TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pakat, Lalapan Tradisional Khas Mandailing Primadona saat Ramadan

Dalam sehari bisa terjual 700 hingga 1.000 batang pakat

Pedagang Pakat yang berjualan di Jl. S.M Raja Kota Medan (IDN Times/Indah Permata Sari)

Medan, IDN Times - Pakat adalah makanan yang terbuat dari pucuk muda sejenis rontan. Makanan ini menjadi primadona saat Ramadan, sering dijadikan lalapan oleh warga.

Seorang pedagang Pakat bernama Amin Hasibuan mulai berjualan pakat tahun 2006, sudah 18 tahun lamanya.

Tahun lalu, Amin mengatakan bisa menjual pakat paling sedikit mencapai 700 batang sampai dengan 1.000 batang.

“Biasanya paling sedikit 700 batang dapat,”ucapnya.

1. Satu porsi pakat Rp15ribu sudah sama sambal

Pedagang Pakat yang berjualan di Jl. S.M Raja Kota Medan (IDN Times/Indah Permata Sari)

Pengambilan pakat, Amin mengakui sudah ada tempatnya di Medan yang asalnya juga dari Mandailing.

Untuk harga jual pakat ini, ditawarkan 1 batang Rp5ribu dan beli 3 batang menjadi Rp10ribu. Namun, harga ini belum termasuk bumbunya yang bervariasi Rp5ribu, Rp8ribu dan Rp10ribu.

“Beda lagi kalau seporsi itu Rp15ribu udah sama bumbunya,” ucap Amin.

2. Ada tiga sambal yang ditawarkan dan paling diminati adalah sambal tuktuk

3 jenis sambal untuk lalapan pakat (IDN Times/Indah Permata Sari)

Menikmati lalapan pakat ini lebih lezat jika diberi bumbu yang telah disediakan dengan 3 macam aneka ciri khas Mandailing salah satunya sambal tuktuk berisi ikan yang dicampur cabai merah dengan khas Mandailing. Sambal ini menjadi paling banyak diminati oleh pembeli.

“Sambal tuktuk paling banyak diminati pembeli,” katanya.

Berita Terkini Lainnya