Lontong Gulai Paku Andeh Khas Minang Obati Rindu Kampung Halaman

Lontong paku tidak hanya dapat ditemui di bulan Ramadan. Setiap harinya Lontong Paku Andeh buka mulai pukul 16.00 hingga malam hari.

Namun, di bulan puasa tampak para pengunjung sudah antre di gerai Lontong Paku Andeh karena bisa menjadi pilihan menu berbuka puasa.

Imel selaku pedagang Lontong Paku Andeh mengatakan, usaha keluarga ini telah berjalan puluhan tahun lamanya.

Usaha lontong Andeh ini berawal dari dapur ke dapur, nama pemilik usaha ini adalah ibu Musni. Ia bisa menjual 7 kg Lontong per harinya untuk di hari biasa.S edangkan di bulan Ramadan, Imel mengatakan lontong bisa terjual sebanyak 9 hingga 10 kg per hari.

Menu-menu yang ditawarkan cukup beragam. Ada lontong Padang dengan gulai pakis dan nangka, lontong gado-gado khusus di hari Sabtu, dan Mie hun. 

Makanan khas Padang tak hanya lontong paku yang ditawarkan disini, ada juga menu lain seperti sala bulek yang bisa dinikmati dengan dicampur ke kuah lontong atau gado-gado. Jadi terasa lebih pas di lidah.

Untuk lontong gado-gado ini bedanya ada pecal padang, bumbu kacang yang dibuat dengan resep bumbu khas, dan diaduk pakai santan kelapa.

"Jadi ada salbu atau sala bule, juga ada gado-gadk biasa kami sebutnya yang khas di lidah orang Padang, kalo menu lain ada risol dan aneka gorengan juga," jelas Imel.

Harganya yang cukup terjangkau ini bisa mencakup semua kalangan mulai dari harga lontong hanya Rp7 ribu per porsinya, dan jika ditambah telur Rp11 ribu, sedangkan untuk gado-gado harganya Rp10 ribu per porsi.

Imel mengatakan bahwa, selain sebagai usaha keluarga, mereka juga mempertahankan citarasa Minang di Medan.

Ternyata, lontong paku Andeh ini bisa menjadi obat kerinduan pulang kampung bagi para perantau di Kota Medan ini ke asalnya Sumatera Barat.

"Banyak juga yang beli karena memang rindu sama masakan Minang," ungkapnya.