Senja Eksotis Bukit Singgolom Hipnotis Pengunjung Even TCWMF 

Even musik dunia dibuka sejak Jumat (14/6) malam

Toba Samosir, IDN Times - Danau Toba, Sumatera Utara selalu punya magnet untuk menyedot pengunjungnya. Hampir setiap sudutnya selalu menyajikan keindahan.

Bukit Singgolom menjadi salah satu sudut yang selalu menyedot perhatian mata. Di atas Bukit yang berada di Desa Lintong Nihuta, Kecamatan Tampahan, Kabupaten Toba Samosir itu, pengunjung bisa memandang hamparan Danau Toba nan luas.

Bukit yang berbatasan dengan hamparan sawah milik warga ini dijadikan sebagai tempat tuan rumah Toba Caldera World Music Festival (TCWMF) 2019. Even bertaraf internasional itu bakal menyajikan kolaborasi musik etnik dan modern.

1. Eksotisnya senja di Bukit Singgolom

Senja Eksotis Bukit Singgolom Hipnotis Pengunjung Even TCWMF IDN Times/Prayugo Utomo

Waktu menunjukkan pukul 18.00 WIB. Matahari mulai berwarna kemerahan. Mengintip dari balik bukit. Garis-garis cahayanya menembus barisan awan comulunimbus.

Para pengunjung TCWMF langsung naik ke bukit atas. Lokasi tertinggi di Bukit Singgolom. Menikmati senja yang begitu romantis.

Beberapa lainnya juga tampak sibuk mengarahkan kamera ke arah danau. Mengabadikan setiap detik tenggelemnya Sang surya.

Di sudut lain, beberapa fotografer juga sibuk memotret pasangan calon pengantin. Keindahan Bukit Singgolom menambah semarak dari TCWMF.

Baca Juga: TCWMF 2019, Sajian Musik Internasional Siap Hentak Danau Toba 

2. Bukit Singgolom sangat ideal bagi pehobi camping

Senja Eksotis Bukit Singgolom Hipnotis Pengunjung Even TCWMF IDN Times/Prayugo Utomo

Hamparan Danau Toba menjadi daya tarik sendiri bagi Bukit Singgolom. Para pengunjung yang datang bisa memanfaatkan Singgolom sebagai tempat mencari ketenangan.

Lokasi ini juga begitu cocok jika dijadikan tempat camping. Pengunjung bisa mendirikan tenda di atas bukit. Jika tidak ingin terkena angin secara langsung bisa memilih bukit yang lebih rendah.

Saat event TCWMF beberapa musisi juga memilih menginap menggunakan tenda camping. Sejumlah tenda tampak berbaris di dekat bukit atas. Menambah sensasi atmosfer meriahnya festival musik dunia itu.

3. TCWMF mulai dipadati pengunjung sejak kemarin

Senja Eksotis Bukit Singgolom Hipnotis Pengunjung Even TCWMF IDN Times/ist

Sejak dibuka pada Jumat (15/6) malam, TCWMF sudah mulai dipadati pengunjung. Bus-bus pariwisata yang terparkir, menandakan tak sedikit yang datang dari luar kota. Mobil-mobil pribadi juga sudah banyak terparkir. TCWMF bakal digelar dari 14-16 Juni 2019.

Insiden tenda panggung yang ambruk mewarnai TCWMF. Tenda ambruk karena dihempas angin kencang perbukitan saat petang menjelang.

“Jangan dikaitkan dengan mistis. Ini kurni karena alam,” kata Bupati Toba Samosir Darwin Siagian.

4. Irwansyah Harahap: Alam ternyata lebih kuat

Senja Eksotis Bukit Singgolom Hipnotis Pengunjung Even TCWMF IDN Times/Prayugo Utomo

Bukan seniman namanya jika tak bisa menembus batas. Tenda yang ambruk langsung ditangani panitia.

Tenda serta penyangganya dibuka. Panggung menjadi hanya beratap langit. Tapi tetap di-set secara apik dengan pencahayaan lampu.

Malam itu juga, TCWMF dibuka Bupati. Direktur TCWMF Irwansyah Harahap tidak pesimis dengan insiden itu. “Show must go on,” ujar Irwansyah.

Panitia sudah memersiapkan TCWMF sejak enam bulan lalu. Survey lapangan, kajian soal alam Bukit Singgolom sudah dilakukan. Bahkan panitia juga sudah menghitung kemungkinan alam.

“Tapi ternyata alam memang lebih kuat. Kita harus belajar dari alam. Jadi kita bukan menjadi pesimis. Menjadi evaluasi kita bersama,” ungkapnya.

5. TCWMF satukan budaya musik dunia

Senja Eksotis Bukit Singgolom Hipnotis Pengunjung Even TCWMF IDN Times/ist

Irwansyah mengatakan, TCWMF adalah bentuk ekspresi musik tradisi di dunia. Tak pelak sejumlah musisi dari malaysia, Meksiko dan Cina ikut dalam TCWMF.

“Kenapa World Music, secara sederhana saya jelaskan mengekspresikan musik tradisi dunia, dan juga musik baru yang mengambil inspirasi budaya musik dunia. Itu menjadi trend festival dunia. Dua hal ini yang kita gabungkan,” ungkap Irwansyah.

Kelompok musik yang akan mewarnai panggung TCWMF diantaranya adalah, Suara Sama besutan Irwansyah Harahap, Kua Etnika besutan Jaduk Ferianto, serta Mataniari (Toba Roots Music) feat “Si Raja Seruling” Marsius Sitohang.

Perhelatan kali ini pun semakin keren karena menggandeng berbagai civitas akademika. Mulai dari Community Creative (UNP Padang), Communal Primitive (USU Medan), Ensamble Musik Universitas HKBP Nomensen Medan, Ensambel Gendang Kampung (Unimed Medan), dan beberapa talenta lokal lainnya.

Penyelenggara juga mengundang para kelompok musik dari internasional. Diantaranya, FieldPlayers (Malaysia), Jade School Guzheng Ensemble feat Prof Xiaoxin Xiao (Cina), serta Daniel Milan Cabrera-Deva Baumbach (Meksiko).

Baca Juga: Kunjungan ke Samosir Membludak, Arus Penyeberangan Danau Toba Lancar

Topik:

  • Doni Hermawan

Berita Terkini Lainnya