Harga Kedelai Meroket, Pengusaha Tempe Terancam Gulung Tikar

KPPU ingatkan pengusaha kedelai tidak bermain harga

Medan, IDN Times – Harga komoditas kedelai masih sangat tinggi di pasaran. Kondisi ini berdampak signifikan kepada para pengusaha tahu dan tempe. Tak sedikit yang menyiasati untuk mengurangi ukuran produksi hingga ada yang terancam gulung tikar.

Harga kedelai yang terus meroket membuat para pengusaha tempe dan tahu gelisah. Seperti yang dirasakan Widodo, pengusaha tempe di Kelurahan Tanjung Sari, Kecamatan Medan Selayang, Kota Medan.

Sebelum harga naik, Widodo biasanya memproduksi 70 hingga 80 Kg kedelai yang dicetak menjadi 300 sampai 350 tempe ragam ukuran.

“Saat ini cuma berani produksi 25 hingga 30 kilogram kedelai karena harganya juga naik. Ini saya gak tahu, bisa bertahan atau enggak kalo harganya terus naik,” ucap Widodo.

Harga kedelai sebelum terjadi kenaikan berada di angka Rp6.500 per Kg. Saat ini harganya sudah menyentuh angka Rp9.300 per Kg.

1. Omzet pengusaha tempe anjlok sampai 50 persen

Harga Kedelai Meroket, Pengusaha Tempe Terancam Gulung TikarPerajin tempe mencetak tempe di tempat produksi, Wonocolo, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (3/1/2021). Naiknya harga kedelai dari harga Rp7.000 per kilogram menjadi Rp9.300 per kilogram memaksa sejumlah perajin tempe menyiasatinya dengan menaikkan harga jual tempe (ANTARA FOTO/Didik Suhartono)

Kondisi ini  membuat omzet Widodo dan pengusaha lainnya anjlok. Bahkan omzet Widodo sudah anjlok hingga 50 persen.

Jika biasanya omsetnya mencapai Rp1,1 juta per hari, saat ini Widodo hanya bisa mendapat separuhnya. Bahkan bisa di bawahnya.

“Apalagi karena corona ini, penjualan berkurang, omset juga turun hingga 50 persen.  Sekarang dapat penghasilan Rp400 Ribu aja susah,” keluhnya.

Baca Juga: Tahu Tempe Langka, Mentan Genjot Produksi Kedelai dalam 200 Hari

2. Gagal panen jadi alasan meroketnya harga

Harga Kedelai Meroket, Pengusaha Tempe Terancam Gulung TikarDok.Pribadi/Nurul Astuti

Komisi Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU) melakukan pengecekan harga kacang kedelai yang meroket dengan dibandrol berkisaran Rp 9.600 hingga Rp 10 ribu per kilogram. Pengecekan harga tersebut, dengan mendatangi gudang importir kacang kedelai di kawasan Mabar, Kecamatan Medan Deli, Kota Medan, Sumatera Utara, Rabu (6/1/2021).

Ramli Simanjuntak, Kepala Kanwil I KPPU  mengatakan dari gudang itu kedelai dijual dengan harga Rp8.550 per Kg. Kedelai itu merupakan impor dari Amerika Serikat dan Argentina.

Dari pengakuan importir, meroketnya harga dipicu oleh gagal panen di negara asal. "Untuk kebutuhan kacang kedelai di Sumut sebesar ‎58 ribu ton per tahun. Saat ini, pasokan cukup dan dijadwalkan tanggal 14 Januari 2021, akan masuk lagi pasokan," sebut Ramli.

Ramli menyebutkan bahwa China juga membeli dengan jumlah besar kacang kedelai. Hal ini, juga memicu stok komoditas pangan di tanah air, termasuk di Sumut. Kondisi ini juga memicu kenaikan komoditas lainnya.

3. KPPU ultimatum pengusaha jangan permainkan harga

Harga Kedelai Meroket, Pengusaha Tempe Terancam Gulung TikarPekerja memproduksi tempe di Bekasi, Jawa Barat, Minggu (3/1/2020). Sejumlah produsen tahu dan tempe kembali berproduksi setelah sebelumnya melakukan aksi mogok selama tiga hari karena harga kedelai di pasaran yang naik dari harga Rp 7.000 per kilogram menjadi Rp.9.000 per kilogram. (ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah)

Ramli juga mengingatkan supaya importir, distributor,agen hingg pedagang supaya tidak melakukan persekongkolan harga. Kondisi ini akan memicu kenaikan harga yang lebih tinggi lagi.

"(Saat ini) Belum ada, tapi akan telisik se-Indonesia di masing-masing wilayah oleh KPPU. Kita mau lihat juga alur pendistribusian harga. Apa ada persengkongkolan harga atau tidak.‎ Diharapakan terhadap importir lain tidak mempermaikan harga dan pasokan. Kemudian, para distributor dibawah importir tidak melakukan kesepakatan-kesepakan harga (persengkongkolan) dan pasokan atau menahan pasokan," jelas Ramli.

KPPU tengah melakukan penelusuran harga dari tingkat importir hingga pedagang di pasar. Ramli mengatakan untuk mengetahui ada atau tidak persengkongkolan terhadap harga jual kacang kedelai tersebut.

‎"Kita telusuri sama distributor dibawah importir. Karena harga di gudang Rp8.550 per kilogram. dugaannya (persengkongkolan) gimana harga distributor. ini perlu kita cek. Tapi, jauh kali beda harga di gudang sama di pasar. Nanti kita cek distributor. Makanya saya bilang jagan main harga dan pasokan para distributor‎," tegas Ramli.

Untuk memenuhi pasokan kacang kedelai dan menjaga harga tetap stabil, KPPU menyarankan kepada Pemerintah Provinsi Sumut dan Pemerintah Kabupaten/Kota untuk memproduksi pertanian kacang kedelai. ‎

Sebelumnya Kementerian Perdagangan mencatat faktor utama penyebab kenaikan harga kedelai dunia adalah lonjakan permintaan kedelai dari China kepada AS selaku eksportir kedelai terbesar dunia. Pada Desember 2020 permintaan kedelai China naik dua kali lipat, yaitu dari 15 juta ton menjadi 30 juta ton.

Hal ini mengakibatkan berkurangnya kontainer di beberapa pelabuhan AS seperti di Los Angeles, Long Beach, dan Savannah sehingga terjadi hambatan pasokan terhadap negara importir kedelai lain termasuk Indonesia.

Baca Juga: 6 Jenis Tempe Selain Tempe Kedelai, Sudah Mencoba yang Mana Saja Nih?

Topik:

  • Doni Hermawan

Berita Terkini Lainnya