Cerita Pasutri Suhari dan Sri, Sembilan Tahun Membangun Usaha Fotokopi

Semakin berkembang dengan pinjaman modal dari BRI

Medan, IDN Times- Suhari Yamadansyah (42) dan istrinya Sri Mulyani Lubis (38) tampak sibuk. Dibantu dua karyawannya, pasangan suami istri (pasutri) itu melayani permintaan konsumen. Mulai dari fotokopi berkas hingga permintaan cetak pas foto.

Naila Fotocopy jadi tempat yang biasanya dituju warga Jalan Marelan V, Kelurahan Rengas Pulau, Kecamatan Medan Marelan dan sekitarnya untuk keperluan fotokopi berkas maupun mencari alat-alat keperluan sekolah hingga kantor.

Sudah lebih 9 tahun, pasutri itu merintis usaha tersebut. Jatuh bangun pun sudah mereka alami hingga kini usaha fotokopi yang diambil dari nama anak mereka itu survive dan berkembang.

1. Sama-sama pernah bekerja di dunia fotokopi

Cerita Pasutri Suhari dan Sri, Sembilan Tahun Membangun Usaha FotokopiSuhari, pemilik usaha Naila Fotocopy (IDN Times/Doni Hermawan)

Ingatan Sri melayang ke 9 tahun lalu, tepatnya tahun 2014. Saat itu dirinya dan sang suami memilih usaha fotokopi karena memang sebelumnya sama-sama bekerja di bidang tersebut.

"Saya dulu pernah jadi operator fotokopi. Kalau suami saya teknisi mesin fotokopi. Jadinya matching, akhirnya pada tahun 2014 itu kami mulai buka usaha fotokopi kecil-kecilan," kata Sri memulai perbincangan dengan IDN Times, Sabtu (13/5/2023). 

Merintis usaha tentu tak mudah. Dengan modal tabungan yang mereka punya, pasutri ini pun mantap melangkah untuk memulai usaha ini.

"Dimulai dari menyewa dulu. Ada ruko satu pintu di Marelan ini juga. Modal sekitar Rp30-an juta. Dulu suami karena sudah punya link di fotokopi jadi dapat barang-barang grosir dan mesinnya ada walaupun bekas, tinggal cari tempatnya saja. Awalnya cuma satu mesin," beber Sri.

Diakui Sri awalnya memang tak mudah. Tapi berkat kesabaran dan layanan yang mereka berikan, perlahan mereka mendapatkan pelanggan.

"Awalnya sempat putus asa, karena memang masih penyesuaian. Namanya juga merintis. Tapi gak lama, setelah beberapa bulan mulai dapat pelanggan. Ditambah kita ramah dengan orang," kata Ibu satu anak itu.

Saat itu sang suami, Suhari memang masih jual beli mesin fotokopi bekas. Jadi meski dapat mesin fotokopi bekas, masih bisa direkondisikan.

"Rata-rata yang dijual memang rekondisi. Mesin pertama kita adalah mesin manual. Dulu orang heran kenapa masih pakai manual, Canon NP 6650. Sementara zamannya sudah digital. Tapi memang mesinnya bandel," bebernya.

Baca Juga: Dari Kedai Grosir, Siti Hajar Kini Menikmati Untung Jadi Agen BRILink

2. Mulai kembangkan usaha dengan pinjaman modal dari BRI

Cerita Pasutri Suhari dan Sri, Sembilan Tahun Membangun Usaha FotokopiUsaha Naila Fotocopy di Kecamatan Medan Marelan (IDN Times/Doni Hermawan)

Naila Fotocopy beroperasi mulai pukul 08.00 WIB hingga malam hari pukul 22.00 WIB. Pelanggan Naila Fotocopy pun berasal dari berbagai kalangan. Mulai dari anak sekolah hingga karyawan kantoran. Perlahan pendapatan mereka pun meningkat. 

Dengan usaha yang mulai tumbuh, Suhari dan Sri mulai berpikir mengembangkan usahanya. Namun tentu butuh modal yang tidak sedikit. Terutama untuk menambah mesin fotokopi.

Akhirnya mereka mendapat tawaran peminjaman modal dari Bank Rakyat Indonesia (BRI). Modal itu pun digunakan untuk menambah barang-barang di toko hingga membeli mesin.

"Dapat pinjaman dari BRI. Dari situ mulai mengembangkan usaha. Sekarang ini Alhamdulillah sudah ada tiga mesin fotokopi digital sekarang. Selain itu juga menambah alat-alat kantor. Sampai sekarang pinjaman ini masih berjalan," kata Suhari.

Selain itu dari yang awalnya menyewa, mereka kini sudah punya toko sendiri yang  sekaligus jadi tempat tinggal mereka.

Sembari membuka usaha fotokopi mereka juga ditawari agen BRILink sejak 2019 lalu. Mulai dari menerima layanan transfer uang, isi pulsa, token dan pascabayar serta transaksi lainnya tersedia.

"Transaksi kecil-kecilan saja, fokusnya tetap di fotokopi. Tapi lumayanlah untuk menambah pemasukan," tambahnya.

3. Sempat terkena dampak COVID-19, ke depan ingin kembangkan diri dengan mesin cetak foto

Cerita Pasutri Suhari dan Sri, Sembilan Tahun Membangun Usaha FotokopiUsaha Naila Fotocopy di Kecamatan Medan Marelan (IDN Times/Doni Hermawan)

Namun kondisi COVID-19 sempat memukul usaha mereka. Karena aktivitas sekolah hingga perkantoran berubah menjadi online

"Sempat terasa juga waktu COVID-19, apalagi anak sekolah libur. Kantor juga tutup. Otomatis kami juga sepi. Syukurnya sekarang sudah normal lagi aktivitasnya," ungkap Suhari.

Di zaman serba digital ini, Suhari optimis bisnis fotocopi akan tetap eksis dan dibutuhkan. Meskipun sudah banyak perusahaan memberlakukan paperless. Misalnya untuk lamaran kerja langsung ke email.  "Saya pikir fotokopi akan terus dibutuhkan, saya masih yakin," tambahnya.

Ke depan, Suhari dan Sri berencana mengembangkan lagi usahanya. Salah satunya keinginan mempunya mesin cetak foto sendiri.

"Rencananya ke arah sana. Jadi bisa cetak foto besar berwarna, kalender dan lain-lain. Sejauh ini baru berani menerima pas foto memang alatnya gak ada," pungkas Suhari.

Sementara itu Faiza (15), salah satu pelanggan mengatakan selalu berbelanja alat keperluan sekolah di Nayla Fotocopy. Hal itu karena dekat dari rumahnya.

"Selain itu juga lengkap karena mulai dari buku tulis sampai untuk cetak foto. Fotokopi juga sering di sini kalau ada tugas," ucap Faiza yang sebelumnya bersekolah di SMP Al Munnadi Medan Marelan.

Baca Juga: Melipir ke Tengah, Ada Promo Makan dan Minum Pakai BRI 

Topik:

  • Doni Hermawan

Berita Terkini Lainnya