Kulit Lumpia Produksi Siantar Mampu Raup Omzet Rp12 Juta Sehari

Permintaan meningkat 50 persen saat Ramadan

Pematangsiantar, IDN Times - Kulit lumpia merupakan pembungkus untuk membuat lumpia yang berbahan dasar dari tepung, air, garam, dan telur. Kulit lumpia biasa digunakan untuk membuat lumpia basah atau lumpia goreng.

Biasanya kulit lumpia juga digunakan sebagai kulit makanan, seperti gorengan, martabak tahu dan pisang coklat.

Di Kota Siantar tepatnya Jalan Silomangi, Kecamatan Siantar Marihat, terdapat pembuatan kulit lumpia produksi rumahan. Harianto Wibowo, pemilik produksi kulit lampia yang diberi label Dandy Abadi.

1. Dandy Abadi pertama kali memproduksi kulit lumpiah tahun 2014

Kulit Lumpia Produksi Siantar Mampu Raup Omzet Rp12 Juta SehariIDN Times/Gideon Aritonang

Harianto Wibowo yang ditemui di sela-sela kesibukannya, Selasa (14/5), menceritakan awal berdiri rumah produksi kulit lumpia miliknya dari menantu yang tinggal di Pulau Jawa. Menantunya itu, kata Harianto, juga memiliki rumah produksi kulit lumpiah.

"Sudah 5 tahun ini berproduksi. Menantu sya juga punya rumah produksi, terus saya berpikir kalau di Siantar itu belum ada yang seperti ini. Kenapa tidak dicoba saja. Dan Alhamdulillah berjalan sampai sekarang," jelasnya.

Baca Juga: Ricky Iskandar, Mengolah Limbah Jadi Pernak-pernik Ramadan dan Lebaran

2. Memberdayakan masyarakat sekitar sebagai pekerja

Kulit Lumpia Produksi Siantar Mampu Raup Omzet Rp12 Juta SehariIDN Times/Gideon Aritonang

Sedikitnya 20 orang pekerja membantu Harianto dalam pembuatan kulit lumpia. Seluruh pekerja merupakan tetangga sekitar rumahnya, mulai anak muda sampai ibu-ibu.

Tugas mereka pun beragam. Jika anak muda bertugas membuat kulit lumpia dari adonan sampai jadi, ibu-ibu lebih ke persiapan kulit lumpia untuk dipasarkan.

"Jadi kan beda-beda tugasnya ini. Ibu-ibu itu membungkusi kulit lumpia yang sudah digoreng tadi," ucapnya.

Untuk upah, Harianto mengaku memberikan sesuai pekerjaan yang diselesaikan pekerja nya. Khusus pekerja yang membuat kulit lumpia sejak dari adonan, Harianto memberi upah Rp60 ribu per karung tepung.

"Biasanya itu rata-rata dua karung per hari. Kalau yang membungkus itu, Rp150 per bungkus," ujarnya.

 

3. Permintaan kulit lumpia di bulan Ramadan meningkat hingga 50 persen

Kulit Lumpia Produksi Siantar Mampu Raup Omzet Rp12 Juta SehariIDN Times/Gideon Aritonang

Pada hari biasa, pemesanan kulit lumpia yang diproduksi 'Dandy Abadi' mampu menjual 1500 hingga 2000 bungkus per hari. Khusus di bulan Ramadan, Harianto mengaku mendapat peningkatan pesanan hingga 50 persen.

"Kalau Ramadan itu 3000 sampai 4000 bungkus per hari. Per bungkus nya itu isinya 30 lembar,"katanya.

Kulit lumpiah yang diproduksi 'Dandy Abadi' hanya mampu bertahan 3 hari sejak pembungkusan. Hal itu kata Harianto dikarenakan bahan dasar alami tanpa embel-embel lain.

"Bahan dasar nya itu tepung, air dan garam. Jadi hanya bisa bertahan 3 hari saja," harapnya.

4. Penjualan hingga ke wilayah Sumut lainnya

Kulit Lumpia Produksi Siantar Mampu Raup Omzet Rp12 Juta Sehari

Saat di bulan Ramadan ini, permintaan pesanan kulit lumpia yang datang kepada mereka didominasi dari luar kota. Di Kota Siantar sendiri, Harianto lebih memasarkan ke pedagang di pasar untuk dijual kembali.

"Ada ke Binjai, Langkat, Indrapura, Kota Pinang. Kalau yang bisa kita jangkau, kita antar sendiri. Kalau tidak bisa, dipaketkan," tuturnya.

Meskipun bahan dasar harganya beranjak naik, namun kulit lumpia yang dijual Harianto tetap di angka Rp4 ribu per bungkus. Jika ditotal, omzet kulit lumpia 'Dandy Abadi' mencapai Rp12 juta per hari.

"Tapi kalau bersihnya sekitaran Rp9 juta lah per hari. Karena masih membeli bahan dan alat-alat," pungkasnya.

Baca Juga: Safari Ramadan, Pemko Siantar Beri Rp50 Juta untuk Pembangunan Masjid

Topik:

  • Doni Hermawan

Berita Terkini Lainnya