TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Sengketa Agraria, Penggusuran Rumah di Langkat Berujung Ricuh

Warga menangis hingga pingsan dan naiki alat berat

Penggusuran lahan rumah di Langkat, yang berujung ricuh (IDN Times/ Bambang Suhandoko)

Langkat, IDN Times - Puluhan warga di Desa Paya Perupuk, Kecamatan Tanjung Pura, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, terlibat bentrok dengan petugas juru sita yang coba melakukan penggusuran belasan rumah, Jumat (26/7/2024)

“Enak kali kalian mau merobohkan rumah kami, rumah-rumah ini sudah puluhan tahun kami tempati. Meski sudah ada putusan pengadilan, namun ini masih berproses dan kami masih melakukan upaya Peninjauan Kembali (PK). Mundur kalian semua,” teriak salah seorang wanita disambut sorak sorai warga lain dengan terus melakukan upaya penghadangan. 

1. Ekskavator diturunkan untuk merubuhkan rumah

Baik wanita dan pria serta remaja ini terus berupaya memukul mundur petugas yang mendapat pengawalan dari pihak kepolisian. Bahkan terlihat seorang wanita menaiki ekskavator yang akan merobohkan rumah yang diakui warga sudah puluhan tahun ditepati. 

Namun tak surut membuat petugas tetap menjalani tugasnya. Alhasil beberapa pemilik rumah yang tak menahan kuasa menangis, sempat jatuh pingsan. Hal ini membuat suasana kian ricuh hingga terjadi bentrokan antara pemilik rumah dengan petugas yang hendak melakukan penggusuran.

“Jangan kalian semena-mena dengan rakyat kecil sepeti kami,” seru warga.   

2. Warga berhasil pukul mundur petugas yang akan melakukan eksekusi

Melihat aksi warga yang semakin beringas, petugas akhirnya mengambil langkah untuk mundur sementara waktu. Langkah ini untuk mengantisipasi bentrok lebih besar lagi yang dapat mengakibatkan korban luka. Akhirnya penggusuran dibatalkan karena sudah tidak kondusif.    

Dilokasi yang kini dibangun belasan rumah akan digusur ini, menurut Hafni, merupakan lahan kosong dan hutan belantara. "Dulunya hutan, cuma dibersihkan sama warga sini, terus dibangun. Rumah yang sudah dibangun disini, bukan batu semua. Tepas sama papan, orang gak mampu lah bisa dibilang," kata Hafni, warga sekitar.  

Berita Terkini Lainnya