Nasi kucing merupakan salah satu makanan khas dari Yogyakarta, Solo dan Semarang. Dulunya nasi kucing ini dijual dengan cara berkeliling, namun sekarang sudah banyak dijual di Angkringan. Angkringan atau hik sendiri merupakan warung kecil yang berlokasi di pinggiran jalan.
Nasi kucing sengaja dibuat dengan porsi kecil, karena menyesuaikan dengan kemampuan beli masyarakat saat itu. Uniknya nasi kucing sudah ada sejak jama kerajaan lho. Tentunya dulunya nasi ini sangat berarti bagi masyarakat kecil, karena digunakan untuk bertahan hidup.
Nama nasi kucing sendiri baru muncul sekitar tahun 1980, meskipun sudah ada sejak zaman kerajaan. Keunikannya tidak hanya karena porsinya yang kecil namun juga karena harganya yang murah meriah. Dulunya, nasi kucing hanya berupa 3 sendok makan nasi dengan secuil ikan bandeng dan sambal.
Sekarang jenis lauknya pun beragam, mulai dari ikan teri, tempe orek, ayam ataupun jeroan. Namun, meskipun dengan berbagai lauk yang ada nasi kucing tetap mempertahankan porsinya, yaitu “porsi kucing”. Sehingga, sekarang para penikmat nasi kucing biasanya menyantapnya dengan lauk sundukan yang disediakan di angkringan.