Mengintip Jurus Transformasi yang Bikin SPMT Melesat Lebih Tinggi

Salah satu transformasi di bidang teknologi adalah PTOS-M

Medan, IDN Times – Banyak pihak awalnya meragukan PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo melakukan merger pada 1 Oktober 2021. Ketika Pelindo berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp3,9 Triliun sepanjang 2022 atau pada tahun pertama merger, membuat keraguan itu memudar.

Mencatatkan pertumbuhan 23 persen dibanding 2021 (year on year/yoy) serta mencatatkan efisiensi dan optimalisasi senilai Rp1,3 Triliun tentu bukan hal mudah.

Namun Pelindo tak berpuas diri. Tahun 2023 mereka kembali membukukan kinerja positif. Salah satunya dilakukan oleh Subholding Pelindo Multi Terminal (SPMT). Sejak awal merger, subholding yang mengelola entitas bisnis kepelabuhanan di bidang operasi terminal multipurpose gencar melakukan transformasi.

Apa saja sih ‘jurus’ transformasi yang dilakukan SPMT sejak awal merger hingga saat ini? Yuk intip:

Mengintip Jurus Transformasi yang Bikin SPMT Melesat Lebih TinggiPencapaian Subholding Pelindo Multi Terminal (SPMT) mulai merger 2021 hingga 2023 (Dok. Company Profile SPMT)

Transformasi standardisasi, teknologi, hingga SDM

Begitu ditetapkan merger, PT Pelindo Multi Terminal langsung tancap gas dengan melakukan ekspansi perusahaan. Yakni mengelola operasional di 22 Pelabuhan di seluruh Indonesia melalui penyerahan operasi dari Pelindo, inbreng saham kepemilikan 2 anak perusahaan Pelindo yaitu PT Pelabuhan Tanjung Priok (PTP) yg bergerak di bidang terminal multipurpose dan PT Indonesia Kendaraan Terminal (IKT) yang bergerak di terminal kendaraan.

Untuk memperkukuh ekspansi ini, SPMT mengakselerasi transformasi korporasi berupa standarisasi operasional terminal nonpetikemas dan aspek standar komersial sehingga biaya logistik kepelabuhanan di Indonesia khususnya kegiatan nonpetikemas agar semakin efisien.

Hingga 2024, SPMT sudah mengelola 32 Cabang Pelabuhan yang sebagian dikelola oleh Anak Perusahaan, yaitu PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IKT), Pelabuhan Tanjung Priok (PTP), dan PT Terminal Curah Utama (TCU).

“Sebagai komitmen untuk menghadirkan layanan operasional dan komersial yang unggul, SPMT melakukan transformasi di seluruh pelabuhan yang dimulai dengan tahap standardisasi, diikuti oleh sistemisasi, dan akan dilanjutkan dengan melakukan integrasi,” ungkap Arif Rusman Yulianto, Direktur Operasi PT SPMT dalam Media Sharing Session di Aria Sentra Hotel Surabaya, Jawa Timur, Senin (5/2/2024).

Tidak hanya standarisasi dan teknologi yang ditransformasi oleh SPMT. Yang tidak kalah penting adalah Sumber Daya Manusianya (SDM).

Direktur SDM SPMT, Edi Priyanto menjelaskan untuk mendukung proses transformasi dan standarisasi pelabuhan, SPMT terus berupaya untuk meningkatkan kapasitas dan kompetensi SDM melalui pelatihan, workshop, dan sertifikasi bagi pekerja SPMT.

“Sepanjang 2 tahun ini SPMT gencar melakukan pengembangan sumber daya manusia yang berkelanjutan, diwujudkan melalui berbagai ruang belajar dan diskusi virtual melalui komunitas seperti Community of Practice (COP) dan Community of Interest (COI) yang mengeksplor dunia kepelabuhanan serta sesi sharing session dengan membahas beragam tema untuk mendukung work life balance pekerja,” tutur Edi pada acara Media Sharing Session tersebut.

Untuk menjawab segala tantangan dalam operasional, SPMT melakukan transformasi operasi dengan mengacu 6 pilar: Business Process, Human Resources, Technology, Equipment, Infrastructure, dan HSSE.

Arif Rusman membeberkan, business process dilakukan dengan implementasi berbasis planning dan control. Teknologi dilakukan dengan perubahan sistem operasi dari Gen-C menjadi Port Terminal Operating System Multipurpose (PTOS-M).

Kemudian Equipment dilakukan dengan peningkatan utilisasi dan ketersediaan alat bongkar muat, termasuk sertifikasi alat layak operasi. Human Resources dengan pelaksanaan training fundamental operation NPK, training planning and control, serta sertifikasi operator melalui sertifikat izin operator (SIO).

Selanjutnya Infrastructure dengan pembangunan integrated planning and control room yang menjadi pusat kontrol dan perencanaan operasi. Terakhir, HSSE berupa pemasangan rambu marka jalan, sertifikasi keselamatan, dan peningkatan awareness K3 di lingkungan kerja.

Dengan transformasi yang dilakukan, pada tahun 2023 atau tahun kedua merger, SPMT kembali membukukan hasil positif.

Mengintip Jurus Transformasi yang Bikin SPMT Melesat Lebih TinggiPencapaian Subholding Pelindo Multi Terminal (SPMT) pada 2023 (Dok. Company Profile SPMT)

Pelayanan arus muatan barang curah kering dan curah cair langsung menunjukkan peningkatan. Arus barang curah kering naik 5,9 persen secara year on year (yoy) sebesar 55,13 juta ton. Kemudian, arus barang curah cair sebesar 30,37 juta ton sepanjang 2023 naik 8,97 persen dari tahun 2022.

SPMT juga mencatatkan arus general cargo dan bag cargo mengalami peningkatan 9,8 persen dibandingkan 2022 sebesar 25,2 juta ton. Arus barang berupa gas meningkat 49,8 persen sebesar 13,1 juta MMBTU. Arus barang berupa kendaraan mencapai 1,5 juta unit atau naik 8,4 persen dari 2022. Tak hanya itu, arus peti kemas juga naik 1,1 persen dari 2022 menjadi 429 ribu TEUs.

Angka pertumbuhan positif ini menunjukkan bahwa ‘jurus’ transformasi yang terapakan SPMT pasca merger terbukti membawa perusahaan melambung lebih tinggi. Hal ini mengubah nada pesimistis jadi optimistis tentang merger Pelindo.

“Sepanjang tahun 2023, SPMT telah melakukan transformasi di 24 Cabang Pelabuhan, dengan melakukan standardisasi dan digitalisasi dimulai dari perbaikan planning and control, serta improvement traffic flow sehingga kegiatan bongkar muat menjadi lebih maksimal. Sehingga selama 2 tahun ini SPMT telah melakukan transformasi di 25 terminal," tambah Arif.

Mengintip Jurus Transformasi yang Bikin SPMT Melesat Lebih TinggiPenerapan PTOS-M di lntegrated Planning & Control Room SPMT Branch Jamrud Nilam Mirah, Surabaya, Selasa (6/2/2024). PTOS-M berfungsi untuk mengawasi, memonitor operasi yang sedang berjalan di pelabuhan. (IDN Times/Arifin Al Alamudi)

Integrasikan berbagai terminal dengan PTOS-M

Salah satu investasi terbesar SPMT dalam hal transformasi teknologi adalah PTOS-M (Pelindo Terminal Operating System Multipurpose).

Menurut Arif, PTOS-M merupakan platform aplikasi pendukung operasi layanan kepelabuhanan pada kargo nonpetikemas yang berbasis fungsi planning and control. PTOS-M memiliki arsitektur yang terintegrasi dengan sistem-sistem lain seperti customer portal, sistem layanan kapal, dan sistem layanan keuangan.

Selain terintegrasi dengan beberapa sistem, PTOS-M memiliki fitur yang memberikan kemudahan layanan seperti online booking request, operation planning, storage inventory, serta control and monitoring.

Selain itu, tambah Arif, perbaikan pada proses berdampak pada peningkatan produktivitas Ton per Ship per Day serta penurunan port stay dan cargo stay yang signifikan.

“Untuk meningkatkan layanan end to end kepada pengguna jasa serta sebagai salah satu langkah dalam meningkatkan market share, SPMT melaksanakan program peningkatan status terminal multipurpose menjadi dedicated terminal,” imbuh Arif.

Terminal-terminal tersebut meliputi Terminal Curah Cair (TCC) Ujung Baru, Terminal Curah Kering (TCK) Ujung Baru, TCK IKD 2 dan IKD 3 Pelabuhan Belawan, TCC Dermaga CPO I dan CPO II Pelabuhan Bagendang, TCK Dermaga C dan TCC Dermaga B sisi dalam Pelabuhan Dumai, TCK Multipurpose 2 Pelabuhan Tanjung Intan, TCC Jetty 1 dan 2 Pelabuhan Bumiharjo, serta TCC Martapura Baru Pelabuhan Trisakti.

"Dengan semua upaya transformasi tersebut, pada tahun kedua (merger) kami telah mampu meningkatkan kinerja positif dan akan kami lanjutkan di tahun 2024 ini dengan menunjukkan layanan terminal yang mampu mendorong capaian kinerja," kata Arif.

Ia membocorkan, tahun ini SPMT akan melakukan transformasi pada 5 terminal yaitu Malahayati, Lhokseumawe, Parepare, Garongkong, dan Lembar.

"SPMT bertekad takkan berhenti bertransformasi, mengoptimalkan operasional, memperluas ekspansi bisnis, meningkatkan kualitas SDM dan melesat menjadi yang terbaik untuk Indonesia," tegas Arif.

Mengintip Jurus Transformasi yang Bikin SPMT Melesat Lebih TinggiAktivitas bongkar muat beras Bulog di Terminal Curah Kering SPMT Branch Belawan, Senin (18/3/2024). Tahun ini SPMT akan melayani bongkar muat kargo milik Bulog untuk impor beras sebanyak 2 juta ton (IDN Times/Arifin Al Alamudi)

Mendapat Kepercayaan dari Bulog

Dampak yang terlihat dari penerapan PTOS-M adalah terjadinya efisiensi waktu dan harga jasa yang bersaing. Hal ini membuat Perum Bulog menaruh kepercayaan pada SPMT untuk mendistribusikan beras ke seluruh Indonesia.

Sepanjang 2023, SPMT telah melakukan bongkar muat sebanyak 392.000 ton beras impor Bulog di Branch Jamrud Nilam Mirah, Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya.  Asal tahu saja, Branch Jamrud Nilam Mirah atau sebelumnya dikenal dengan Terminal Jamrud, secara berkelanjutan telah menerapkan PTOS-M.

"Untuk tahun 2023 total ada 27 kapal, dengan total 392.000 ton. Ini yang di Terminal Jamrud," ungkap Muhammad Junaedhy, Branch Manager Terminal Jamrud, Nilam, Mirah Pelabuhan Tanjung Perak saat IDN Times melakukan kunjungan, 6 Februari 2024.

SPMT membanderol layanan bongkar muat beras impor dengan harga yang sangat bersaing, yakni hanya Rp130 ribu per ton. Harga tersebut sudah termasuk biaya bongkar muat dari kapal ke truk sebesar Rp80 ribu per ton, jasa dermaga Rp2.550, dan imbalan fasilitas Rp9.223 per ton.

Saat IDN Times berkunjung ke Branch Jamrud Nilam Mirah, ada 4 kapal bermuatan 51.000 ton beras impor milik Bulog yang tengah antre untuk dibongkar muat di Terminal Jamrud. Satu di antaranya kapal bermuatan beras impor milik Bulog berasal dari dua negara yaitu Thailand dan Vietnam.

"Antrean masih ada 4 (kapal), 14.000 ton, 12.000 ton, 26.000 ton tambah 4.000 ton masih ada 51.000 ton, itu antrean saat ini, ini masih kemungkinan tambah lagi," ucapnya.

Tahun ini kuotanya lebih besar lagi. SPMT akan melayani bongkar muat kargo milik Bulog untuk impor beras sebanyak 2 juta ton.

Arif Rusman Yulianto membenarkan hal ini. Ia mengaku pihaknya telah menandatangani perjanjian kerja sama atau MoU dengan Bulog. Selain mengamankan bongkar muat sebanyak 2 juta ton kuota impor beras tahun ini, SPMT juga bertanggung jawab untuk bongkar muat pengapalan domestik dari penghasil sentra padi dari Makassar dan Pulau Jawa yang dikirim ke Aceh.

“Di Surabaya sudah mulai, kemarin sudah masuk di Jakarta, Semarang dan Makassar, di Kijing Pontianak juga ada yang sudah meng-handle. Seluruh kargo yang nantinya menjadi kargo Bulog, nanti SMPT yang akan melaksanakan kegiatan bongkar muatnya,” jelas Arif.

Bongkar muat beras Bulog yang dilayani oleh SPMT ada di Pelabuhan Tanjung Emas, Tanjung Wangi, Balikpapan, Lhokseumawe, Malahayati, Makassar, Belawan, Dumai dan Jamrud.

Sementara, bongkar muat beras Bulog yang dilayani oleh PT Pelabuhan Tanjung Priok (PTP Nonpetikemas) meliputi bongkar muat di Pelabuhan Palembang dan Pontianak.
Untuk mengoptimalkan pelayanan dan sinergi dengan perusahaan BUMN sektor pangan tersebut, Arif membeberkan pihaknya tengah membenahi beberapa hal, termasuk dalam koordinasi kapasitas terminal.

Permasalahan lain yang masih perlu pembenahan adalah jam operasional gudang Bulog yang menjadi tujuan distribusi beras setelah dilakukan bongkar muat di terminal milik SPMT.

Menurutnya gudang-gudang milik Perum Bulog sebelumnya mempunyai jam operasional yang terbatas. Sehingga memengaruhi kinerja bongkar muat.

“Percuma juga kegiatan bongkar muat di pelabuhan sudah 24/7 tapi Bulog gudangnya tidak 24/7, makanya kemarin komit, pada saat ada bongkar muat, Gudang Bulog akan mendukung jam kerja kami, sehingga sinkron,” tambah Arif.

Namun ia memastikan beragam persoalan bongkar muat tersebut akan diselesaikan sesegera mungkin. Apalagi, bongkar muat yang dilakukan untuk beras pemerintah.

Baca Juga: Pelindo Multi Terminal Go-Live Sistem PTOS-M di Branch Gresik

Topik:

  • Arifin Al Alamudi

Berita Terkini Lainnya