TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Dampak Kenaikan BBM, Bisnis Kuliner Dikhawatirkan Merosot

Dinilai pasokan bahan makanan jadi terhambat

Ilustrasi pengisian BBM. (ANTARA FOTO/Novrian Arbi)

Medan, IDN Times - Kenaikan bahan bakar minyak (BBM) akhirnya benar terjadi Sabtu (3/9/2022) sore tadi. Kenaikan BBM ini turut mengancam sektor lainnya.

Pengamat ekonomi, Wahyu Ario dari Fakultas Ekonomi USU angkat bicara soal kenaikan BBM yang bikin kaget ini.Wahyu meyakini akan ada protes dari masyarakat. Meskipun masih di media sosial. Salah satu sektor yang dikhawatirkan terkena imbas adalah bisnis food and beverage alias kuliner.

Baca Juga: Harga Minyak Dunia Turun Tapi BBM Malah Naik, Kenapa?

1. Dampak naik BBM, masyarakat akan berhemat

Foto hanya ilustrasi. (IDN Times/Dhana Kencana)

Di satu sisi kenaikan BBM ini memiliki dampak positif kepada masyarakat di kalangan rumah tangga untuk semakin berhemat dalam mengonsumsi kuliner atau memilih untuk memproduksi sendiri di rumah. Artinya, mengurangi membeli makanan dan minuman diluar rumah.

Sehingga hal ini menjadi usulan untuk masyarakat dapat berhemat.

“Akan mengurangi konsumsi terutama kuliner rumah. Yang selama ini beli di warung itu akan dikurangi dan memproduksikan sendiri,” ucapnya.

Di satu sisi dampak yang berpengaruh besar adalah para UMKM tak lagi memiliki pendapatan yang besar. Maka, terjadi penghambatan pertumbuhan ekonomi secara umum.

Menurutnya, jika masyarakat memproduksi sendiri. Artinya tidak baik dalam perputaran ekonomi karena produksi sendiri tak dinilai atau dihitung pada UMKM yang sudah tercatat dalam PDRB (Produk Domestik Regional Bruto).

“Tapi kalau yang diproduksi untuk konsumsi rumah tangga sendiri itu tak tercatat. Dan itu artinya akan menghambat pertumbuhan ekonomi. Inilah yang terjadi. Konsekuensinya inflansi naik, pertumbuhan ekonomi turun, padahal kita udah mau bergerak. Tapi gara-gara kenaikan ini (yang berdampak khusus pada biaya pengeluaran) dalam artian menurut saya sulit untuk tercapai,” jelasnya.

2. Jangan sampai pihak lain manfaatkan momen

SPBU BP (Dok. BP)

Lanjutnya, kebijakan yang sudah diambil ini seharusnya ditahan terlebih dahulu karena harga minyak secara global sudah turun.

“Jangan sampai ada pihak yang memanfaatkan situasi ataupun momen ini. Contoh, banyak pabrik yang mendapatkan solar bersubsidi. Ya itu sudah tidak rahasia umum lagi dan banyak,” ujarnya.

Menurutnya, selama ini banyak yang memanfaatkan BBM subsidi ini dan tak sesuai peruntukan dalam mengisi BBM.

“Pembatasan itu yang harusnya dilakukan, sampai kemudian harga BBMnya turun. Maka kemudian harga non subsidi juga turun tuh, sehingga orang kalau mau pindah itu akan siap dengan imbauan pemerintah, masyarakat sudah merasa bisa dikonsumsi,” jelasnya.

Meskipun begitu, menurutnya tak masalah demi mendorong ekonomi dan daya beli masyarakat.

Baca Juga: Antrean Mengular Padati SPBU usai Jokowi Umumkan Harga BBM Naik

Berita Terkini Lainnya