2. Protein Lunak

ilustrasi protein (unsplash.com/Caroline Attwood)

Walaupun protein hewani tidak mengandung serat, jenis makanan yang mengandung protein tetap sulit dicerna pencernaan jika teksturnya keras, sulit dikunyah, dan tinggi lemak. Protein lembut umumnya mudah dicerna, teksturnya halus dan mudah dikunyah, serta lebih basah. Protein lembut dapat ditemukan pada telur, ikan putih, tahu, daging giling rendah lemak, keju dan yogurt.

Sumber protein nabati seperti selai kacang, tempe dan tahu juga direkomendasikan bagi penderita perut sensitif sebagai pilihan makanan yang bernutrisi tinggi dan sangat ditoleransi pencernaan. Selain itu, tempe dan tahu adalah bahan makanan yang kaya akan probiotik yang bermanfaat untuk meningkatkan kesehatan usus dan kekebalan tubuh. Probiotik membantu menjaga keseimbangan mikrobiota atau bakteri baik dalam usus yang penting untuk pencernaan yang sehat.

Baca Juga: Resep Bistik Ayam Krispi yang Praktis, Nikmatnya Tiada Tara!

3. Buah-buahan yang sudah dikupas

ilustrasi buah-buahan (pexels.com/Julia Zolotova)

Umumnya buah-buahan segar mengandung serat yang tinggi dan lebih sulit dicerna. Terutama buah-buahan yang tidak dikupas sebelum dikonsumsi. Kulit buah mengandung serat yang sangat tinggi, seperti apel, pir, mangga, pisang, kiwi, blueberry, raspberry, dan pepaya. Untuk mengurangi risiko sakit perut, cobalah untuk mengonsumsi buah-buahan dengan mengupas kulitnya terlebih dahulu.

Selain itu, buah kaleng juga merupakan jenis makanan yang mudah dicerna, karena secara teknis sudah melalui proses pengolahan seperti pasteurisasi dan sterilisasi. Kedua proses ini membantu memecah serat dan struktur seluler buah, membuatnya menjadi lebih lembut dan mudah dicerna. Jika khawatir akan kandungan gula pada buah kaleng, pilihlah produk yang mengandung jus alami atau air, serta hindari produk yang mengandung sirup.

4. Sayur-sayuran yang sudah dimasak

ilustrasi salad (pexels.com/Dana Tentis)

Sama halnya dengan buah-buahan segar, sayuran segar juga lebih sulit dicerna karena tingginya kandungan serat. Namun, jika melalui proses pematangan seperti ditumis atau direbus, tekstur sayuran akan menjadi lunak, sehingga lebih mudah dicerna. Hal ini dikarenakan pada proses memasak sayuran, dinding sel tumbuhan pada sayur akan hancur dan komponennya lebih mudah dicerna enzim pencernaan.

Selain itu, proses memasak sayuran juga dapat mengurangi kandungan gas pada sayur-sayuran seperti pada kubis, brokoli, atau kacang-kacangan, sehingga lebih nyaman bagi perut sensitif. Beberapa jenis sayuran juga mengandung zat anti-nutrisi seperti asam nitrat, dengan proses memasak dapat mengurangi kadar anti-nutrisi ini, sehingga pencernaan menjadi lebih efektif.

5. Sup dan Puree

ilustrasi puree (pexels.com/ Foodie Factor )

Penyajian makanan sangat mempengaruhi daya cernanya dalam sistem pencernaan. Bentuk pengolahan makanan seperti menghaluskan tekstur dengan blender, sama sekali tidak merubah kandungan gizi dalam bahan makanan, dan justru membuatnya lebih lembut bagi sistem pencernaan. Seperti misalnya wortel yang dimasak dan dihaluskan menjadi sup lembut dapat dengan mudah dicerna oleh perut, bahkan membutuhkan lebih sedikit energi dalam proses mengunyah di mulut.

Tekstur makanan yang lembut membantu mengurangi tekanan pada lambung dan usus, sehingga mengurangi risiko iritasi dan rasa tidak nyaman. Pengolahan bahan makanan menjadi sup atau puree juga mengurangi kandungan serat pada bahan makanan. Selain itu, konsistensinya yang cair juga memudahkan penyerapan dalam pencernaan. Sup juga secara alami mengandung lebih banyak air, sehingga dapat membantu tubuh tetap terhidrasi dan melicinkan pencernaan.

Membuat catatan makanan dan gejala juga dapat membantu mengenali makanan yang memicu masalah pencernaan. Dengan mengetahui pola ini, kamu dapat lebih mudah mengelola diet sehari-hari.

Baca Juga: Resep Mie Soba Kuah Kaldu Dashi, Makanan Jepang Homemade