Raih Sertifikat PEFC dan IFCC, Mujur Group Perluas Pasar di Eropa
Peningkatan volume ekspor kini mencapai 30 persen
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Medan, IDN Times- Mujur Grup menerima sertifikat Programme for the Endorsement of Forest Certification (PEFC) dan IFCC (Indonesian Forestry Certification Cooperation) (IFCC). Sertifikat itu diberikan kepada PT. Gunung Raya Utama Timber Industries (PT GRUTI) dan PT. Mujur Timber dan memproklamirkan diri jadi hutan Alam pertama di Indonesia yang mendapatkannya. Sertifikat tersebut diterbitkan oleh PT Bureau Veritas Indonesia.
CEO Bureau Veritas Indonesia, Christoper Lee Muray yang hadir pada seremonial pemberian sertifikat itu mengatakan Mujur Gruop menjadi hutan alam pertama yang menerima IFCC.
"Pencapaian signifikan ini menunjukkan komitmen perusahaan terhadap operasi berkelanjutan baik sekarang maupun di masa depan. Mujur Group merupakan hutan alam pertama di Sumatera yang mendapatkan Sertifikasi Pengelolaan Hutan IFCC. Kami, di Bureau Veritas Indonesia bangga diakui sebagai lembaga sertifikasi nomor 1 di Indonesia untuk Skema FM IFCC. Kami menganggap diri kami sebagai perusahaan bisnis ke sisnis ke masyarakat dan kami mengambil tanggung jawab Anda untuk membantu menciptakan masa depan yang lebih baik bagi masyarakat di seluruh dunia dalam semua aktivitas bisnis yang kami lakukan," kata Christoper, Senin (27/2/2023) malam.
"Kami juga percaya sepenuhnya bahwa bisnis Grup Mujur akan semakin sukses di Indonesia di masa depan dan kami melihat pencapaian ini sebagai langkah positif lainnya dalam kemitraan jangka panjang kita bersama di negara yang indah ini," tambahnya.
Baca Juga: Kinerja Ekspor Karet Sumut Meningkat, Amerika Urutan Pertama
1. Jangkau pasar Eropa dan Amerika, volume ekspor meningkat hingga 30 persen
Direktur Operasional PT Mujur Timber, Yansen Ali mengatakan dengan sertifikat ini Mujur Grup akan lebih luas menjangkau pasar global. Soalnya sertifikat itu penting untuk menjawab kepercayaan buyer soal produk yang legal dan tak menjadi bagian dari deforestasi.
"Pasar global kita sudah ke pasar Eropa. Di sana regulasinya paling ketat dan sebenarnya sangat baik secara keseluruhan untuk bisnis kita. Produk Plywood kita ke depan harus go green. Bukan soal kualitas maupun harga kita juga memikirkan keberlangsungan kita. Itu yang diharap buyer kami. Sumbernya dari mana," kata Yansen.
Menurutnya mereka menjangkau pasar Eropa dan Amerika serta beberapa negara Asia pasifik.
"Ada aspek sosial yang harus kita jaga dan Pasar-pasar Eropa dan Amerika dan negara Barat mementingkan itu . Hutan kalau dikelola dengan baik tetap jadi hutan. Tanggung jawab kita karena sudah dapat izin kelola dari kehutanan. Menjalankan sistem PEFC itu jadi bisa kelola dengan baik," tambahnya.
Dampak positifnya langsung hadir dengan peningkatan permintaan untuk ekspor. Hal ini mungkin terus berkembang.
"Kalau untuk awal kami memperkirakan dalam volume ekspor bertambah 30 persen. Eropa sangat menyambut. Dari beberapa tahun lalu sudah banyak yang menanyakan apakah kita dapat sertifikat PEFC ini. Orderan itu sudah kelihatan, tapi bisa meningkat lagi. Ke depan dari Eropa mereka mau produk plywood atau kayu itu berserifikat. Jadi jelas legalitasnya, dan sumber bahan bakunya. Melalui sertifikat dan audit tahunan ini mereka mau pastikan," ungkapnya.
Baca Juga: Kementan Dorong Organisasi LLF Buka Peluang Ekspor Produk Pertanian