Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App

Medan, IDN Times – Suara lantunan ayat suci Alquran mulai terdengar menjelang waktu salat Ashar di Masjid Raya Al Mashun, Rabu (8/5). Para jemaah lantas bersiap untuk melaksanakan salat berjamaah.

Ada tiga orang anak yang sedari tadi duduk di dekat sebuah ruangan dengan asap mengepul. Tepatnya di sisi sayap kiri masjid. Ketiganya menenteng wadah berupa mangkok dan piring. Padahal waktu masih menunjukkan pukul 15.00 WIB.

Di tengah-tengah asap, tiga orang sibuk memegang sendok pengaduk. Tangannya tampak lihai mengaduk racikan bubur sop khas Melayu di dalam jelanga tembaga di atas tungku api.

Bubur sop selalu menjadi buruan para jemaah di kala Ramadan. Makanya mereka rela mengantri untuk merasakan sensasi berbuka dengan bubur yang dikenal menjadi makanan khas Raja-Raja Melayu.

1. Bubur sop diracik oleh koki yang sudah sepuh dan berpengalaman

Aroma rempah yang cukup kuat hinggap ke hidung dari jarak sepuluh meter dari dapur. Memancing siapapun yang menciumnya.

Azan Ashar pun tiba, koki yang memasak di dalam dapur menyempatkan diri untuk salat secara bergantian. Beberapa lainnya lainnya menjaga api dan mengaduk bubur supaya tanak. Warga sekitar dan pendatang pun sudah meletakkan wadah masing-masing di depan dapur.

Para koki yang bekerja memasak bubur sop sudah berpengalaman. Di antaranya bahkan sudah berumur sepuh. Ilmu memasak bubur sop konon terus diturunkan ke generasi-generasi berikutnya.

2. Usai Ashar jadi momen rebutan bubur raja

Editorial Team

Tonton lebih seru di