Transformasi SPMT Bisa Dirasakan Sejak Masuk Pintu Gerbang

SMPT terapkan transformasi di 32 pelabuhan seluruh Indonesia

Medan, IDN Times - Tanggal 1 Oktober 2021 Presiden Joko Widodo meresmikan penggabungan BUMN Kepelabuhan Indonesia menjadi PT Pelabuhan Indonesia (Persero). Sejak saat itu tidak ada lagi yang namanya Pelindo I, Pelindo II, Pelindo III, dan Pelindo IV.

Berubah menjadi empat subholding yaitu Pelindo Multi Terminal (SPMT), Pelindo Terminal Petikemas (SPTP), Pelindo Solusi Logistik (SPSL), dan Pelindo Jasa Maritim (SPJM). Tujuannya untuk mewujudkan Pelindo sebagai Indonesia’s Integrated Maritime Ecosystem. Harapannya mampu mengubah bisnis konvensional di masing-masing wilayah Pelindo I-IV menjadi Lean Business Model.

Direktur Operasi PT Pelindo Multi Terminal (SPMT) Arif Rusman Yulianto membeberkan dari hasil merger ini, SPMT kebagian tugas untuk layanan kepelabuhan pada pengelolaan terminal nonpetikemas seperti terminal curah cair, curah kering, multipurpose, hingga terminal kendaraan. Per Februari 2024, SMPT sudah mengelola 32 pelabuhan, 3 anak perusahaan, dan mengoperasikan 462 peralatan.

“Layanan operasional dalam komoditas nonpetikemas ini cukup banyak, di antaranya ada Berthing Activities, Yard Activities, Gate Activities mencakup kegiatan Gate In dan Get Out dan lain sebagainya,” ujar Arif Rusman Yulianto saat Media Sharing Session di Aria Centra Hotel Surabaya, Jawa Timur, Senin (5/2/2024).

Transformasi SPMT Bisa Dirasakan Sejak Masuk Pintu GerbangAktivitas di Pintu Gerbang SPMT Branch Belawan Medan, Selasa (28/5/2024) sore. Gate SPMT Belawan kini sudah menerapkan teknologi digital sebagai bagian dari PTOS-M (IDN Times/Arifin Al Alamudi)

Pantauan IDN Times di SPMT Branch Belawan dan Branch Jamrud Nilam Mirah, yang paling menarik adalah Gate Activities. Ketika masih di bawah pengelolaan Pelindo I, Terminal BICT, Terminal Curah Kering dan Cair kerap dipadati truk. Tak jarang truk parkir berhari-hari menunggu kapal tiba dan melakukan bongkar muat. Di era transformasi Pelindo, tak ada lagi hal seperti ini. Dengan sistem Gate In dan Get Out yang serba digital maka waktu masuk, waktu keluar, berat beban angkut, hingga waktu tunggu terekam semuanya.

Bahkan kini, sopir-sopir truk yang hendak masuk dan keluar gate, serta beraktivitas di area Pelabuhan Pelindo harus menggunakan APD lengkap semacam helm dan rompi. Saat tiba di Gate, sopir akan menunjukkan smartphone yang menampilkan barcode (kode batang) lalu mengarahkannya ke layar pendeteksi. Kode batang itu memuat Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK). Jika tidak memiliki barcode, maka truk tidak akan bisa melewati gate.

Jika keluar dari gate dan beban muatan lebih besar dibanding yang tertera di SPMK maka akan langsung dikenakan denda secara otomatis di-gate. Gate Activities ini merupakan rangkaian dari transformasi digital yang dilakukan Pelindo yang diberi nama Pelindo Terminal Operating System Multipurpose (PTOS-M).

Dengan sistem ini, begitu truk masuk gate, parkir, melakukan aktivitas bongkar muat, hingga keluar gate lagi semuanya terekam oleh kamera CCTV yang disaksikan secara live oleh petugas di ruang Integrated Planning Control yang berada di Kantor SPMT cabang masing-masing. Bahkan setiap pelanggaran, bisa langsung ditegur oleh petugas menggunakan microphone karena terdapat speaker di seluruh area operasional Pelabuhan. Jadi, transformasi yang digaungkan oleh SPMT ini sendiri sudah bisa terlihat dan dirasakan sejak memasuki pintu gerbang.

Transformasi SPMT Bisa Dirasakan Sejak Masuk Pintu GerbangAktivitas di ruang Integrated Planning Control di SPMT Branch Belawan, Medan, Selasa (28/5/2024). (IDN Times/Arifin Al Alamudi)

Di ruang Integrated Planning Control lebih menakjubkan lagi. Layar-layar berukuran raksasa menayangkan semua informasi di area pelabuhan, seperti nama perusahaan, jenis muatan, berat muatan masuk dan keluar dan semua itu ter-update tiap menit. Jika data yang terkirim dan muatan truk yang ditimbang secara digital sudah sesuai, palang pintu otomatis terbuka. Sehingga potensi kecurangan bisa dicegah.

Tidak hanya standar dan teknologi yang ditransformasi oleh SPMT, kata Arif, yang tidak kalah penting adalah Sumber Daya Manusianya (SDM). Karena menurutnya akan sia-sia teknologi di-upgrade jika manusianya yang dalam hal ini seluruh jajaran karyawan SPMT tidak di-upgrade.

Direktur SDM SPMT, Edi Priyanto menjelaskan SPMT meningkatkan kapasitas dan kompetensi SDM melalui pelatihan, workshop, dan sertifikasi bagi pekerja dan seluruh mitra SPMT.

“Sepanjang 2 tahun ini SPMT gencar melakukan pengembangan sumber daya manusia yang berkelanjutan, diwujudkan melalui berbagai ruang belajar dan diskusi virtual melalui komunitas seperti Community of Practice (COP) dan Community of Interest (COI) yang mengeksplor dunia kepelabuhanan serta sesi sharing session dengan membahas beragam tema untuk mendukung work life balance pekerja,” tutur Edi pada acara Media Sharing Session tersebut.

Transformasi SPMT Bisa Dirasakan Sejak Masuk Pintu GerbangAktivitas di ruang Integrated Planning Control di SPMT Branch Belawan, Medan, Selasa (28/5/2024). (IDN Times/Arifin Al Alamudi)

Untuk menjawab segala tantangan dalam operasional, SPMT melakukan transformasi operasi dengan mengacu 6 pilar: Business Process, Human Resources, Technology, Equipment, Infrastructure, dan HSSE.

Business process dilakukan dengan implementasi berbasis planning dan control. Technology dilakukan dengan perubahan sistem operasi dari Gen-C menjadi PTOS-M.

Kemudian Equipment dilakukan dengan peningkatan utilisasi dan ketersediaan alat bongkar muat, termasuk sertifikasi alat layak operasi. Human Resources dengan pelaksanaan training fundamental operation NPK, training planning and control, serta sertifikasi operator melalui sertifikat izin operator (SIO).

Selanjutnya Infrastructure dengan pembangunan integrated planning and control room yang menjadi pusat kontrol dan perencanaan operasi. Terakhir, HSSE berupa pemasangan rambu marka jalan, sertifikasi keselamatan, dan peningkatan awareness K3 di lingkungan kerja.

“Itulah makanya sopir truk yang masuk dan keluar pelabuhan dan semua pekerja Pelabuhan wajib pakai APD lengkap sebagai bentuk awareness K3 di lingkungan kerja,” terang Edy.

Pada tahap awal, SPMT melakukan transformasi ini di Branch Jamrud Nilam Mirah, Branch Bagendang, Branch Tanjung Wangi, Branch Makassar serta Branch Belawan. Kemudian  SPMT melanjutkan transformasi operasional di terminal-terminal lain yang dikelola di seluruh Indonesia hingga saat ini. Targetnya tercipta standar layanan operasional multipurpose dalam mendukung kinerja Pelindo Multi Terminal untuk konektivitas Indonesia sesuai dengan visi SPMT yaitu Indonesia’s Connectivity Champion.

Penerapan PTOS-M yang menjadi bagian dari proses transformasi dan standarisasi berdampak pada peningkatan kinerja produktivitas Ton/Ship/Day (T/S/D) serta penurunan port stay dan cargo stay yang signifikan. Misalnya di SPMT Branch Jamrud Nilam Mirah, pada Triwulan I 2024 terjadi peningkatan produktivitas kinerja General Cargo dari sebelumnya 1.272,6 T/S/D pada Triwulan I 2023 naik 18.64 persen menjadi 1.509,8 T/S/D secara year on year (yoy) pada Triwulan I 2024.

"Hal yang sama juga tercatat pada kinerja Curah Kering yang meningkat 15,66 persen dari 3.034 T/S/D menjadi 3.509 T/S/D dan Curah Cair meningkat 5 persen dari 2.315 T/S/D menjadi 2.433 T/S/D pada periode yang sama," tutur Branch Manager Terminal Jamrud, Nilam, Mirah Pelabuhan Tanjung Perak, Muhammad Junaedhy, Rabu (22/5/2024).

Tak hanya itu, tambah Junaedhy, efisiensi operasional pasca transformasi juga ditandai dengan penurunan Berthing Time atau waktu sandar yang mencapai 14,8 persen dimana pada Triwulan I 2023 angka Berthing Time adalah 57,39 jam per kapal yang turun pada Triwulan I 2024 menjadi 48,88 jam per kapal. Efisiensi operasi ini juga dapat dilihat melalui penurunan Idle Time dari 6,4 jam per kapal menjadi 3,8 jam per kapal, atau turun drastis sebesar 40 persen.

Baca Juga: Terapkan PTOS-M, SPMT Jamrud Nilam Mirah Bukukan Kinerja Positif

Topik:

  • Arifin Al Alamudi

Berita Terkini Lainnya