TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Sejumlah Komoditas Disorot KPPU, Pedagang Diminta Jangan Main Harga

Sejumlah komoditas sudah mengalami kenaikan harga jelang leb

Ilustrasi operasi pasar beras murah SPHP (stabilisasi pasokan harga pasar) (ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman)

Medan, IDN Times - Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Kantor Wilayah I Medan menyoroti sejumlah komoditas menjelang Hari Raya Idul Fitri 2024. Sejumlah komoditas tersebut antara lain; yakni bawang merah, bawang putih, beras, gula pasir dan minyak goreng.

Kepala KPPU Kanwil I Medan Ridho Pamungkas mengatakan harga beberapa komoditas ini berpotensi fluktuatif. Hal ini dikemukakan oleh Ridho Pamungkas usai melakukan monitoring harga bersama Tim Satgas Pangan Provinsi Sumatera Utara (Sumut) di Pasar Petisah Medan Selasa (2/4/2024).

1. Sejumlah komoditas terpantau mengalami kenaikan

Ayam broiler yang dijual di pasar tradisional. (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Dari hasil monitoring diketahui di stand penjualan PD Pasar, tersedia Beras SPHP 5 Kg dengan harga Rp.57.500 dan minyakita untuk 2 liter di harga Rp.27.000. Sedangkan untuk ketersediaan gula pasir belum tersedia. Untuk harga ayam potong di tingkat konsumen saat ini di harga Rp.34.000/kg, meningkat dari sebelumnya di harga Rp.32.000/kg.

Sedangkan harga daging sapi relatif stabil di angka Rp.130.000/kg.

Komoditi yang mengalami kenaikan adalah di bawang merah yang saat ini dijual di harga Rp.40.000/kg dan bawang putih yang dijual di harga Rp.36.000/kg . Sementara produk hortikultura yang lain seperti cabe merah (Rp.42.000/kg), cabe rawit (Rp.14.000/kg) dan tomat (Rp.10.000/kg) relatif di harga yang stabil dan wajar.

 

Baca Juga: Diduga Tilep Dana Pajak, Eks Direktur Keuangan RSUP HAM Ditahan

2. Harga bawang merah terpengaruh kondisi cuaca

ilustrasi memotong bawang merah (pexels.com/RDNE Stock project)

Kata Ridho, kenaikan harga bawang merah dipicu kondisi cuaca. Tingginya curah hujan menyebabkan banjir dan air pasang di sentral produksi bawang merah di Brebes, Jawa Tengah. Hal itu menyebabkan gangguan produksi dan transportasi.

"Biasanya gangguan transportasi akan cepat teratasi. Namun yang dikhawatirkan adalah dampak banjir terhadap tanaman bawang. Hal itu akan memaksa petani melakukan panen dini sehingga kualitas menurun atau bahkan mengalami gagal panen sehingga suplai berkurang" kata Ridho.

Sementara untuk bawang putih, terdapat tren kenaikan harga meskipun harga di Sumut relatif lebih rendah dibanding harga di Jawa.

”Untuk bawang putih, HET sebesar Rp.32.000, sementara harga di lapangan sebesar Rp.36.000. Artinya sedikit diatas HET. Namun, karena ini komoditi import, maka simpul yang harus diwaspadai adalah di level importirnya. Apakah mereka sudah merealisasikan izin importnya atau ada faktor kesengajaan untuk menahan pasokan?” ujar Ridho.

Dilanjutkan, untuk harga beras saat ini mulai melandai. Hal ini seiring dengan masuknya beras dai Sulawesi dan Aceh. Ditambah lagi menjelang panen raya maka dipastikan beras-beras lokal akan masuk ke pasar. Yang justru harus diwaspadai adalah kebijakan Bulog dalam mendistribusikan beras ke masyarakat.

”Dalam kondisi panen raya dan pasokan melimpah, akan lebih baik Bulog mengurangi distribusi beras SPHP dan fokus pada penyerapan gabah petani. Hal ini untuk menjaga agar harga beli di tingkat petani nantinya tidak merosot tajam” tambah Ridho.

Berita Terkini Lainnya