TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kenali Penyakit Usus untuk Menjaga Kesehatan Tubuh

Sebaiknya mengonsumsi produk susu bebas laktosa

ilustrasi pencernaan yang sehat (nutritionalcleanse.co.uk)

Jakarta, IDN Times - Sistem pencernaan manusia memiliki peran penting untuk menjaga status kesehatan manusia agar tetap optimal. Jika ada salah satu organ pencernaan yang bermasalah atau terganggu dikarenakan terserang penyakit maka akan mempengaruhi kerja dari sistem pencernaan manusia.

Gangguan sistem pencernaan manusia ada bermacam-macam seperti diare, sembelit atau konstipasi, gastroenteritis, keracunan makanan, tukak lambung, inflammatory bowel disease (IBD), intoleransi makanan, dan masih banyak lagi.

Dampak dari gangguan atau penyakit di saluran pencernaan khususnya di usus mampu menghambat penyerapan zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh sehingga memberikan risiko lebih tinggi untuk terserang penyakit dan tidak dapat menjalankan fungsi sebagaimana mestinya.

1. Gangguan sistem saluran pencernaan yang paling sering ditemukan adalah yang disebabkan oleh intoleransi makanan

ilustrasi gangguan pencernaan/pixabay.com

Gangguan sistem saluran pencernaan yang paling sering ditemukan adalah yang disebabkan oleh intoleransi makanan. Kondisi intoleransi makanan adalah respons sistem pencernaan manusia ketika ada makanan atau minuman yang tidak dapat dicerna masuk ke dalam tubuh.

Kondisi ini berbeda dengan alergi makanan karena pada kasus alergi makanan sistem kekebalan tubuh manusia akan bereaksi dan melawan benda asing yang masuk ke dalam tubuh, salah satunya adalah makanan atau minuman, yang dianggap berbahaya.

Intoleransi laktosa adalah salah satu contoh intoleransi makanan yang dialami oleh manusia dimana ketidakmampuan usus untuk mencerna laktosa dari susu disebabkan oleh tidak adanya enzim laktase untuk mencerna dan mengubah laktosa, salah satu jenis karbohidrat disakarida, menjadi bentuk lebih sederhana, yaitu glukosa dan galaktosa.

“Kasus intoleransi laktosa banyak ditemukan di Indonesia Bahkan pada tingkat Asia, memiliki kecenderungan lebih berisiko untuk mengalami intoleransi laktosa. Diperkirakan di Asia Tenggara termasuk Indonesia, sekitar 80% penduduknya mengalami intoleransi laktosa. Di Eropa, presentase penderita intoleransi laktosa pada ras kaukasia lebih rendah sekitar 25%. Hal ini disebabkan, karena faktor genetis keturunan dimana secara budaya konsumsi susu orang Asia lebih lama menerima kebiasaan minum susu sapi jika dibandingkan dengan orang Eropa,” ungkap dr Arif Sabta Aji, Ahli Gizi.

2. Sakit perut atau diare setelah minum susu merupakan indikator tubuh mengalami gangguan fungsi pencernaan

ilustrasi diare sebagai efek alitretinoin (premierhealth.com)

Tingginya konsumsi susu di Eropa disebabkan karena mereka tinggal di geografis yang
lebih jarang terkena paparan sinar matahari sehingga anjuran cukup konsumsi susu
dilakukan untuk memenuhi kebutuhan vitamin D dan zat gizi lainnya.

Berbeda dengan orang yang tinggal lebih dekat dengan garis khatulistiwa karena lebih banyak terpapar sinar matahari. Kondisi ini menyebabkan masih belum banyak orang yang memiliki enzim laktase yang cukup untuk mampu mencerna laktosa dari susu.

“Banyak sekali gejala yang ditimbulkan dari intoleransi laktosa terhadap fungsi pencernaan dan kesehatan manusia seperti perut kembung, sakit perut, diare, dan muntah. Kondisi tersebut sering dialami penderita intoleransi laktosa selama 30 menit
sampai dua jam setelah konsumsi susu. Jika setelah konsumsi susu dan produk susu
olahan lainnya membuat perut kembung, kemungkinan akan mengalami sakit perut
atau diare. Gejala ini merupakan indikator bahwa tubuh mengalami gangguan fungsi
pencernaan terhadap makanan tertentu” tambah dr Arif.

Selain itu, dr Arif menambahkan, pada akhirnya tubuh akan mengalami kelelahan
dikarenakan gejala yang ditimbulkan ketika mengalami intoleransi laktosa.

Oleh karena itu, solusi untuk menghindari efek dan gejala yang ditimbulkan oleh intoleransi laktosa adalah dengan mengurangi konsumsi bahan makanan yang mengandung laktosa dengan mengganti produk minuman susu dengan produk minuman susu yang bebas laktosa.

Baca Juga: 5 Rekomedasi Kedai Soto Legendaris di Kota Medan

Berita Terkini Lainnya