TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Cerita Genta, Ilustrator di Balik Mural yang Hiasi Jantung Kota Medan

Bakat otodidak yang hasilkan karya hingga Rp25 juta

Magenta Rekayasa (Foto Instagram.com/gentarekayasa)

Medan, IDN Times - Jika kamu melintas depan Stadion Teladan kamu akan melihat lukisan mural bergambar Legimin Rahardjo hingga Mahyadi Panggabean. Siapa sosok sang ilustratornya? Dia adalah Genta Rekayasa dibantu beberapa rekan dari Gerakan Kampung Sendiri pada awal 2020 lalu.

Karya Magenta memang jempolan. Banyak sudah dia lukis, termasuk mural di sekitaran Pajak  Ikan Lama, Jalan Stasiun Kereta Api. Mau tahu lebih banyak soal muralis ini?

1. Tinggalkan sekolah teknik listrik, lanjut tekuni mural mulai usia 17 tahun

Kordinator Gerakan Kampung Sendiri, Bobi Septian (kanan) ditemani ilustrator Genta saat berbincang di Medan, kemarin. (IDN.Times/Hasudungan)

Genta Rekayasa atau akrab dipanggil Magen atau Magenta, merupakan ilustrator muda Kota Medan. Mulai menekuni mural sejak duduk di bangku SMA, dia rela meninggalkan bangku sekolah demi fokus pada hobinya tersebut.

"Belajar kan gak harus di sekolah. Jadi saya gak tamat dari SMKN2 Medan jurusan Teknik Listrik. Setelah itu mulai lukis (mural) sampai sekarang," ujar pria berusia 26 tahun ini.

Baca Juga: Cerita Irwansyah Sarumaha, Pejuang Literasi Anak-anak Nias Selatan

2. Mulai lukis pakai pensil hingga senang belajar street art

Genta Rekayasa (Foto Instagram.com/gentarekayasa)

Perjalanan Magenta menekuni mural dimulai dengan seni lukis lewat pensil. "Lukis-lukis di kertas pakai pensil, setelah kenal street art dan mulai mural," kata pemilik akun instagran @gentarekayasa ini.

"Saya senang belajar srteet art ini. Bisa kasih dampak psikologis sama yg lihat. Kalau org lihatnya senyum, berarti dia lagi senang. Begitu juga sebaliknya," tambah dia.

3. Dapat job lukis mural di kafe hingga perusahan, termahal Rp25 juta

Potret salah satu mural karya Genta di Kawasa Pajak Ikan Lama Medan. (IDN.Times/Hasudungan)

Honor yang diterima Magenta dari mural tidak bisa dianggap sepela. Dari lukis-lukis di kafe dan perusahan atau tempat lainnya, Magenta pernah menghasilkan uang Rp25 juta.

"Ya ditekuni jadi profesi. Saya lebih ke arah human interest untuk lukis. Objek manusia sama aja, harus mirip kalau tidak dibully," ungkap Genta yang menjadi ilustrator di daerah sekitar Pajak Ikan Lama Medan itu.

Baca Juga: Mural Kritik Dihapus, Pegiat Seni Medan: Pemerintah Jangan Baper

Berita Terkini Lainnya