TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Harga Saham Turun, Ini 3 Langkah yang Bisa Dilakukan Investor 

Waktunya menjual atau membeli?

unsplash.com/Stephen Dawson

Medan, IDN Times- Berinvestasi saham tidak selamanya menunjukkan tren kenaikan alias menghasilkan cuan sepanjang waktu. Terkadang ada kalanya pergerakan harga suatu saham dapat berfluktuasi atau mengalami naik dan turun secara signifikan.

Kepala Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia (BEI) Provinsi Sumatra Utara, Pintor Nasution mengatakan salah satu situasi yang kerap membuat para investor saham panik adalah ketika harga suatu saham turun karena berbagai faktor.

Sementara itu, variabel yang dapat menyebabkan penurunan harga saham yang signifikan adalah ketika pasar modal global sedang mengalami koreksi dan berdampak pada penurunan harga di pasar saham domestik.

“Dalam kondisi seperti ini, investor perlu mempertimbangkan sejumlah langkah yang perlu diambil, khususnya hal-hal yang bisa memicu kerugian signifikan,” ujarnya, Sabtu (25/3/2023).

Baca Juga: Perbedaan Investasi Emas Perhiasan dan Batangan, Mana Lebih Untung?

1. Berusahalah untuk tetap tenang dan jangan panik

Ilustrasi Grafik Penurunan (IDN Times/Arief Rahmat)

Dikatakan Pintor, ada tiga hal yang dapat dilakukan investor dalam menghadapi penurunan saham pada investasi saham. Yang pertama, tidak panik ketika harga saham yang ada dalam portofolio mengalami potential loss atau harga sahamnya lebih rendah ketimbang harga saham saat investor membelinya.

Apalagi jika harga saham terus merosot. Berusahalah untuk tetap tenang dan jangan panik. Kepanikan bisa memicu pengambilan keputusan yang tergesa-gesa, seperti menjual sekaligus semua saham yang merosot tersebut. Keputusan yang didasarkan pada emosi panik seringkali berbuah kerugian besar.

"Ketika seorang investor sedang mengalami situasi tersebut, investor dapat mencari alternatif lain dalam memitigasi kerugian lebih besar ke depan. Investor dapat melakukan evaluasi terkait kondisi keuangan saham perusahaan yang dimiliki," ujarnya.

Jika berdasarkan analisis yang dilakukan kondisi keuangan perusahaan masih cenderung optimis, investor dapat mempertimbangkan untuk mempertahankan saham emiten tersebut.

2. Investor bisa memutuskan untuk mengoleksi saham-saham yang sudah tergolong murah

Ilustrasi Penurunan Harga Saham (IDN Times/Arief Rahmat)

Lebih lanjut, kata Pintor, investor juga bisa memutuskan untuk mengoleksi saham-saham yang sudah tergolong murah atau ketika harga saham tersebut sedang mengalami penurunan. Metode investasi ini bisa diaplikasikan diikuti dengan pertimbangan kinerja keuangan dan prospek bisnis perusahaan di masa depan.

Dengan demikian, hal ini juga berpotensi membawa harga saham yang sebelumnya turun, kembali naik jika situasi pasar global dan domestik ikut membaik. Di sisi lain, ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi harga saham.

Saham suatu perusahaan bisa saja turun harganya karena kondisi ekonomi sedang tidak bagus, padahal secara keseluruhan kondisi perusahaannya masih sangat bagus. Saham perusahaan yang kondisi keuangannya masih baik inilah yang menjadi sasaran investor.

"Perusahaan dengan kondisi keuangan yang sehat, pengelolaan yang kredibel, serta proyeksi yang bagus di masa mendatang, memiliki potensi saham yang menjanjikan. Jika membeli saat harganya sedang turun, investor bisa memperoleh imbal yang lebih besar di masa depan," ucap Pintor.

Baca Juga: Wajib Tahu! Ini Cara Investasi Emas yang Aman

Berita Terkini Lainnya