TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Mengenal Quiet Quitting di Kalangan Pekerja Gen Z

Dua sisi Quiet Quitting menurut psikolog

Ilustrasi Jam Tangan Digital (pexels.com/energepic.com)

Medan, IDN Times- Quiet quitting adalah perilaku membatasi diri untuk tidak melakukan hal yang lebih di tempat kerja. Perilaku ini pun menjadi tren baru di kalangan pekerja.

Kepada IDN Times, Irna Minauli, Psikolog Direktur Minauli Consulting Medan, menjelaskan perbedaan dalam fenomena ini di antara sejumlah generasi. Katanya, jika ditinjau dari perilaku kerja setiap generasi, terlihat perbedaan yang nyata.

Awalnya perilaku ini ditujukan untuk mencegah burnout atau kejenuhan yang dialami selama bekerja dan guna menjaga kesejahteraan mental psychological well being yang dialami. 

1. Perilaku quiet quitting menjadi sebuah fenomena baru

Unsplash/Daan Stevens

Irna menjelaskan, perilaku quiet quitting menjadi sebuah fenomena baru di mana para pekerja hanya melakukan pekerjaannya pada jam yang telah ditentukan, sehingga
mereka menolak untuk dihubungi atau diberi beban pekerjaan di luar jam yang
telah ditentukan.

"Perilaku ini tentu saja mengagetkan atasan mereka yang berada pada generasi berbeda, terutama yang sangat berorientasi pada pekerjaan. Akibatnya konflik seringkali tidak terhindarkan," katanya, Selasa (20/9/2022).

Baca Juga: 6 Perilaku Kurang Mencintai Diri, Kamu Melakukannya Juga?

2. Untuk jangka pendek, perilaku ini terlihat sangat baik bagi kesehatan mental

unsplash.com/christin hume

Irna mengatakan, perilaku ini bisa berdampak buruk jika dijalankan secara sepihak yang bukan menjadi kebijakan perusahaan. Menurutnya, perilaku ini mencoba mengacu pada negara-negara maju seperti di negara-negara Skandinavia yang memiliki jam kerja yang jauh lebih pendek dibandingkan banyak negara lain.

Padahal, kondisi di Indonesia sangat berbeda sehingga persaingan dan kerja keras masih sangat diperlukan. Dalam kondisi persaingan kerja yang ketat saat ini, perilaku quiet quitting dikhawatirkan dapat membuat atasan memberhentikan karyawan karena
banyaknya tenaga kerja lain yang bersedia bekerja.

Sementara orang yang melakukan quiet quitting sendiri memperlihatkan adanya bentuk self love yang saat ini juga sangat digaungkan oleh generasi muda atau para generasi Z. Untuk jangka pendek, perilaku ini terlihat sangat baik bagi kesehatan mental mereka.

Baca Juga: 2 Pekerja Tambang Tewas Tertimpa Batu Tebing di Aceh Besar

Berita Terkini Lainnya