Tak Jijik, Nurul Manfaatkan Maggot Jadi Lahan Bisnis

Maggot punya banyak manfaat bagi kehidupan

Medan, IDN Times – Belakangan ini, isu seputar perubahan iklim dan pemanasan global berembus cukup kencang. Banyak orang dan lembaga kemasyarakatan mencari cara untuk mengurangi dampak pemanasan global. Salah satunya adalah dengan membudidaya maggot berskala besar atau dalam skala rumahan. Sebab maggot memiliki manfaat yang telah teruji secara scientific dalam memberikan kontribusi terhadap lingkungan.

Maggot adalah larva dari lalat tentara hitam (black soldier fly). Bentuknya seperti ulat atau biasa disebut dengan belatung. Tubuh maggot berwarna cokelat kehitam-hitaman. Jika melihat banyak maggot bergerak-gerak, mungkin sebagian besar Sobat Milenial akan merasa geli dan jijik. Tapi siapa sangka? Di samping sentimen orang-orang yang jijik terhadap maggot, ternyata hewan satu ini memiliki banyak sekali manfaat, lho! Berikut ulasannya.

1. Mengurangi limbah organik yang menyumbang gas metana

Tak Jijik, Nurul Manfaatkan Maggot Jadi Lahan BisnisKondisi makanan maggot (IDN Times/Fariz Fardianto)

Nurul Ramadhan selaku yang memanfaatkan maggot sebagai bisnis yang ia jalankan, menuturkan jika hewan tersebut memiliki kontribusi yang sangat besar dalam mengurangi pemanasan global.

“Maggot bisa mengurangi sampah organik. Karena makanan mereka salah satunya adalah sisa makanan kita. Seperti nasi, buah-buahan, atau makanan kadaluwarsa. Zat limbah organik, kan, salah satu penyumbang gas metana yang mengakibatkan pemanasan global. Nah, selain mengurangi limbah, Maggot ini juga punya kontribusi kepada lingkungan,” ujar Nurul.

 Ia juga menambahkan jika hal tersebut bermanfaat bagi rumah tangga. Ketika bingung ingin membuang limbah rumah tangganya ke mana.

“Ketika kita memiliki limbah rumah tangga seperti nasi, sayur-sayur basi, atau makanan kadaluwarsa, kita bisa ngasih ke maggot. Jadi bayangkan saja, kita bisa membudidaya maggot dan tak perlu repot-repot membelikan makanannya. Karena dia bisa makan apapun sisa makanan kita, kecuali tulang,” tambah perempuan berusia 21 tahun itu.

Baca Juga: Asian Agri Gelar Pelatihan Budidaya Maggot dan Azolla

2. Memiliki kandungan protein yang tinggi

Tak Jijik, Nurul Manfaatkan Maggot Jadi Lahan BisnisMengelola maggot berskala rumahan (IDN Times/Eko Agus Herianto)

Selain berkontribusi aktif dalam menjaga lingkungan dari pemanasan global, hewan bernama maggot ini juga memiliki manfaat lain yang begitu besar. Maggot memiliki kandungan protein mencapai 40-45 persen dari berat keringnya, kemudian mengandung lemak 35 persen, kalsium sebanyak 5 persen, bahkan mineral.

Hal tersebutlah yang membuat maggot sangat cocok untuk dimanfaatkan sebagai makanan hewan-hewan ternak. Maggot akan diolah dan digiling menjadi pelet.

“Maggot bisa dimanfaatkan untuk pakan ternak. Untuk obat-obatan juga bisa. Di bidang kesehatan biasanya dijadikan sebagai kapsul obat sebab maggot mengandung zat yang bermanfaat. Sementara di peternakan digunakan sebagai pakan, baik diolah secara langsung atau dijadikan pelet. Bahkan ada juga inovasi terbaru yaitu maggot yang dijadikan minyak, pakan kucing, dan pakan anjing,” bebernya.

3. Bisa menjadi komoditas bisnis yang menjanjikan

Tak Jijik, Nurul Manfaatkan Maggot Jadi Lahan BisnisProduk pakan hewan yang bersumber dari maggot (instagram.com/maggot_store_medan)

Karena memiliki kandungan gizi yang baik, maggot banyak dimanfaatkan oleh orang-orang sebagai komoditas bisnisnya, tak terkecuali Nurul. Bersama teman-temannya Nurul membudidaya maggot sendiri untuk mereka tetaskan dan pada akhirnya menjadi bahan baku dari pelet dan pakan kucing yang mereka jual.

“Kalau pelet, kami menggunakan metode campur dengan tepung jagung, dedak, dan kedelai untuk pengikatnya. Maggotnya kami cuci dahulu, setelah itu kami siram air panas dan panggang menggunakan oven agar kering. Setelah dikeringkan baru digiling. Alasan mengapa kami keringkan terlebih dahulu karena sebagai langkah mengurangi resiko cepat berjamur,” ungkap owner Maggot Store Medan itu.

Nurul mendorong masyarakat agar dapat memanfaatkan maggot sebagai komoditas bisnisnya. Selain membantu mengurangi efek pemanasan global, pembudidaya juga akan mendapatkan untung dari produk yang bakal dijualnya.

“Kami juga menyediakan produk untuk makanan kucing. Kami mengolah maggot dengan campuran dedak, tepung jagung, taurin, premix, CmC, bahkan kami juga kasih kaldu sebagai pengikat aroma dari produk supaya disukai kucing. Siapa tahu Sobat Milenial tertarik dengan budidaya dan pemanfaatan maggot, kalian juga bisa beli produk kita untuk kucing kesayangan dan hewan ternak kalian,” tambahnya.

4. Kiat membudidaya maggot berskala rumahan

Tak Jijik, Nurul Manfaatkan Maggot Jadi Lahan BisnisOlahan pakan peliharaan yang sumbernya dari maggot (instagram.com/maggot_store_medan)

Kepada IDN Times, Nurul membeberkan cara merawat maggot berskala rumahan, baik digunakan sebagai pakan ternak, dijual dan diolah menjadi pelet, bahkan ditetaskan.

Sebagai langkah awal, Nurul menyarankan agar beli bibit maggot kepada pembudidaya. Ia merekomendasikan untuk memulai dalam skala kecil terlebih dahulu dengan membeli 10-20 gram. Harga telur sebelum menetas menjadi maggot cukup terjangkau, sekitar Rp5.000-6.000 pergramnya.

“Saran saya beli 10 gram. Telurnya soalnya kecil-kecil dan 10 gram juga sudah banyak sekali. telurnya ini mirip seperti telur lalat hijau. Nanti kita tetaskan sendiri,” ujarnya.

Nurul berpendapat jika merawat maggot gampang. Pertama adalah tahap penetasan. Maggot ini 8 hari pertama setelah penetasan hanya perlu dikasih media yang mudah dimakan. Seperti nasi, ataupun dedak dan pelet yang dihancurkan menjadi bubur. Kemudian telurnya diletakkan di atas wadah tersebut. Setelah itu maggot akan menetas sendiri selama 8 hari. Dan mereka akan makan makanan yang kita beri.

“Selalu dipantau, awas ada semut. Setelah 8 hari, pindahkan maggot ke biopon pembesaran termasuk kasih makan sampah-sampah organik. Masa panen maggot sendiri, sih, saat usianya 18 hari. Itu sudah bisa dipanen,” ungkap Nurul.

5. Jangan jijik saat membudidaya maggot yang kaya manfaat

Tak Jijik, Nurul Manfaatkan Maggot Jadi Lahan BisnisMaggot yang siap panen (IDN Times/Eko Agus Herianto)

Saat ini, banyak digalakkan kampanye untuk masyarakat agar dapat mengelola apapun berskala rumahan. Masyarakat yang punya limbah rumah tangga seperti nasi basi, buah busuk, dan limbah organik lainnya, diupayakan untuk membudidaya maggot agar dapat memberi keuntungan.

“Contoh kecilnya kita budidaya maggot sambil budidaya lele. Lelenya cuma di dalam bak dan di atasnya itu ada box maggot. Salah satu program dan gagasan yang visioner ini. menurut saya sangat efektif dan bagus untuk dikembangkan. Masyarakat juga bisa mengelola sampah mereka secara mandiri di rumah dan dapat menjadi ladang bisnis juga,” kata Nurul.

“Semoga ke depannya orang-orang jangan banyak jijik atau geli melihat maggot. Karena maggot ini kaya manfaat. Bisa untuk membantu mengatasi perubahan iklim dengan mengurangi limbah dan gas metana, bisa dimanfaatkan sebagai pakan ternak, bahkan kandungan gizinya juga lebih bagus menggunakan maggot daripada pelet lain. Sayang kali jika menilai maggot dari tampilannya aja. Manfaatnya padahal banyak,” pungkasnya.

Baca Juga: Menelusuri Tempat Bersejarah di Medan bersama Medan Good Guide

Topik:

  • Doni Hermawan

Berita Terkini Lainnya