Intip Usaha Pembuatan Lengkong Milik Ramli, Omzet Naik saat Ramadan

Sudah 12 tahun Ramli membuat usaha rumahan lengkong

Medan, IDN Times - Lengkong atau dikenal juga dengan nama cincau hitam adalah salah satu bahan campuran dalam minuman yang tentunya menyegarkan. Apalagi pada bulan Ramadan ini banyak dicari-cari untuk siap dinikmati dengan es.

Lengkong atau cincau hitam adalah sejenis gel berwarna hitam kecoklatan dan banyak digunakan sebagai campuran pada minuman maupun makanan pencuci mulut. Lengkong ini biasanya dipotong bentuk dadu atau diserut dengan alat khusus agar tampilannya semakin menarik dan ditambahkan dengan potongan buah atau bahan minuman lainnya yang tentunya mengundang selera.

Namun, banyak orang tahu bagaimana proses pembuatannya dari mulai pengolahan hingga menjadi lengkong yang siap santap.

Berikut IDN Times rangkum pembuatan hingga omzet yang diterima oleh pemilik usaha rumahan tersebut.

1. Terbuat dari daun lengkong kering yang di ekstraksi melalui proses perebusan

Intip Usaha Pembuatan Lengkong Milik Ramli, Omzet Naik saat RamadanSuasana proses pembuatan lengkong (IDN Times/Indah Permata Sari)

Cincau atau lengkong hitam sering digunakan campuran olahan berbagai jenis makanan dan minuman memang sudah tak asing lagi di lidah masyarakat. Bahkan, lengkong ini sering banyak dicari untuk menyegarkan tenggorokan saat berbuka puasa. Selain enak, harganya juga terjangkau atau murah.

Proses pembuatan lengkong ini tidak segampang memakannya, bahkan ditunggu sampai seharian.

Di Sumatra Utara, tepatnya di Jalan Suryahaji, Tembung, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang ada usaha rumahan yang telah 12 tahun lamanya memproduksi lengkong, dengan kegigihannya bersama karyawan membuat perajin ini meraup omzet hingga puluhan juta rupiah saat bulan Ramadan.

Pemilik usaha lengkong bernama Muhammad Ramli menjelaskan bahwa, lengkong hitam ini terbuat dari daun lengkong kering yang diekstraksi melalui proses perebusan dalam waktu sekitar 4 jam. Sebelumnya dicuci terlebih dahulu hingga bersih.

“Direbus hingga mendidih sehingga keluar sari getahnya kita diamkan selama sehari. Kemudian kita saring dan kita ambil saripatinya,” ucapnya.

Proses selanjutnya setelah perebusan akan menghasilkan getah dari daun tersebut dan proses penyaringan. Setelahnya, akan dicampur dengan bahan baku berupa tepung dan setelahnya membutuhkan waktu sekitar 20 menit untuk proses memasukkan kedalam cetakan. Setelah itu barulah di diamkan hingga menjadi bentuk gel dan siap diedarkan.

Baca Juga: RM Sarang Semut, Menikmati Makan di Tepi Sungai dengan Menu Nusantara

2. Dalam 1 drum dibutuhkan daun 12 kg, tepung tapioka dan sagu 6-7 kg sehingga bisa hasilkan 200 tepek

Intip Usaha Pembuatan Lengkong Milik Ramli, Omzet Naik saat RamadanSuasana proses pembuatan lengkong (IDN Times/Indah Permata Sari)

Untuk pembuatannya, Ramli menjelaskan dalam 1 drum dibutuhkan daun 12 kg, tepung tapioka dan sagu 6 hingga 7kg sehingga bisa hasilkan 200 tepek.

Biasanya, olahan lengkong hitam ini dapat memproduksi 1.500 tepek dalam sekali pembuatan. Dibantu dengan beberapa karyawan, lengkong buatannya laris manis dipasaran mengingat masyarakat Kota Medan dan Deli Serdang sangat gemar mengkonsumsi lengkong.

Namun, jika dibandingkan tahun sebelumnya, saat bulan Ramadan omzet Ramli menjual lengkong menurun sekitar 50 persen. “Gak seperti bulan puasa sebelumnya. Dua Minggu puasa ini saja sudah agak menurun,” katanya.

Ramli mengatakan tak mengetahui penyebabnya apa hingga minat masyarakat menurun membeli lengkong.

Sedangkan di hari biasa, Ramli mengatakan bisa memproduksi hingga 500 tepek. Ada hari-hari tertentu bisa meningkat, seperti di hari Jumat Sabtu dan Minggu bisa 2 ribuan tepek lengkong diproduksi.

Harga jual dari Ramli ke agen bisa Rp3.500, dan untuk eceran Rp5 ribu perpotongan dengan sistem jualnya melakukan order terlebih dahulu.

“Sistem kita kalau ada yang order kita buat, karena lengkong ini gak tahan lama. Paling lama 3 hari,” jelasnya.

3. Untuk bahan baku yang dipakai biasa pasokan dari wilayah Binjai dan Berastagi khususnya daun

Intip Usaha Pembuatan Lengkong Milik Ramli, Omzet Naik saat RamadanSuasana proses pembuatan lengkong (IDN Times/Indah Permata Sari)

Ramli mengatakan untuk bahan baku yang dipakai biasa pasokan dari wilayah Binjai dan Berastagi khususnya daun. Menurutnya, ada dua jenis daun yang dipasoknya yakni dari Binjai bernama daun lengkong dan dari Berastagi yakni daun gunung.

Selain daun juga ada tepung tapioka dan tepung sagu sebagai campurannya untuk pembuatan lengkong.

Ramli mengakui bahwa, lengkong buatannya ini bisa tahan sampai 3 hari karena tanpa formalin atau bahan pengawet serta dibuat secara transparan. Sehingga masyarakat yang ingin membeli juga bisa langsung melihat proses pembuatan tersebut.

“Lengkong itu asli memang khas warna hitam karena dari daunnya, bukan ada zat pewarna hitam,” tutur Ramli.

Selama 12 tahun memproduksi lengkong, Ramli mengatakan harga bahan-bahan semakin melonjak.

“Dulu harga daun lengkong Rp8 ribu sekarang Rp20 ribuan. Belum lagi tepungnya kan," jelasnya.

Lengkong Ramli sudah ada dijual di beberapa pasar Kota Medan. Yakni di Pasar Gambir ada 3 tempat, Pasar Sukaramai 2 tempat, Pasar Simpang limun 1 tempat, Pasar Halat 1 tempat, Pasar Bakti ada 1 tempat, Pasar Mandala 1 tempat hingga ke Pasar Panyabungan.

Baca Juga: Pakat, Lalapan Tradisional Khas Mandailing Primadona saat Ramadan

Topik:

  • Doni Hermawan

Berita Terkini Lainnya