TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ekspor Porang Raksasa Sibolga Laris Manis di 3 Negara

Kualitas ekspornya meningkat beratus kali lipat dalam set

Porang asal Sibolga menjadi komoditas ekspor bernilai tinggi. (dok Barantan Belawan)

Sibolga, IDN Times – Kota Sibolga, Sumatera Utara ternyata tidak hanya terkenal dengan hasil laut yang melimpah. Sibolga juga memiliki harta karun lain yang juga bernial jual tinggi.

Adalah Porang, jenis umbi-umbian yang tumbuh liar di hutan menjadi primadona baru di Sibolga. Bahkan, umbi bernama latin Amorphophallus oncophyllus ini menjadi salah satu komoditas ekspor unggulan.

Baca Juga: Ekspor Tepung Kulit Ubi Jalar Sumut Meroket di Tengah Corona 

1. Porang Sibolga jadi primadona di Tiongkok, Thailand dan Vietnam

Ilustrasi Ekspor (IDN Times/Arief Rahmat)

Kabar teranyar, Porang asal Sibolga diekspor ke tiga negara. Mulai dari Tiongkok, Thailand dan Vietnam. Data yang dihimpun dari Indonesian Quarantine Full Automation System (IQFAST) Balai Karantina Pertanian Belawan, pihanknya mencatat sudah memfasilitasi ekspor ke tiga negara selama periode semester I/2020. Ada 362 ton porang yang sudah di ekspor. Nilainya mencapai Rp7,2 miliar.

Jumlah ini meningkat tajam dari tahun sebelumnya yang hanya mencatkan ekspor di angka 8,8 ton. Nilainya hanya mencapai Rp93 juta saja.

"Sinergisitas dengan berbagai pihak kita lakukan sejak tahun lalu, alhamdulilah telah menbuahkan hasil meningkatnya volumen dan tujuan negara ekspor untuk komoditas porang Sibolga ini," kata Kepala Karantina Pertanian Belawan Hasrul dalam keterangan resmi, Rabu  (24/6).

2. Ukuran raksasa menjadi daya tarik Porang Sibolga

IDN Times/Nofika Dian Nugroho

Porang yang juga biasa disebut Atturbung asal Sibolga unggul dengan ukurannya yang ekstra besar. Berat satu buahnya saja mencapai 50 sampai 100 kilogram.

"Kini setelah ekspor berjalan, komoditas raksasa ini sangat diminati industri pengolahan makanan dinegara tujuan, selain bentuknya yang besar juga karena memiliki serat yang tinggi dan kandungan glukomanannya hingga 45-50%," tutur Hasrul.

Sementara itu, Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan) Ali Jamil secara terpisah menyebutkan bahwa sejalan dengan Gratieks atau gerakan tigakali lipat ekspor yang digagas oleh Menteri Pertanian pihaknya selaku fasilitator di perdagangan internasional melakukan sinergisitas dengan berbagai pihak.

"Harapannya akan dapat bertumbuh ragam komoditas baru yang menjadi unggulan ekspor daerah dan menjadi sentra berbentuk kawasan," kata Jamil

Pengembangan kawasan dengan skema wanatani atau agrogorestri dapat menjadi pilihan untuk budidaya porang yang banyak tumbuh di area kehutanan. Ini juga dilakukan untuk komoditas unggulan dari Tapanuli Tengah lainnya yang sudah masuk pasar ekspor seperti pinang, kayu manis dan kayu lapis, pengembangan dalam bentuk kawasan perlu terus didorong.

"Ke depan, jangan lagi porang ini kita ekspor dalam bentuk mentah. Agar bisa bernilai tambah dorong hilisasi agar ekspornya dalam bentuk ramen dan tepung, minimal setengah jadi," tutup Jamil.

Baca Juga: Mengejar Buronan, Polisi di Belawan Malah Kena Bacok

Berita Terkini Lainnya