Mengenal Hempang Pintu, Bagian dari Adat Melayu Deli

Berbalas pantun dalam hempang pintu

Medan, IDN Times - Medan memasuki usia 433 tahun, sejarahnya tentu berkaitan dengan budaya Melayu Deli. Salah satu yang menarik adalah Hempang Pintu. 

Ternyata budaya ini tidak hanya ada di Betawi saja. Hempang pintu merupakan acara yang mempertemukan dua jawara silat dan dua pemantun serta rombongan pemain musik tradisional lainnya. Biasanya digunakan saat acara pernikahan. 

Masing-masing dari pengantin laki laki dan perempuan memiliki satu jawara dan satu pemantun yang dimana keduanya ini akan diadu.

Apabila sang jawara silat dari pengantin pria menang, maka pengantin dipersilahkan masuk. Namun apabila sebaliknya maka pengantin pria dilarang untuk masuk.

1. Berbalas pantun

Mengenal Hempang Pintu, Bagian dari Adat Melayu DeliPemangku Sultan Deli XIV Tengku Hamdy Osman Deli Khan Alhaj bergelar Tengku Raja Muda Deli, saat tiba di Masjid Raya Al Mashun untuk mengikuti salat Ied berjamaah, Minggu (24/5) pagi. (IDN Times/Prayugo Utomo)

Salah satu bentuk lisan Melayu yang masih hidup dan dapat dipergunakan oleh masyarakat adalah pantun. Sampai sekarang adat berbalas pantun pada upacara pernikahan masyarakat Melayu masih digunakan.

Berpantun merupakan ciri khas masyarakat Melayu. Pantun yang diucapkan pada acara pernikahan dilakukan dengan cara berbalas-balasan antara pihak pengantin laki laki dan pengantin perempuan.

Baca Juga: Bahasa Melayu Mulai Luntur di Medan, Millennial Harus Punya Peran

2. Penyerahan sejumlah uang sebagai syarat adat

Mengenal Hempang Pintu, Bagian dari Adat Melayu Deliilustrasi memberi dan menerima uang (IDN Times/Aditya Pratama)

Hempang pintu adalah acara yang dilaksanakan ketika pengantin pria diarak ke rumah pengantin perempuan. Pihak pengantin perempuan harus menutup pintu dengan sehelai kain panjang melintang.

Kain tersebut dapat dibuka setelah dilakukan acara berbalas pantun dan penyerahan sejumlah uang yang dilakukan sebagai syarat adat.

Setelah berbalas pantun usai, pihak pengantin perempuan membukakan penghalang pintu serta mempersilahkan mempelai laki laki duduk di sebelah kanan mempelai perempuan.

3. Serah terima pengantin

Mengenal Hempang Pintu, Bagian dari Adat Melayu DeliIstana Maimun menjadi salah satu objek wisata favorit di Kota Medan. Istana ini merupakan bukti kebesaran Kesultanan Deli (IDN Times/Prayugo Utomo)

Kemudian dilaksanakan acara marhaban dan disertai doa. Tujuan dari marhaban adalah untuk menghaturkan pui syukur ke hadirat Allah SWT dan mendoakan pengantin hidup berbahagia dalam menjalankan kehidupan berumah tangga.

Marhaban yang disertai doa adalah salah satu prosesi adat istiadat masyarakat Melayu. Setelah acara marhaban dan doa dilaksanakan. Selanjutnya acara tepung tawar dan nasi berhadap-hadapan. 

Acara berbalas pantun pembuka tebus pintu berakhir dengan salam penutup dari masing masing mempelai. Tak lupa kedua pihak keluarga saling meminta maaf yang mungkin terdapat khilaf dan salah selama acara berlangsung. Kemudian dilaksanakan acara serah terim pengantin laki laki kepada pihak keluarga pengantin perempuan. Acara serah terima pengantin dilaksanakan sebelum rombongan yang mengantar pengantin pria pulang.

Kata-kata yang diucapkan dalam acara serah terima pengantin disampaikan dengan cara berpantun yakni untuk menyampaikan kata-kata nasihat atau petuah-petuah orangtua.

Baca Juga: Lebah Begantong, Syiarkan Budaya dan Pantun Jenaka Lewat Orkes Melayu

Topik:

  • Doni Hermawan
  • Arifin Al Alamudi

Berita Terkini Lainnya