TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Cerita Febri, Bikin Sabut Kelapa Jadi Kaligrafi yang Datangkan Cuan

Creabrush sudah dapat apresiasi dari Kemenparekraf

Foto Onwer Sekaligus Founder Creabrush (IDN Times / Eva Nurazizah)

Kelapa adalah buah dengan seribu manfaat, selain untuk makanan dan minuman juga bisa dibuat menjadi untuk kreativitas Salah satunya kaligrafi.

Creabrush adalah salah satu bentuk usaha kreatif memanfaatkan sabut kelapa untuk kaligrafi. Adalah Febri, orang di balik Creabrush.

Berawal pada 2016, Febri melihat rekan-rekannya tak lagi bekerja membuat sikat dari sabuk kelapa. Serbuan produk berbahan plastik menjadi alasannya. Dia pun berpikir untuk memanfaatkan sabut kelapa sebagai sebuah karya yang berbeda.

1. Berkunjung ke daerah kelapa terbesar di Indonesia, menjadi inspirasi baru untuk memanfaatkan sabut kelapa.

Foto Karya Kaligrafi tulisan Arab Creabrush (IDN Times / Eva Nurazizah)

Febri lalu mencari inspirasi dengan mengunjungi beberapa daerah penghasil kelapa terbesar di Indonesia. Di sana ia melihat begitu banyak masyarakat yang memanfaatkan kelapa menjadi sesuatu yang layak.

"Awal mulanya dari replika sikat dari sabut kelapa menjadi sepeda motor dulu dibuat menjadi becak dan lain sebagainya. Setelah itu sampahnya dibakar dan ternyata ada tetangga yang komplen karna ngepul secepatnya," Tuturnya.

2. Sabut kelapa bukan sampah, melainkan bahan yang belum dimanfaatkan.

Foto Karya Kaligrafi tulisan Arab Creabrush (IDN Times / Eva Nurazizah)

Ia berpikir agar masyarakat tidak merasakan asap lagi dan tidak terjadi pencemaran lingkungan. Ia terinspirasi dari kaligrafi miniatur kuningan yang ada di rumahnya. Kaligrafi ini berbahan dasar sabut kelapa, kertas pasir, serta lem kertas.

"Saya punya kaligrafi kuningan di rumah dari Jawa Timur. Sebuah lukisan yang dibuat Saifuji. Dari sana ya saya buatlah miniatur sampahnya. Saya buat jadi lukisan. Saya perlihatkan ke beberapa orang. Ternyata 80 persen mengatakan lukisannya bagus," tambahnya.

Baca Juga: 5 Hero Mobile Legends yang Jadi Top Banned di MSC 2023

3. Tak pantang menyerah ia belajar dengan terus mencoba

Foto Karya Kaligrafi tulisan Arab Creabrush (IDN Times / Eva Nurazizah)

Febri terus mencoba dan tak berhenti untuk belajar dan memberikan edukasi kepada masyarakat. Meskipun awalnya berat dan dipandang sebelah mata.

Melabelinya dengan Creabrush, Febri mempromosikannya lewat aplikasi percakapan , media sosial hingga e-commerce.

"Ya Alhamdulillah ini yang pertama di Indonesia meskipun juga ada yg lain mulai mengikuti. Tapi saya berpikir itu suatu hal yang lazimlah," tambahnya.

4. Pengalaman berharga, dapat membagikan ilmunya ke daerah-daerah di Indonesia.

Foto Karya Kaligrafi tulisan Arab Creabrush (IDN Times / Eva Nurazizah)

Turun dari daerah ke daerah suatu pengalaman yang berharga serta dapat membagikan ilmunya mulai dari Pekanbaru, Jambi, hingga ke Sulawesi Tengah.

"Sampai saat ini saya mengeluarkan ilmu untuk ke daerah lain biasanya sering diundang oleh pihak BUMN dan pemerintah untuk memberikan pelatihan ke daerah satunya. Nanti saya juga akan ke Lampung," Tuturnya.

5. Dukungan dan apresiasi pemerintah juga didapatkan.

Foto Karya Kaligrafi tulisan Arab Creabrush (IDN Times / Eva Nurazizah)

Febri lalu mendapat dukungan dan apresiasi pemerintah atas kreativitasnya itu. "Yang cukup saya rasakan dari Kemenparekraf dari instansi bikraf. Ya juga dari Kementerian BUMN juga. Dari pemerintahan daerah gubernur dan wakil gubernur Sumatra Utara yang cukup mendukung," bebernya.

"Pelatihan yang saya buat ini dilakukan tiga sampai enam hari. Menurutnya dari beberapa daerah ia melihat peluang yang besar dan mengatakan kepada 2 orang pesertanya di Pekanbaru. Biasa dipanggil dengan sebutan Oma karena giat-giat dari Usaha Bersama atau disingkat Ubeh," tambahnya.

6. Bangga dengan kerja kerasnya, ia mengaku ada beberapa rekannya beralih menjadi pengusaha kaligrafi.

Foto Karya Kaligrafi tulisan Arab Creabrush (IDN Times / Eva Nurazizah)

Ia sangat bangga karena usaha ini dapat dijadikan peluang oleh beberapa rekan dan menjadi nilai ekonomis di beberapa sentranya. Dari bahan mentah hingga menjadi barang jadi.

"Organisasi juga didukung oleh Dewan Serat Indonesia karena masing-masing di daerah didukung oleh mereka," bebernya.

Berita Terkini Lainnya