TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Angka Kematian Ibu dan Bayi Menurun di Sumut, Medan Urutan Ketiga

Angka ini menurun bila dibandingkan dengan tahun 2021

ilustrasi bayi (pexels.com/Ryutaro Tsukata)

Medan, IDN Times- Dinas Kesehatan Sumatra Utara (Sumut) mencatat angka kematian ibu dan bayi di Sumut sepanjang 2022 berjumlah 741 kasus. Dengan rincian angka kematian ibu mencapai 131 kasus dan angka kematian bayi baru lahir 610 kasus.

Angka kematian ibu dan anak ini menurun bila dibandingkan pada 2021 yang berjumlah 248 kasus untuk kematian ibu dan 633 kasus untuk kematian bayi.

Baca Juga: World Cancer Day 2023, Ada Pemeriksaan Kanker Serviks Gratis

1. Medan menduduki urutan ketiga dengan jumlah sebesar 6,87 persen

ilustrasi bayi (pexels.com/Szabina Nyíri)

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumut Alwi Mujahit Hasibuan mengatakan bahwa sepanjang 2022 tersebut kabupaten/kota seperti Deliserdang, Labuhanbatu dan Kota Medan menduduki urutan tertinggi atas kasus kematian ibu melahirkan.

"Medan menduduki urutan ketiga dengan jumlah sebesar 6,87 persen atau ada 9 kasus. Di Labuhanbatu tercatat 10 kasus dan di Deliserdang 16 kasus," ungkap Alwi kepada IDN Times, Senin (6/3/2023).

2. Faktor utama penyebab kematian ibu melahirkan karena hipertensi

ilustrasi bayi prematur (pixabay.com/SeppH)

Alwi juga menyebutkan, untuk kasus kematian bayi Kota Medan menduduki posisi pertama dengan jumlah sebanyak 65 kasus di susul Gunungsitoli dengan jumlah 39 kasus dan Nias Selatan sebanyak 34 kasus.

Berdasarkan data tersebut, adapun faktor utama penyebab kematian ibu melahirkan adalah hipertensi, pendarahan, jantung, infeksi dan lain-lain.

"Sedangkan faktor utama penyebab kematian bayi baru lahir yakni Asfiksia, lalu BBLR merupakan berat bayi yang lahir rendah, kelainan kongenital, infeksi, diare, dan lainnya," ujarnya.

Baca Juga: Kanker Anak di Sumut Didominasi Leukimia, Fast Food Pemicunya

Berita Terkini Lainnya