Medan, IDN Times- Dali No Horbo merupakan kuliner khas daerah Batak yang telah lama ada dan diwariskan secara turun-temurun. Makanan otentik budaya Batak ini menyajikan susu yang dibekukan dengan dimasak secara tradisional tanpa bantuan bahan kimia.
Masyarakat seringkali menyamakan makanan ini dengan keju karena tekstur dan juga proses pembuatan yang mirip. Simak informasinya di sini!
Dalam tatanan bahasa Batak, "Dali” mempunyai makna susu dan “Horbo” berarti kerbau. Pada awalnya, mengolah Dali No Horbo merupakan sebuah tradisi yang sudah dijalankan oleh para leluhur suku Batak. Makanan otentik suku Batak ini umumnya dihidangkan tanpa nasi, ataupun dihidangkan dengan makanan khas lain.
Jika ingin menikmati makanan ini. Kamu bisa menemuinya di beberapa kawasan pasar tradisional di seluruh Sumatra Utara, terutama di daerah sekitar Danau Toba.
Termasuk di daerah Parapat, Tarutung, Balige, Porsea hingga Pulau Samosir. Makanan khas satu ini juga banyak ditemui di rumah makan. Dali ini dibanderol mulai Rp15 ribu hingga Rp25 ribu.
Keju dan olahan susu lainnya dikenal sebagai pangan dengan kandungan gizi tinggi, begitupun dengan Dali No Horbo. Dalam menyajikannya, kamu bisa mengolah dengan rempah khas, seperti jahe, andaliman, kunyit, cabai , bawang merah dan bawang putih. Perpaduan rempah-rempah ini akan memberikan khasiat lebih dibanding olahan susu pada umumnya.
Selain kandungan gizi yang tinggi, proses pengolahan Dali menggunakan metode tradisional yang sederhana. Hal ini menjadikan sajian khas Batak ini memiliki nilai tambah karena terjamin dampaknya untuk kesehatan, dan juga memiliki segudang manfaat yang tidak ada dalam olahan susu lain.
Budaya penyajian Dali ini adalah bisa langsung dikonsumsi, namun akan lebih nikmat disajikan dengan bumbu arsik yang khas, dengan rempah Andaliman otentik dari tanah Batak.
Dali No Horbo menjadi satu lagi warisan kuliner nusantara yang menarik. Perpaduan keju dengan rempah-rempah memberikan sensasi tersendiri yang otentik.