TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Cara Mengatasi Atasan Kerja Temperamental, Suka Marah-marah

Cari tahu alasan dia marah!

ilustrasi atasan marah (pixabay.com/sarahblocks)

Saat bekerja kita tentu berharap memiliki atasan yang baik dan bisa mengayomi bawahanya. Namun tak semua harapan bisa terkabul, misalnya saat kita ternyata memiliki atasan yang temperamental. Perilaku atasan yang temperamental tersebut bisa membuat bawahanya merasa tertekan bahkan bisa berujung mengundurkan diri.

Memiliki atasan yang temperamental memang menegangkan. Namun jangan nyerah dulu, cobalah mengatasinya dengan cara berikut ini. Semoga bisa menjadi solusi ketika memiliki atasan yang galak.

1. Cari tahu alasan dia marah

Ilustrasi frustasi berbisnis (pixabay.com/stevedimatteo)

Hal pertama yang dapat kamu lakukan adalah mencari tahu apa alasan dia sering marah-marah dan menjadi temperamental. Bisa jadi karena faktor bawaan, misalnya dia memiliki pannic attack yang membuatnya tidak bisa bersikap tenang ketika menghadapi tekanan. Bisa juga karena kondisi eksternal, misalnya beban kerja yang terlalu berat atau masalah pribadi yang mempengaruhi sikapnya di tempat kerja.

Setelah mengetahui penyebab dia menjadi temperamental kamu pasti akan menemukan solusi untuk menghadapinya. Misalnya jika dia menjadi temperamental karena beban kerja yang terlalu berat, tentu kamu sebagai bawahan memiliki kewajiban untuk membantunya.

Baca Juga: 6 Tahapan Belajar Bahasa Jepang yang Bisa Dilakukan Secara Otodidak

2. Pahami posisinya sebagai atasan

ilustrasi pekerja (pixabay.com/StockSnap)

Mendapatkan respon kemarahan dari atasan memang bukan hal menyenangkan. Tapi cobalah untuk memahami posisi atasanmu di tempat kerja. Sebagai atasan dia pasti dituntut untuk memenuhi target pekerjaan dari perusahaan. Bisa jadi hal tersebutlah yang memicu sikapnya menjadi temperamental.

Dengan memahami posisi dan beban kerjanya diharapkan kamu akan lebih menerima sikapnya. Tidak perlu langsung terbawa perasaan jika dia marah karena masalah pekerjaan kerena hal tersebut adalah wajar selama amarahnya tidak sampai merendahkan harga dirimu.

3. Proaktif terhadap tugas kerja yang diberikan

Ilustrasi (pixabay.com/reallywellmadedesks)

Sikap atasan yang dinilai temperamental dan suka marah bisa jadi karena memiliki bawahan yang kurang cekatan dalam bekerja. Misalnya bawahan yang mau bekerja berdasarkan instruksi saja tanpa berinisiatif memberikan nilai lebih pada pekerjaanya. 

Kamu sebagai bawahan harus lebih proaktif terhadap tugas yang diberikan. Jangan hanya menunggu instruksi dalam bekerja , tapi cobalah untuk berinisiatif dan memahami tugas pokok dan fungsi jabatanmu. Kamu harus memahami apa saja yang harus dilakukan dalam pekerjaan tanpa menunggu perintah. Sikap proaktif dapat membuat atasan senang denganmu sehingga diharapkan dapat mengurangi sikap temperamentalnya.

4. Tingkatkan performa kerja

ilustrasi pekerja (pixabay.com/Rodrigo_SalomonHC)

Performa kerja yang buruk dapat memicu kemarahan atasan kerjamu. Apalagi jika sudah memiliki sifat bawaan temperamental, atasan bisa langsung marah ketika memiliki bawahan dengan performa yang tidak sesuai harapan.

Tingkatkan performa kerjamu di perusahaan. Cobalah untuk berusaha memenuhi target yang diberikan sesuai dengan kemampuanmu. Dengan begitu diharapkan atasan puas dengan hasil kerjamu dan meminimalkan sikap temperamentalnya.

Baca Juga: 10 Ungkapan Bahasa Inggris yang Mirip dengan Peribahasa Indonesia

Verified Writer

Rinda Septiana

Writing is my self healing

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya