TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Apakah Kita Benar-Benar Perlu Tidur 8 Jam Setiap Malam?

Lebih baik perhatikan kualitasnya ketimbang kuantitas

Ilustrasi pria tidur (pexels.com/Andera Piacquadio)

Tidur telah lama dianggap sebagai pilar kesehatan yang vital, dengan pandangan umum yang beredar di masyarakat menyatakan bahwa kita semua harus tidur selama 8 jam setiap malam. Namun, apakah pandangan ini masih relevan dan didukung oleh penelitian terkini?

Mari kita merinci hasil penelitian terbaru yang mempertanyakan mitos ini dan mencoba menjawab pertanyaan apakah kita benar-benar memerlukan 8 jam tidur setiap malam. Berikut penjelasannya. 

1. Durasi tidur yang optimal berbeda tiap Individu dan akan berubah seiring waktu

Close Up Bayi Tidur (pexels.com/Dominika Roscley)

Sejumlah penelitian terbaru menyoroti bahwa durasi tidur yang optimal bersifat sangat individual dan dapat berubah sepanjang rentang usia. Menurut National Sleep Foundation, orang dewasa muda umumnya memerlukan 7-9 jam tidur, sementara lansia bisa merasa segar dengan 6-7 jam tidur per malam dan anak-anak membutuhkan lebih banyak waktu tidur yaitu selama 11-14 jam. 

Beberapa kondisi kesehatan tertentu juga dapat mempengaruhi durasi tidur, seperti insomnia dan perubahan hormonal yang terjadi pada wanita selama kehamilan atau menopause juga dapat mempengaruhi pola tidur dan durasi tidur.

2. Kualitas tidur lebih penting dibandingkan kuantitasnya

Ilustrasi wanita tidur (pexels.com/Antoni Shkraba)

Penelitian lebih baru menunjukkan bahwa kualitas tidur mungkin lebih penting daripada kuantitasnya. Mengalami tidur yang tidak terputus dan mencapai tahap tidur yang dalam menjadi faktor kunci dalam menjamin tidur yang benar-benar bermanfaat.

Kualitas tidur mengacu pada seberapa baik Anda tidur selama malam itu. Hal Ini mencakup seberapa cepat Anda tertidur, seberapa sering Anda terbangun selama tidur dan seberapa baik Anda merasa setelah bangun tidur.

Selain itu konsistensi tidur juga dapat menjadi indikator kualitas tidur. Konsistensi tidur mengacu pada kebiasaan tidur yang teratur, termasuk waktu tidur dan bangun yang konsisten setiap hari. Apabila anda punya waktu tidur yang konsisten tiap malam maka anda tidak perlu khawatir terkait kualitas tidur anda.

3. Kurang tidur meningkatkan risiko penyakit

Ilustrasi pria kesulitan berpikir (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Dilansir dari Nature and Science of Sleep, konsekuensi jangka pendek meliputi peningkatan respons terhadap stres, dan gangguan mood, serta defisit memori. Sementara itu, jika anda terus-menerus kurang tidur selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun, hal ini meningkatkan risiko terkena beberapa kondisi, termasuk penyakit kardiovaskular, hipertensi, obesitas, diabetes tipe 2, dan dan gangguan mental.

4. Lebih banyak tidur juga berakibat buruk terhadap kesehatan

Ilustrasi penambahan berat badan (unsplash.com/yunmai)

Dalam beberapa kasus banyak orang kesulitan mendapatkan jumlah waktu tidur yang mereka perlukan agar merasa segar sehingga mereka seringkali tidur lebih lama dari yang dibutuhkan tubuh mereka.

Namun rupanya kelebihan durasi tidur juga dapat meningkatkan risiko penyakit seperti  ditunjukan dalam penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Sleep, menyimpulkan:

''Risiko terjadinya obesitas meningkat pada mereka yang tidur dalam jangka waktu dibandingkan dengan mereka yang tidur dengan durasi rata-rata, dengan peningkatan risiko sebesar 21%''

Writer

Sisilia

Lifelong Learner

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya