Pelataran Difabel Bangun Kepercayaan Diri untuk Berwirausaha

Orang berkebutuhan khusus juga bisa berwirausaha, lho!

Medan, IDN Times - Beragam kafe memang sudah menjamur diberbagai Kota, khususnya Kota Medan. Namun, ada yang berbeda dari kafe yang diberi nama Pelataran Difabel.

Tempat ini merupakan Gallery dan Cafe Pelataran Difabel yang menjadi wadah untuk orang-orang berkebutuhan khusus. Berlokasi di Jalan Karya Kasih nomor 26 B, Pangkalan Masyhur, Kecamatan Medan Johor, Kota Medan. Buka mulai pukul 09.00 WIB sampai dengan 22.00 WIB.

Pelataran Difabel ini diinisiasi oleh Yayasan Khadijah Sharaswaty Indonesia (KSI) dan bermitra dengan Dinas Sosial Provinsi Sumatera Utara, memberi kesempatan disabilitas guna mengembangkan kepercayaan diri dan keahlian dalam berwirausaha.

Sudah diresmikan pada 3 September 2023 dan grand opening Bulan Oktober 2023.

1. Pelataran Difabel bertujuan meningkatkan keterampilan dalam berwirausaha

Pelataran Difabel Bangun Kepercayaan Diri untuk BerwirausahaPelataran Difabel di Medan (IDN Times/Indah Permata Sari)

Pemimpin Yayasan KSI, Sri Dewi F Natadiningrat menjelaskan dibentuknya Pelataran Difabel ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dalam berwirausaha pada anak disabilitas.

Dalam perjalanan membangun Pelataran Difabel ini berawal sejak tahun 2020, dengan program inkubasi Difabel Preneur (UMKM).

“Jadi di program inkubasi itu mulai dari teori, praktik, pendampingan produksi, pemasaran sampai modal kerja (bukan dalam bentuk uang). Diberi semuanya itu, sesuai dengan minat mereka sebagai syaratnya dan tidak boleh menerima bantuan dari yang lain,” jelas Dewi.

Lanjutnya, awal pertama inkubasi para peserta terdiri dari Sekolah Luar Biasa (SLB). Selanjutnya, melakukan roadshow.

2. Hal paling penting untuk disabilitas adalah menumbuhkan rasa kepercayaan diri

Pelataran Difabel Bangun Kepercayaan Diri untuk BerwirausahaPelataran Difabel di Medan (IDN Times/Indah Permata Sari)

Menurut Dewi, hal yang paling penting bagi para disabilitas adalah menumbuhkan rasa kepercayaan diri mereka.

“Karena tujuan kita adalah memandirikan mereka. Jadi, kalau mereka mau mandiri otomatis mereka harus bisa afirmasi diri dulu. Jadi disini anak-anak harus percaya diri mengatakan saya tuli, saya buta, saya gak punya tangan, saya gak punya kaki. Mereka harus percaya diri dulu,” kata Dewi yang dianggap sebagai ibu di Pelataran Difabel.

Selain diminta untuk Percaya Diri, anak-anak yang ada di Pelataran Difabel juga diajarkan untuk berkarya.

“Mereka magang disini, dan saya harus berbesar hati. Jika nanti, mereka siap dapat yang lebih baik atau yang lebih besar kasih mereka uang saku. Disini pokoknya mereka belajar. Kita mengikuti apa yang mereka mau,” jelasnya.

“Tugas kita sebagai yang normal jangan lupa untuk apresiasi dan jangan pelit untuk bilang terimakasih,” tambahnya.

3. Diharapkan pengunjung membuang sampah sendiri

Pelataran Difabel Bangun Kepercayaan Diri untuk BerwirausahaPelataran Difabel di Medan (IDN Times/Indah Permata Sari)

Sebagai catatan bagi para pengunjung di Pelataran Difabel, diharapkan untuk bisa membuang sampah pada tempatnya.

“Semua teman-teman yang mau buat acara disini, saya cuma minta mereka siapkan plastik sampah saja. Karena saya gak mau anak-anak saya disini jadi tukang kutip (bersihkan) sampah,” tegas Dewi.

Dewi menambahkan selama bersama anak-anak berkebutuhan khusus memiliki momen yang berkesan. “Kita pakai cinta disini. Anak-anak itu cinta sama saya, itu sudah cukup,” tutupnya.

Saat ini ada 10 orang yang tinggal di Pelataran Difabel dari usia 18 tahun sampai 20-an tahun, terdiri dari tuna daksa dan rungu. Mereka belajar barista, kasir, hingga pelayanan kafe.

Untuk yang singgah yakni ada tuna netra 1 orang, downsydrome 5 hingga 7 orang, dan tuna daksa 1 orang.

Topik:

  • Arifin Al Alamudi

Berita Terkini Lainnya