TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

PJSI Sumut Surati PB PJSI Terkait Kontroversi di Cabor Judo PON 2024

Berharap perwasitan introspeksi

Atlet judo Sumut saat berlaga di kelas beregu PON 2024 di Gor USK Banda Aceh (IDN Times/Doni Hermawan)

Medan, IDN Times- Usai gelaran Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumut 2024, Pengurus Provinsi (Pengprov) Persatuan Judo Seluruh Indonesia (PJSI) Sumatra Utara melayangkan surat ke Pengurus Besar (PB) PJSI. Hal itu terkait perbaikan dan saran masukan atas beberapa kontroversi yang diduga terjadi saat PON.

Diketahui Sumut meraih 1 perak dan 5 perunggu pada cabor judo yang digelar di Gor Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh pada 10-14 September 2024 lalu.

Ketum Pengprov PJSI Sumut Muhammad Arief Fadhillah mengatakan dirinya menyurati PB PJSI karena merasa ganjal dengan beberapa hal yang dianggap merugikan. Terutama bagi Sumut selaku tuan rumah bersama Aceh.

Salah satunya soal penjurian Kata. Diketahui atlet Sumut Fadly Ardiansyah Manik dan Krisjon Simorangkir hanya mendapat medali perunggu. Padahal di even internasional seperti Penang Invitation dan kejuaraan South East Asia di Bali mereka mendapatkan gelar juara yakni medali emas dan perak. 

Para atlet kata Sumut sudah berlatih di bawah arahan Dewan Juri Kata Asia Tenggara Tai Tahn Nguyen asal Vietnam. Sensei Thai juga melihat langsung performa Fadly-Krisjon di Aceh. Menurut Arief, Sensei Thai menilai tidak ada yang salah dari performa duet pejudo kata Sumut itu sehingga hanya diganjar nilai 338 di penyisihan dan 337 di final. Sementara atlet ju no kata Sumut Mutiara Ocean Sinaga dan Redinda Syahira tak lolos dari penyisihan.

1. Penerapan teknik baru IJF di nomor kata tak diterapkan di PON

Saat kejuaraan di Bali, Sensei Thai juga juga menseminarkan beberapa teknik baru dari IJF untuk kata. Namun penerapan di PON jauh berbeda.

"Kita sudah membuktikan 3 kali juara di level internasional. Dan sudah berlatih dengan Dewan juri kata Asia Tenggara Sensi Thai. Apa yang diseminarkan Sensei Thai di Bali untuk meningkatkan prestasi kata Indonesia tidak pernah lagi juara di even internasional maupun SEA Games. Pada saat di PON ini yang dilihat ketua Dewan Juri Asia Tenggara di depan mata. Sama sekali berbeda dengan seminar di Bali," kata Arief.

Menurut Arief, apa yang terjadi menjadi kemunduran bagi perkembangan kata di tanah air. Apalagi jika dihubungkan dengan ambisi meraih gelar di pentas internasional.

"Kita tahu kata ini subjektif. Akan tetapi jangan sampai mengorbankan nasionalisme kita yang ingin membuat judo kita berjaya di even internasional," beber Arief.

2. Decision contest kelas beregu tak perlu diuji lagi

Yang kedua dalam surat tersebut, Arief juga mengkritik soal jalannya pengundian penentuan kelas acak atau decision contest di kelas beregu campuran. Saat itu skor Sumut dan Jatim 3-3. Pada saat dicabut keluar angka -90 kg, yang akan menurunkan pejudo terkuat Diki Hartato (peraih perak kelas -81 kg).

Usai angka di layar keluar, atlet Sumut lainnya mengerumuni Diki untuk memberikan motivasi sebagai pejudo penentu. Namun ternyata panpel bilang hanya tes, diulang dan kemudian keluar kelas -57 kg. Sumut akhirnya kalah dan perunggu jadi milik Jatim.

"PB PJSI bilang selalu mengedepankan aturan. Aturan yang dibuat masih diuji coba mereka sendiri. Pada saat pengundian atlet penentuan perunggu kelas beregu, sempat keluar hasil undian -90 kg yang diperkuat atlet terkuat Sumut, sehingga kita optimis. Tapi diulang dan ditampilkan di layar. Kalau secara arif dan bijaksana, para juri dan panpel hendak melakukan undian, tidak perlu ditampilkan dan akan menimbulkan kegaduhan," kata Arief.

"Saya bukan Roy Suryo, atau pakar telematika. Tapi kalau undian komputer, nama pertama yang sudah keluar, gak akan keluar lagi di undian berikutnya sehingga ini jadi kerugian buat kita," tambahnya.

3. Berharap bidang perwasitan introspeksi untuk kemajuan judo tanah air

Tak hanya dua hal itu, sebenarnya ada beberapa lainnya keputusan wasit yang merugikan tim judo Sumut. Arief sadar protes yang dilakukannya saat ini tak akan mengubah hasil. Namun dia berharap ada perubahan untuk judo ke depan, terutama dari segi penegakan aturan.

"Kami PJSI Sumut berharap bidang perwasitan introspeksilah untuk kemajuan judo Indonesia. Bukan hanya berbicara sebagai Sumut saja, di luar itu ini untuk kepentingan nasional yang lebih besar," pungkasnya.

Baca Juga: Judo Raih 1 Perak 5 Perunggu PON 2024, PJSI Sumut Sorot Kualitas Wasit

Berita Terkini Lainnya