Primadona saat Lebaran, Mengintip Pengolahan Kolang-kaling di Langkat
Dari Langkat tembus pasar Pulau Jawa hingga Malaysia
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Langkat, IDN Times - Buah kolang-kaling atau buah atap. Dalam bahasa Belanda, buah yang banyak ditemukan di Indonesia disebut glibbertjes yang secara harafiah berarti benda-benda licin kecil.
Bahan panganan yang dijadikan camilan ini berwarna putih transparan dan memiliki rasa yang menyegarkan. Sebelum menjadi bahan panganan camilan. Buah yang dihasilkan dari Pohon Aren (Arenga pinnata) berupa biji-bijian ini harus melalui berbagai proses. Hingga akhirnya menghasilkan biji-biji kolang kaling yang menyegarkan.
Bahan panganan yang biasa dijadikan manisan atau bahan pangan lain ini banyak ditemui pada hari-hari besar seperti Hari Raya Idul Fitri. Yuk kita intip proses dan pemasaran buah kolang-kaling di masa pandemik COVID-19.
Baca Juga: 5 Tips Memasak Kolang-kaling agar Empuk, Buka Puasa dengan yang Manis!
1. Masih menjadi makanan primadona terutama saat Ramadan dan Idul Fitri
Di Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, pengerajin buah kolang-kaling ini banyak kita temui di Desa Sei Limbat, Kecamatan Selesai, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. Hampir rata-rata masyarakat di desa ini memiliki dapur pengelolaan biji-biji kolang-kaling.
Meski roda perekonomian merosot di masa pandemik COVID-19. Namun bahan panganan ini masih menjadi primadona dan diburu para konsumen, terlebih di bulan Ramadan jelang Hari Raya Idulfitri. Hal ini sempat diutarakan salah satu pengrajin buah kolang-kaling bernama Ade (46). Di dapur pengelolahan yang sudah ditekuninnya bertahun-tahun. Dia bisa mengelola biji buah aren hingga menjadi kolang-kaling mencapai 5 ton perhari.
"Memang belakangan permintaan menurun. Tapi, kolang-kaling masih menjadi buruan. Apa lagi di hari-hari besar seperti Hari Raya Idul Fitri. Kalau sebelum COVID-19 mewabah, biasanya di hari-hari besar ini kami bisa mengola sampai 10 ton bahkan lebih dalam sehari. Kondisi ini juga membuat beberapa pekerja harus dirumahkan sementara," kata Ade beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Cara Membuat Manisan Kolang-kaling, Penghilang Dahaga yang Menyegarkan