Harga Beras Melambung, Pelaku Industri Kuliner akan Terjepit

Kenaikan harga beras diprediksi temporer

Medan, IDN Times - Kenaikan harga beras yang terjadi saat ini sangat berdampak beras kepada seluruh masyarakat. Apalagi yang menjalani bisnis Food and Beverage (FnB) atau kuliner. Hal ini dikatakan Pengamat Ekonomi Wahyu Ario.

“Kalau harga beras naik itu akan memicu inflasi, karena beras itu kebutuhan pokok dan biasanya kebutuhan dan di dalam pengubahan inflasi. Jadi ketika beras naik bukan hanya rumah tangga saja yang terdampak tapi juga pelaku usaha terutama rumah makan atau industri yang menggunakan beras. Karena harga semakin meningkat,” ucapnya Wahyu kepada IDN Times, Sabtu (24/2/2024).

1. Diharapkan pelaku usaha kuliner tidak naikkan harga

Harga Beras Melambung, Pelaku Industri Kuliner akan TerjepitIlustrasi stok beras Perum Bulog Kanwil Lampung. (IDN Times/Tama Yudha Wiguna).

Dia berharap kepada pelaku usaha rumah makan ataupun usaha kuliner ini tidak menaikkan harga jual karena menjadi efektivitas multiplayer.

“Kita berharap itu tidak dilakukan,” ucapnya.

Dikatakan Wahyu, jika dilihat musim panen belum merata, karena cuaca saat ini.

“Ditingkat domestik pun ketersediaan atau produksi berasnya masih belum optimal karena panen yang tidak merata,” jelas Wahyu.

Baca Juga: Beras Mahal, Pasar Murah Harus Tepat Sasaran

2. Kenaikan harga beras diprediksi temporer

Harga Beras Melambung, Pelaku Industri Kuliner akan TerjepitInin Nastain IDN Times/ warga belanja beras pada pasar murah

Kenaikan harga beras ini diprediski temporer (sementara atau tidak permanen), sampai panen yang seharusnya di Februari.

“Tapi karena ada pergeseran mungkin bulan depan atau Maret sudah mulai normal. Tapi nanti ketika musim kemarau lagi, apalagi El Nino, juga semakin lama ini akan naik lagi. Yang penting tadi, pemerintah bisa memprediksi berapa kebutuhan dan stoknya agar kemudian tidak menajdi kekurangan pasokan di masyarakat. Karena Bulog intervensi terus untuk beras medium.

Bagi masyarakat mampu kenaikan harga beras ini dinilai tidak begitu dampak, tapi bagi masyarakat yang kurang mampu kenaikan seribu saja bagi mereka sudah memberatkan.

3. Wahyu mengingat beragam jenis bahan pokok yang bisa dikonsumsi pada zaman dahulu

Harga Beras Melambung, Pelaku Industri Kuliner akan TerjepitGudang Bulog Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Diimbau, masyarakat bisa difasilitasi pangan, agar tidak tergantung beras. Meskipun ini tidak mudah, mengingat pada zaman dahulu negara Indonesia memakan beragam jenis bahan pokok.

“Karena susah makannya beras campur jagung jadi nasi jagung. Jadi kalau bisa ini untuk variasi sekali boleh, artinya supaya tidak bergantung dengan nasi terus. Kebutuhan nasi juga agar bisa dikontrol,” kata Wahyu.

“Jadi memang perlu juga karena kita punya kekayaan dari nenek moyang kita bahwa pangan itu tidak hanya padi atau beras. Ini seperti kembali aja lagi apakah dipopulerkan kembali supaya anak-anak juga terbiasa. Selama ini mereka tidak pernah merasakan karena tidak pernah disediakan. Jangan anggap bahwa itu menajdi barang yang istilahnya interior barang yang dianggap lain dan kembali ke zaman dulu dan terkaget. Ya jangan bahwa kecukupan gizi apakah bagus karena jagung itu,” pungkasnya.

Baca Juga: 600 Ribu Ton Beras Impor Segera Masuk RI

Topik:

  • Doni Hermawan

Berita Terkini Lainnya