TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Cerita Mukti, Penjual Bakso Keliling di Marelan yang Sudah Pakai QRIS

Awalnya gak mengerti, ternyata bermanfaat

Mukti melayani pembeli bakso dagangannya di kawasan Medan Marelan (IDN Times/Doni Hermawan)

Medan, IDN Times- Sebuah gerobak motor nangkring di depan sebuah showroom mobil bekas. Lokasinya di Jalan Marelan V, Kelurahan Rengas Pulau, Kecamatan Medan Marelan.  Dengan gerobaknya itu, Aljuwali Mukti, menjual bakso kuah. Sejak pukul 10.30 WIB pagi, Mukti sudah nongkrong di sana menunggu pembeli.

Tapi yang menarik, meskipun penjual keliling, Bakso Mukti sudah melek digital. Di salah satu sisi etalasenya terdapat kode QRIS (Quick Response Indonesia Code Standart) yang biasa digunakan untuk pembayaran nontunai. Bagaimana cerita Mukti membangun usaha baksonya hingga punya opsi pembayaran dengan QRIS?

Baca Juga: Gotong Royong Pengrajin di Binjai untuk Maju dan Sejahtera 

1. Modal awal membuka usaha hanya Rp1 jutaan

Mukti seorang penjual bakso dengan gerobaknya di kawasan Medan Marelan (IDN Times/Doni Hermawan)

Pria kelahiran 29 Juli 1994 itu mengatakan memulai usaha bakso sejak 6 tahun silam atau sekitar tahun 2017 lalu. Saat itu dia masih belum menikah.

"Waktu itu masih lajang. Saya niat jualan karena orangtua saya juga pedagang. Bapak jualan jamu, dan Ibu saya jual es. Jadi saya kepikiran jualan juga," kata Mukti kepada IDN Times.

Sebelum berdagang, Mukti yang hanya tamatan Sekolah Menengah Pertama (SMP) bekerja serabutan. "Kadang jadi tukang bangunan, pernah juga kerja di resto. Tapi kemudian saat berpikir untuk berdagang saja," ujarnya. 

Kemudian Mukti kepikiran untuk jual bakso. Dia pun mulai belajar membuatnya sendiri. "Kakak yang dulu mengajarkan. Dari situ saya coba-coba. Dengan modal sendiri awalnya hanya Rp1 juta," kata pria 29 tahun itu.

Dengan modal itu dia membuat gerobak motor dengan etalase kecil. Mukti berjualan di depan Suzuya Plaza, sebuah mal di kawasan Marelan.

2. Mulai dapat pelanggan dari anak sekolah hingga pekerja kantoran

Mukti, pedagang bakso keliling di kawasan Medan Marelan (IDN Times/Doni Hermawan)

Lama kelamaan bakso Mukti mulai dikenal. Para pelanggan Mukti mulai dari anak sekolah hingga pekerja kantoran. Apalagi bakso dagangan Mukti harganya ekonomis.

"Kalau ditanya satu porsi bisa bebas tergantung request. Minimal Rp2 ribulah, biasanya anak-anak beli segitu buat jajan. Sudah dapat bakso dan kuah. Kalau pekerja biasanya beli Rp5 ribu sampai Rp15 ribu. Itu porsinya sudah banyak sekali," kata Ayah satu anak ini.

Bakso Mukti terdiri dari bakso kecil, bakso besar, hingga tahu isi bakso. Dia memadukannya dengan mie putih serta mie instan. 

Selain di depan showroom mobil bekas itu, Mukti juga berpindah tempat. "Kalau pagi saya di sini, tapi kalau siang jam setengah 12 sampai jam 1, saya pindah ke Pintu Air di daerah Pasar 5 (Marelan). Di situ banyak orang kerja istirahat. Setelah mereka masuk, saya balik lagi ke sini sampai sore jam 17.30 WIB," jelas Mukti.

Dengan pelanggan yang terus bertambah Mukti bisa meraup omzet hingga Rp300 sampai Rp400 ribuan per hari. "Biasanya kalau ada anak sekolah sampai Rp400 ribu. Kalau lagi libur begini biasanya Rp300 ribuan. Alhamdulillah usaha saya ini bisa menghidupi keluarga," ungkapnya.

Baca Juga: Melihat Promo KPR Murah BRI Sambil Kulineran di Centre Point Mal

Berita Terkini Lainnya