TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Apakah Time Bound Shelter Optimal Membantu ODHA? Ini Penjelasannya 

Tujuan akhir dari program ini, ODHA bisa mandiri

IDN Times/Masdalena Napitupulu

Medan, IDN Times- Time Bound Shelter (TBS) merupakan salah satu program dalam bentuk rehabilitasi sosial terhadap Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) melalui pemenuhan kebutuhan tingkat lanjut dan berfokus kepada kebutuhan individu.

"Kebutuhan mereka rehabilitasi di dalam balai itu sebenarnya terbatas. Sehingga kita lakukan assessment penerima manfaat, yang tersedia dalam 3 jenis durasi layanan yaitu 2 minggu, 3 bulan dan 6 bulan, kita lihat sesuai kebutuhan mereka," kata Sumarno Sriwibowo, Kepala Balai Rehabilitasi Sosial ODH “Bahagia” Medan. 

Baca Juga: Jelang Tutup Pendaftaran, KPU Medan Digeruduk Massa Pindah Memilih

1. Peserta yang nantinya sudah di dalam tahap rehabilitasi harus mandiri dan siap untuk ditinggal di asrama

IDN Times/Masdalena Napitupulu

Dengan outreach, penjangkauan atau respon kasus, kemudian ada program komunikasi informasi dan edukasi ke masyarakat.

Adapun syarat penerima TBS ini diantaranya, dengan memenuhi 10 syarat yang tertera di Kementerian Sosial yang diantaranya, sudah positif mengidap HIV dengan surat keterangan, calon penerima memiliki rentang usia 18-59 dan diutamakan dari keluarga yang tidak mampu. 

Selanjutnya, kata Sumarno, calon penerima juga harus memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP), Kartu Keluarga (KK) dan berhubungan dengan BPJS. Serta dilengkapi surat pengantar dari Dinas Sosial, LKS, dan Dinas Kesehatan.

Kemudian, peserta yang nantinya sudah di dalam tahap rehabilitasi harus mandiri dan siap untuk ditinggal di asrama. "Walaupun ada pendamping, mereka harus bisa bertanggung jawab juga," jelasnya.

2. Bagaimana proses seleksi calon penerima?

IDN Times/Masdalena Napitupulu

Menurut Sumarno ada tujuh tahapan untuk program ini dengan beberapa syarat administratif. "Ada tujuh tahapan dan pendekatan awal. Kita memberikan persyaratan dan kita seleksi administratif dan seleksi secara persyaratan teknis. Misalnya dia udah mampu sendiri gak? Kalau nanti dalam keseharian masih membutuhkan pertolongan, berarti belum mandiri," kata Sumarno.

"Di sini dalam keseharian artinya mereka harus mandiri karena di dalam balai mereka melakukan kegiatan sendiri, walau mereka juga ada pendamping tapi kan terbatas. Pendamping hanya ada saat akan konsultasi tapi ketika mereka mau makan atau mandi, mereka harus sendiri," tambahnya.

3. Dengan adanya TBS, optimal gak membantu ODHA?

IDN Times/Masdalena Napitupulu

Sumarno mengatakan, "Ya, dalam TBS, saya pikir ketika mereka betul-betul membutuhkan sebuah rehabilitasi sosial. Karena di akhir rehabilitasi sosial tersebut akan kita berikan stimulan dalam 6 bulan senilai Rp5 juta," katanya.

"Hal itu akan membuat rangsangan pada mereka untuk bekerja dan membuat usaha produktif, bagi saya ini sangat optimal."

Kemudian yang terpenting adalah dukungan dari keluarga dan masyarakat. Selesai rehabilitasi, bagaimanapun mereka akan dikembalikan ke keluarga dan masyarakat.

4. Tujuan akhir dari program ini, ODHA bisa mandiri

IDN Times/Masdalena Napitupulu

Tujuan akhir dari program ini, bukan mereka bisa masuk ke balai, sebenarnya masuk ke balai hanya alternatif terakhir bagi mereka.

"Tujuan akhirnya adalah mereka bisa mandiri," kata Sumarno.

Harapan dari adanya TBS ini, secara keseluruhan bisa memberikan kemandirian dan peningkatan di kapabilitas sosial ODHA.

5. Keluarga juga harus bisa memahami dan menerima keberadaan ODHA

IDN Times/Masdalena Napitupulu

Di sini, keluarga juga harus bisa memahami dan menerima keberadaan ODHA, karena bagaimana pun juga hidup yang sebenarnya adalah di kehidupan keluarga dan masyarakat.

"Support dari masyarakat sangat penting ketika mereka mengalami sebuah penurunan semangat, mereka harus memberikan semangat yang lebih kepada ODHA," pungkas Sumarno.

Baca Juga: [EKSKLUSIF] Melly Goeslaw Ceritakan Proses Hijrah, Semua karena Allah

Berita Terkini Lainnya