists (H2-RAs). Pengobatan dengan menggunakan PPIs atau H2-RAs dapat mengurangi eksposur material asam lambung pada telinga tengah yang kemudian juga mengurangi resiko kehilangan pendengaran. Juga, masih dari laporan yang sama bahwa frekuensi gejala GERD yang lebih tinggi dikaitkan dengan risiko gangguan pendengaran yang lebih tinggi. 

3. Sensasi globus, seperti ada lendir yang mengganjal di tenggorokaan

Mirip Influenza, Ini 5 Gejala Menandakan Penyakit GERDilustrasi sensasi globus (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Sensasi mengganjal di tenggorokan dalam istilah medis disebut dengan sensasi globus. Sensasi globus sering dirasakan seseorang ketika sedang terserang influenza

Mengutip Wyndly, sensasi globus pada penderita influenza dapat terjadi karena lendir dari saluran hidung mengalir ke bagian belakang tenggorokan. Lendir yang menetes ke tenggorokan dapat menyebabkan iritasi dan rasa ada yang mengganjal di tenggorokan. Alergi, pilek, influenza, infeksi sinus, dan penyakit lainnya dapat menyebabkan sensasi globus

Penyakit lainnya selain influenza yang dapat menyebabkan sensasi globus tentu banyak, tak menutup kemungkinan salah satunya GERD. Masih dilansir Wyndly, GERD terjadi ketika asam lambung dan makanan yang dicerna sebagian mengalir kembali ke kerongkongan melalui pipa makanan sehingga menimbulkan sensasi globus. 

Hal ini senada dengan data statistik oleh American Family Physician,  bahwa diperkirakan 20 hingga 60 persen pasien GERD mengalami gejala antara kepala dan leher tanpa heartburn, yaitu sensasi perih dan panas seperti terbakar di dada. Gejala antara kepala dan leher yang paling umum terjadi pada penderita GERD adalah sensasi globus.

Berdasarkan laporan dalam World Journal of Gastroenterology berjudul "Globus pharyngeus: A review of its etiology, diagnosis and treatment" yang dipublikasikan tahun 2012 bahwa GERD dilaporkan sebagai penyebab utama gejala sensasi globus dengan besaran 23%-68%, terlepas dari hal ini masih pro dan kontra di kalangan para ahli. 

Laporan tersebut juga mengungkapkan beberapa hal yang mendukung temuan ini , seperti: 

  • Melalui penggunaan barium swallow, tes pencitraan yang memeriksa masalah pada tenggorokan, kerongkongan, lambung, dan bagian usus kecil, bahwa sensasi globus terkait dengan adanya refluks pada pasien dengan persentase lebih dari 60%. 
  • 58% pasien dengan sensasi globus memiliki pH abnormal.
  • 10 dari 12 subjek penelitian mengeluhkan sensasi globus ketika asam dimasukkan ke dalam esofagus distal.
  • Dalam sebuah penelitian yang bertujuan memantau pH dari 25 pasien dengan sensasi globus dan suara serak selama 24 jam, terungkap 72% pasien mengalami refluks.

Dengan semua temuan dalam jurnal tersebut, maka bisa dikaitkan hubungan potensial antara GERD dan gejala globus dimana adanya peningkatan sensasi globus pada pasien dengan gejala GERD.

4. Batuk bisa jadi tanda penyakit GERD, bahkan di musim dingin atau hujan

Mirip Influenza, Ini 5 Gejala Menandakan Penyakit GERDbatuk bisa jadi gejala GERD (pexels.com/Cottonbro Studio)

Penyakit influenza paling cepat penyebarannya pada musim-musim dengan temperatur dingin, misalnya musim hujan atau musim dingin. Namun, bukan temperatur dingin yang membuat seseorang sakit, tetapi  virus berkembang biak di kondisi udara kering dan dingin.Terlebih lagi, cuaca dingin mengubah cara tubuh kita merespons penyakit dan membuat kita berperilaku yang dapat meningkatkan risiko infeksi, Dikutip dari Horizon Health News.

Sehingga, sudah tidak aneh lagi saat musim-musim tertentu gejala-gejala influenza seperti batuk merajalela. Namun demikian, kamu perlu tahu juga batuk bisa jadi tanda penyakit GERD, bahkan di musim dingin atau hujan. 

Berdasarkan laporan dalam jurnal National Library of Medicine yang dipublikasikan tahun 2006 berjudul "Recommendations for the management of cough in adults" bahwa batuk kronik akibat GERD mencapai 5–41% kasus. 

Penanganan paling efektif untuk batuk kronis akibat GERD dapat dilakukan melalui terapi  antireflux, dibanding perawatan lainnya seperti penggunaan Proton Pump Inhibitors (PPIs) ataupun Ranitidine

Sebagaimana yang diungkapkan dalam laporan yang sama bahwa terapi antireflux memberi dampak positif yang signifikan terhadap gejala batuk sebesar 75-100% kasus. Perawatan lainya seperti penggunaan PPIs ataupun Ranitidine, masing-masing memberi perubahan positif terhadap gejala batuk sebesar 36-57 % dan 54%. 

5. Influenza ataupun GERD semakin buruk  di musim hujan

Mirip Influenza, Ini 5 Gejala Menandakan Penyakit GERDgejala influenza dan GERD semakin buruk di musim hujan (pexels.com/Khoa Võ)

Virus dapat bertahan dan bahkan berproduksi lebih efektif dalam temperatur dingin sehingga lebih mempercepat penyebarannya. Terutama, dalam temperatur dingin sistem daya tahan tubuh menurun dan karenanya lebih mudah terserang virus, dilansir MedicalNewsToday. Jadi, kamu paham kan mengapa  virus influenza lebih mudah menyerang tubuh manusia saat temperatur dingin di musim dingin dan musim hujan? 

Namun, tidak hanya penyakit influenza yang semakin buruk saat temperatur udara dingin. Sebab, kamu yang menderita penyakit GERD juga akan mengalami kondisi heartburn yang lebih dari biasanya saat temperatur udara dingin akibat refluks asam. 

Alasannya, kebanyakan orang kurang aktif saat udara dingin sehingga lebih banyak tiduran di kasur atau sofa, sehingga meningkatkan kemungkinan terjadinya refluks asam. Terlebih, dalam kondisi dingin sering dibarengi makanan kaya kalori, makanan pedas, coklat dan kafein. Makanan-makanan pemicu heartburn ini akan melemahkan katup antara lambung dan kerongkongan sehingga menyebabkan refluks, dilansir Carrol County Digestive Disease Center.

Selain itu, rendahnya eksposur terhadap sinar matahari pada musim-musim tanpa matahari tentu akan berdampak terhadap rendahnya produksi vitamin D dalam tubuh, sebab vitamin D diproduksi dalam tubuh secara alami saat kulit terpapar sinar matahari. Kadar vitamin D yang rendah dapat menyebabkan relaksasi sfingter esofagus, sehingga memungkinkan asam masuk ke kerongkongan, dilansir PharmEasy.

Dampaknya, dengan refluks asam yang semakin parah saat kondisi udara dingin, maka gejala-gejala seperti vertigo, batuk, sensasi globus dan kehilangan pendengaran akan ikut kambuh.

Sekarang kamu tahu, bahwa gejala penyakit influenza ternyata memiliki kesamaan dengan GERD. Untuk memastikannya, pastikan kamu menghindari asumsi tentang penyakitmu, amati awal mula gejala yang kamu alami serta berkonsultasi ke dokter dan menjalani beberapa tes yang dianjurkan oleh dokter.

Sari rachmah hidayat Photo Community Writer Sari rachmah hidayat

pecinta alam

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Arifin Al Alamudi

Berita Terkini Lainnya