Cegah Difteri, Ini Pentingnya Imunisasi untuk Anak Usia Sekolah

Dinkes Binjai siap gelar BIAS pada November

Binjai, IDN Times - Dinas Kesehatan Pemerintah Kota Binjai siap melaksanakan program Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS), pada November 2019 mendatang. Sebelum itu penyuluh kesehatan dari masing-masing Unit Pelaksana Teknis Dinas Pusat Kesehatan Masyarakat (UPTD Puskemas) telah memulai proses sosialisasi dan penyuluhan ke berbagai sekolah dasar (SD).

Seperti halnya sosialisasi dan penyuluhan imunisasi yang dilaksanakan UPTD Puskesmas Binjai Estate di Gedung SDIT Khalisaturhami Kota Binjai, Senin (14/10).

Penyuluh Kesehatan UPTD Puskesmas Binjai Estate, Halimah, mengatakan pentingnya meningkatkan kesadaran dan antusiasme para orangtua murid agar mengikutsertakan anak-anak mereka mengikuti program BIAS. Menurutnya, tujuan dilaksanakannya kegiatan itu tidak lain untuk meningkatkan jumlah resipien (penerima vaksin) penyakit difteri, cacar-rubella, dan tetanus, melalui penyuntikan vaksin MR (Measless Rubella), DT (Diphteria Tetanus), dan TD (Tetanus Diphteria) kepada murid kelas 1 hingga 5 SD.

"Kebetulan target imunisasi kita selama Agustus lalu masih sangat rendah. Hanya sepertiganya saja. Sehingga kita sengaja lakukan sosialisasi dan penyuluhan ini, agar kesadaran para orangtua meningkat," kata Halimah.

1. Kesadaran orangtua imunisasi anaknya masih rendah

Cegah Difteri, Ini Pentingnya Imunisasi untuk Anak Usia SekolahIDN Times/Handoko

Halimah mengakui, sejauh ini kesadaran dan antusiasme para orangtua untuk mengimunisasi anak-anak mereka pada usia sekolah memang relatif masih rendah.

Selain dipicu rendahnya pemahaman dan pengetahuan masyarakat terkait imunisasi dan proses vaksinasi, sejumlah orangtua juga khawatir dan ragu soal keamanan dan kehalalan produk vaksin yang digunakan.

Padahal program imunisasi penting diikuti setiap anak demi meningkatkan imunitas dan mencegah infeksi penyakit menular sejak dini. Apalagi pemerintah juga sudah menjamin keamanan produk vaksin yang digunakan.

"Kenapa anak-anak kita harus diimunisasi secara berkala mulai dari bayi hingga remaja? Sebab virus terus tumbuh dan berkembang. Sehingga vaksin untuk anak juga harus ditambah dosisnya," jelas Halimah.

Sebaliknya dia mengaku heran, karena banyak di antara para orangtua yang menyebut anak mereka cenderung sehat, meskipun tidak pernah mengikuti program imunisasi.

"Kalau saya mengalisis, anak yang sehat walau tanpa diimunisasi itu hanya faktor keberuntungan saja. Karena pada dasarnya si anak sudah terlindungi oleh teman-teman sebayanya yang telah diimunisasi," sebut Halimah.

2. Resipien pengidap sakit kronis tidak disarankan ikut vaksinasi

Cegah Difteri, Ini Pentingnya Imunisasi untuk Anak Usia SekolahIDN Times/Handoko

Meskipun program imunisasi penting diikuti setiap anak, namun Halimah tidak menyarankan vaksinasi bagi resipien dengan riwayat penyakit kronis tertentu, seperti epilepsi dan gagal ginjal, serta alergi terhadap suatu obat.

Sebab jika hal itu tetap dipaksakan, dia khawatir efek samping vaksin yang disuntikan ke tubuh resipen akan berakibat fatal dan berpengaruh negatif pada kondisi kesehatan resipien.

"Jika memang ada orangtua yang tidak bersedia anaknya divaksin karena faktor penyakit yang dideritanya, maka mereka dapat berkonsultasi dengan dokter spesialis anak. Sehingga dapat dicarikan solusi pemberian vaksin yang tepat dan lebih aman," terangnya.

Baca Juga: Mahasiswa Meninggal, Dinkes: KLB Difteri di Fakultas Kedokteran USU 

3. Jaga kebersihan makanan dan lingkungan anak

Cegah Difteri, Ini Pentingnya Imunisasi untuk Anak Usia Sekolahfriesnmore.com

Lebih jauh Halimah turut mengingatkan para orangtua agar memperhatikan sterilitas makanan dan jajanan anak, serta kebersihan lingkungan tempat tinggal dan bermain anak, demi mencegah infeksi penyakit menular, khususnya difteri.

Selain itu dia juga mengimbau masyarakat, terutama para orangtua, agar meminimalisir interaksi dan kontak fisik antara anak dan ibu hamil dengan penderita difteri, demi mencegah infeksi bakteri corynebacterium diphteriae.

"Dapat dikatakan, difteri ini merupakan salah satu penyakit menular paling berbahaya bagi anak, jika tidak ditangani dengan serius. Bahkan Pemerintah telah menetapkan diferi sebagai salah satu sasaran pencegahan utama," ujarnya.

4. Tindaklanjuti KLB difteri di Medan

Cegah Difteri, Ini Pentingnya Imunisasi untuk Anak Usia Sekolahsciencemuseum.org

Dijelaskan Halimah, pencegahan infeksi penyakit difteri pada anak melalui program BIAS merupakan tindaklanjut atas kejadian luar biasa (KLB) di Kota Medan, Sumatera Utara.

Dalam kasus itu, seorang mahasiswi Fakultas Kedokteran USU asal Malaysia, Nurul Arifah Ahmad Ali (20), meninggal dunia pada 21 September 2019 lalu, saat menjalani perawatan di RSUP Adam Malik, akibat suspect difteri.

Pasca kejadian tersebut, Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara segera melakukan Outbreak Response Immunization (ORI) terhadap 290 orang yang sempat berinteraksi atau menjalin kontak fisik dengan korban.

"Di Kota Binjai sendiri, seorang remaja 15 tahun, warga Kelurahan Bakti Karya, Kecamatan Binjai Selatan, dinyatakan suspect difteri. Saat ini dia dirawat di RSUD Dr RM Djoelham," terangnya.

5. Masyarakat diimbau kenali gejala difteri

Cegah Difteri, Ini Pentingnya Imunisasi untuk Anak Usia SekolahANTARA FOTO/M Agung Rajasa

Secara khusus, Halimah turut mengimbau masyarakat, terutama para orangtua, agar mengenali ciri dan gejala penyakit difteri yang menjangkiti anak-anak dan remaja.

Sebab menurutnya, gejala penyakit difteri nyaris sama dengan gelaja flu biasa, meskipun terdapat beberapa perbedaan yang perlu dicermati.

Dalam hal ini, Halimah meminta para oranhtua segera membawa anaknya ke rumah sakit atau puskesmas terdekat, jika si anak mengalami demam, disertai batuk, pilek, sakit tenggorokan, suara parau, hidung ingusan, air liur tidak berhenti keluar, dan munculnya benjolan putih pada tenggorokan.

"Pencegahan difteri penting dilakukan, karena penyakit menular ini tergolong mematikan. Apalagi jika ditemukan satu saja penderitanya, itu sudah tergolong kejadian luar biasa," serunya.

Topik:

  • Doni Hermawan
  • Arifin Al Alamudi

Berita Terkini Lainnya