TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Viral, Video Diduga Penutupan Jambore Daerah Sumut Pakai Musik Dugem

Harusnya acara yang mengandung etika dan budi pekerti luhur

Viral Video Diduga Penutupan Jambore Daerah Sumut Pakai Musik Dugem (Capture Video dari Facebook Tony Murianto)

Video yang diduga saat acara penutupan Kegiatan Kemah Mabi dan Jambore Daerah Sumatera Utara 2022 viral di media sosial. Pasalnya dalam video berdurasi 30 detik tersebut menampilkan suasana mirip tempat hiburan malam atau diskotek.

Dalam postingan pada akun Tony Murianto, dijelaskan video tersebut saat Kegiatan Kemah Mabi dan Jambore Daerah Sumatera Utara 2022 yang digelar di Bumi Perkemahan Sibolangit Deli Serdang Sumatera Utara. Acara penutupan tersebut berlangsung pada Selasa malam (19/7/2022) malam.

Baca Juga: PMH vs Truk di Asahan, Sopir Bus Meninggal Dunia

1. Kegiatan Kemah Mabi dan Jambore Daerah Sumatera Utara berlangsung pada tanggal 15-20 Juli 2022

Gubernur Sumut Edy Rahmayadi menjadi Pembina Upacara pada acara pembukaan Jambore Daerah (Jamda) dan Kemah Bersama (Kemsama) Majelis Pembimbing dan Kwartir Pramuka se-Sumatera Utara (Sumut), Sabtu (16/7/2022) (Dok. Istimewa)

Dari video yang berdurasi 30 detik itu, memperlihatkan kehebohan ratusan Anggota Pramuka, diduga berjoget ria, diiringi musik dalam kondisi remang yang hanya diterangi beberapa lampu sorot yang terpasang di Lapangan Utama Kegiatan Jambore Daerah tahun 2022 itu.

Diduga, joget ala dugem di kegiatan pesta Penggalang tersebut digelar di malam terakhir di Kegiatan Kemah Mabi dan Jambore Daerah Sumatera Utara yang berlangsung pada tanggal 15-20 Juli 2022 yang diikuti ribuan Anggota Pramuka penggalang dari masing – masing Kwartir Cabang Se-Sumatera Utara dan banyak mendapatkan kecaman dari berbagai pihak.

2. Seharusnya lakukan acara yang mengandung etika dan budi pekerti luhur

Viral Video Diduga Penutupan Jambore Daerah Sumut Pakai Musik Dugem (Capture Video dari Facebook Tony Murianto)

Tokoh pemuda Sumut Rasdianto, mantan pengurus KNPI Sumut, sangat menyesalkan acara mirip dugem di dalam rangkaian kegiatan Jambore Daerah Gerakan Pramuka. Menurutnya hal ini sangat mencoreng nilai nilai Kepramukaan di Sumatera Utara, bahkan di Indonesia.

"Hilang romantika gerakan Pramuka itu, hilang prinsip keapi–unggunan Pramuka itu. Pramuka itu kan alam, kenapa tidak dilakukan kegiatan yang lain. Kita tidak mendidik nilai nilai kepramukaan. Jangan terjebak dengan eforia, sehingga kita lupa dan tidak menunjukkan identitas kepramukaan. Kita punya nilai nilai kode etik di Pramuka dan ini yang membedakan dengan organisasi organisasi lainnya,” jelas Rasdianto.

Rasdianto juga mengatakan, seharusnya kegiatan Jambore Daerah atau Pesta Penggalang yang hanya bisa didapat 5 Tahun sekali ini dapat dilakukan dengan kegiatan yang menggambarkan nilai-nilai pendidikan yang mengandung etika dan budi pekerti luhur.

“Apalagi kegiatan di malam terakhir kegiatan, kan masih banyak kegiatan yang lebih bermanfaat, tidak melakukan seperti di dunia diskotik berjoget ria seperti dugem,” kata Rasdianto.

Baca Juga: Saat Ditangkap, Terduga Pelaku Pembunuhan di Rampa Lakukan Perlawanan

Berita Terkini Lainnya