Nasi Ayam Asen, Kuliner Legendaris Medan yang Eksis Sejak 1968 

Kini diwariskan ke generasi ke-2

Medan, IDN Times - Kota Medan memang tak dapat dipungkiri kaya akan kuliner. Untuk menyantap ragam sajian rasa khasnya di setiap sudut kota yang tiada tara. Berbagai kuliner legendaris juga dapat ditemui, mulai dari lontong, soto, sate hingga warung Kkpi dan lainnya membuat lidah bergoyang.

Lidah memang tak bisa bohong, begitulah kalimat yang tepat buat salah satu tempat kuliner legend satu ini. Tempat resto ini bernama Nasi Ayam Asen, dengan berbagai rasa ciri khasnya.

Along, salah seorang owner Nasi Ayam Asen mengatakan, resto yang dijalankan olehnya berdiri sejak tahun 1968, yang artinya sudah berjalan 52 tahun dimulai saat membuka stand depan ruko-ruko.

“Sebenarnya ini dari orangtua, saya generasi ke 2. Awalnya orang tua itu memulainya berdiri di tahun 1968, dulunya cuma di stand biasa diruko. Jadi, berpindah-pindah tempat juga sih,” ucap Along kepada IDN Times beberapa waktu lalu.

1. Saat ini Nasi Ayam Asen berkonsep modern

Nasi Ayam Asen, Kuliner Legendaris Medan yang Eksis Sejak 1968 Nasi Ayam Asen (Dok.IDN Times/istimewa)

Menurutnya, Nasi Ayam Asen pertama kali dibuka seperti tempat kios makan biasa atau warteg (warung tegal) yang berada di jalan Selat Panjang kota Medan, dan berpindah ke jalan Surabaya. Ia merupakan generasi ke-2, mengubah tempat yang menjadikan Nasi Ayam Asen berkonsep modern.

“Dari awalnya selat panjang, habis itu kita di jalan Surabaya Medan. Dari situ kita juga ada buka beberapa cabang, terus di generasi kedua saya ini sekarang zaman sudah berubah dan orang suka nongkrong begitupun kita tetap mempertahankan menu-menu legenda kita dan tambah menu baru. Kita juga mengikuti tren yaitu menjual kopi,” jelasnya.

Baca Juga: Enak dan Unik! Ini Nih Resep Membuat Bubur Memek Khas Aceh

2. 20 tahun silam, resep warisan mulai berkembang di tangannya

Nasi Ayam Asen, Kuliner Legendaris Medan yang Eksis Sejak 1968 Nasi Ayam Asen (Dok.IDN Times/istimewa)

Ia juga menambahkan, nama Nasi Ayam Asen tak memiliki arti khusus. Namun, Asen merupakan nama orangtuanya. Sudah 20 tahun dirinya mengakui untuk membantu orangtua, sehingga mengembangkan resto tersebut ia berinisiatif untuk membuat sesuai perkembangan zaman.

“Untuk nama itu nama orangtua, kita ikuti saja dan itu resep warisan. Sudah 20 tahun saya ikut membantu orangtua, terus disitu kita berpikir untuk mengikuti perkembangan jaman,” ungkapnya.

3. Ciri khas sajian ayam goreng dipotong untuk mudah menikmati makanan

Nasi Ayam Asen, Kuliner Legendaris Medan yang Eksis Sejak 1968 Nasi Ayam Asen (Dok.IDN Times/istimewa)

Dirinya juga mengatakan alasan resto hanya menjual nasi ayam, dikarenakan nasi ayam itu makanan sehari-hari yang banyak disukai oleh orang. Selain itu, ciri khas Nasi Ayam Asen saat disajikan telah dipotong-potong, sehingga mempermudah penikmat ayam untuk menyantapnya.

“Ciri khas kita di ayam goreng ya, jadi ayam kita itu rasa bumbunya itu meresap kesemua, setiap gigitannya itu tetap ada rasa ciri khas dari rasa kita dan lebih ke rasa jahe. Kita disini sudah berkembang menunya dari nasi ayam dan nasi tim,” tuturnya.

“Untuk nasinya kita buat tidak lengket. Kalau porsinya kita mengkikuti standar, kalau minat banyak orang. Disini makanannya halal, jadi kita disini gak ada pork (babi). Semenjak dibuka di jalan S. Parman kita buka halal, kalau yang lain ada,” ujarnya.

Baca Juga: Cocok untuk Sarapan! Cara Membuat Soto Ayam yang Lezat dan Praktis

Topik:

  • Doni Hermawan
  • Arifin Al Alamudi

Berita Terkini Lainnya