Anna Konsisten Jadi Vegan untuk Kesehatan Tubuh dan Bumi
Berbagi tips untuk pemula, bagaimana menjadi seorang vegan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Medan, IDN Times - Menjadi vegan sudah menjadi prinsip Anna. Dia bercerita bagaimana proses hingga menjadi vegan seutuhnya. Saat ini Anna juga menjabat sebagai Ketua Indonesia Vegetarian Society (IVS) Sumut.
Tidak terasa, sudah 30 tahun dia menjadi seorang vegan. Bermula pada saat usianya masih 27 tahun. Anna mengatakan alasan awalnya memilih menjadi vegan karena dorongan spiritual. Dia berprinsip tidak ingin menyakiti makhluk hidup lain.
"Artinya saya lega untuk makan sesuatu diisi piring tidak ada pembunuhan. Tapi setelah itu, saya baru menyadari selain di spiritual ternyata manfaat lain sangat banyak," kata Anna, Kamis (19/10/2023).
Dia juga menyadari, menjadi seorang vegan juga memiliki manfaat kesehatan. Terlebih berkontribusi pada lingkungan hidup yang dimulai dari isi piring.
Anna berbagi cerita dengan IDN Times tentang pengalamannya selama menjadi vegan. Simak guys...
1. Dulunya Anna gemar memakan seafood
Anna mengatakan bahwa dirinya dulu sangat menyukai seafood sebelum memilih untuk menjadi seorang vegan.
“Saya ini doyan seafood, sebelum saya belajar untuk menajdi vegetarian. Saya pernah berpikir bahwa bodoh sekali kalau gak makan daging karena enak. Tapi akhirnya saya sudah memahami yang didasari dengan niat tentang kebenaran bahwa dibalik daging itu banyak penyiksaan,” ucap Anna.
“Saya mulai belajar, disitu awalnya saya makan capcai tidak makan udangnya dulu. Contohnya sop kambing saya tidak makan daging kambingnya tapi saya masih minum kuahnya,” tambahnya.
Kemudian, Anna secara perlahan tidak memakan daging lagi. Hingga dia hanya memakan nasi dan sayuran saja. Namun, masih doyan telur saat itu masih menjadi vegetarian.
“Bisa telur saya konsumsi 2 butir dua sampai 3 kali dalam seminggu. Lalu, saya merasa takjub saat merasakan makanan yang sama rasanya dengan daging yaitu sate nabati,” jelasnya.
Saat memakan sate nabati, dia merasakan nikmat yang sama dengan daging. Padahal hanya terbuat dari gluten (tepung). Namun, yang membuat enak adalah bumbunya.