Tahun 2020, eFishery Ukir Peningkatan Pendapatan hingga 4 Kali Lipat
eFishery dukung ribuan petani lewati krisis pandemik
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Di tahun 2020, eFishery sebagai salah satu startup akuakultur terbesar di Indonesia mencatatkan peningkatan pendapatan hingga empat kali lipat dibanding tahun sebelumnya. Tercatat terjadi peningkatan hingga 287.2% pada year-on-year Gross Merchandise Value (GMV) di tahun 2020 ini.
“Di tahun ini kami secara agresif mengoptimalkan lini bisnis kami selain eFisheryFeeder, yaitu eFisheryFund untuk akses terhadap pendanaan, eFisheryFeed untuk penyediaan pakan, dan eFisheryFresh untuk pendistribusian produk hasil budidaya,” ungkap Gibran Huzaifah, Co-founder dan CEO eFishery.
“Hal ini dilakukan karena kami melihat pembudidaya ikan mengalami kesulitan dalam mendapatkan modal usaha, terbatasnya pakan yang tersedia di retailer, dan juga kendala dalam penyaluran hasil budidayanya,” tambahnya.
1. Lebih dari 800 pembudidaya telah didukung oleh eFisheryFund
eFisheryFund memberikan akses dan menghubungkan pembudidaya ikan secara langsung dengan institusi keuangan. Fitur utama dari eFisheryFund adalah Kabayan (Kasih Bayar Nanti), yaitu program cicilan yang dapat dimanfaatkan oleh para pembudidaya untuk memperoleh produk eFishery seperti eFisheryFeeder dan pakan ikan.
Penyediaan pakan yang didukung oleh eFisheryFeed ini telah bekerja sama dengan berbagai brand pakan, sehingga pembudidaya memiliki lebih banyak pilihan. Lebih dari 3.000 ton pakan ikan dari berbagai merek telah didistribusikan melalui layanan ini.
Selama tahun 2020, eFisheryFund telah menjalin kerja sama dengan berbagai institusi keuangan, seperti BRI, Alami Sharia, dan Investree. Hingga saat ini, lebih dari 800 pembudidaya telah didukung oleh eFisheryFund dengan total pinjaman yang disetujui mencapai lebih dari Rp50 Miliar. Pembudidaya pun memiliki fleksibilitas dalam pengembalian pinjaman karena eFisheryFund menawarkan tenor hingga 6 bulan. Skema ini banyak membantu pembudidaya yang usahanya nyaris tutup akibat pandemi.
“Kalau tidak ada Kabayan, usaha budidaya saya sudah tutup saat pandemi karena kehabisan modal,” ungkap Baban, pembudidaya ikan nila asal Pamijahan, Kabupaten Bogor.