Kebutuhan Telekonsultasi Kesehatan Melonjak saat Pandemik
Alasan Rey hadirkan fitur telekonsultasi optimalkan gawai
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Medan, IDN Times - Salah satu sisi positif pada masyarakat di masa pandemik COVID-19 yakni adanya kebiasaan menggunakan, dan mengoptimalkan perangkat gawai untuk melancarkan aktivitas sehari-hari yang serba terbatas. Pemanfaatan gawai ini untuk mendapatkan layanan kesehatan, seperti layanan konsultasi online dengan dokter (telekonsultasi).
Kebutuhan akan telekonsultasi melonjak saat pandemik, seiring dengan pemberlakuan PPKM yang masih berlangsung sampai saat ini. Hal inilah disebabkan keterbatasan mengakses fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) demi menghindari penyebaran virus COVID-19.
Salah satu solusi untuk menolong pasien agar dapat segera mendapatkan solusi atas keluhan rasa sakitnya adalah telekonsultasi karena dokter dapat segera memberikan pertolongan bagi pasien dengan gejala ringan. Pasien tidak perlu harus mengantri ke fasyankes. Rey salah satu yang kini menyediakan telekonsultasi kesehatan dengan dokter-dokter profesional.
Baca Juga: Ini Tantangan Perluasan Digitalisasi Layanan Kesehatan Program JKN-KIS
1. Dokter sebagai garda terdepan menyehatkan masyarakat
Dokter dan para tenaga kesehatan telah menjadi garda terdepan, dan kunci dalam penanganan COVID-19. Namun, upaya para tenaga kesehatan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dan membantu penyembuhan kerap menghadapi kendala.
Di antaranya, penyebaran jumlah tenaga kesehatan yang tak merata dan infrastruktur fasyankes yang tak memadai ini membuat sebagian masyarakat merasa semakin
sulit mendapatkan pengobatan.
Ditambah lagi masih banyak masyarakat yang tidak patuh pada protokol kesehatan sehingga permasalahan penularan COVID-19 tidak kunjung usai.
Tantangan dunia medis terutama saat pandemik diungkapkan oleh Spesialis Penyakit Dalam Siloam Hospitals, dr. Jeff (dr Jeffri Aloys Gunawan, Sp.PD). Layanan kesehatan yang berkualitas telah menjadi kebutuhan penting dalam masyarakat. Tapi kondisi dan jumlah fasyankes tidak sebanding dengan jumlah pasien yang meningkat.
“Terjadi banyak antrian pasien untuk berkonsultasi dengan dokter, melakukan terapi, dan mengambil obat rujukan dokter. Ada saja pasien yang harus mengantri panjang untuk CT Scan hingga berbulan-bulan karena keterbatasan biaya," ucapnya.
"Bahkan ada yang harus bolak-balik untuk mengambil obat ke rumah sakit karena jangka waktu pemberian resep obat yang diberikan terlalu lama. Padahal, dengan bolak balik ke rumah sakit dalam situasi pandemi akan menyebabkan kelelahan yang menyebabkan imun turun dan berpotensi terinfeksi COVID-19,” sebut dr. Jeff yang aktif membagikan pengetahuan medis dan kesehatan di sosial media.
Baca Juga: 12 Aplikasi Konsultasi Kesehatan Mental Terbaik di Indonesia