Walhi Sumut soal Kematian Golfrid: Emmy Hafild Lebih Baik Diam Saja

Emmy sebut kasus Golfrid dijadikan panggung popularitas

Medan, IDN Times – Pernyataan Penasihat Senior untuk Komisaris Utama PT North Sumatera Hydro Energy (NSHE) atau PLTA Batang Toru Emmy Hafild menuai kontroversi. Dia menyebut, kematian Aktivis Lingkungan dan Hak Asasi Manusia Golfrid Siregar jadi ajang cari panggung segelintir orang.

Dia juga menyinggung proses advokasi yang dilakukan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) bersama beberapa lembaga lainnya terlalu lemah untuk membuktikan jika Golfrid memang dibunuh. Membantah keterangan polisi yang menyebut jika Golfrid hanya mengalami kecelakaan lalu lintas tunggal.

Dia pun membandingkannya dengan kasus kematian Munir Said Thalib (KontraS) yang berhasil diungkap karena keracunan.

“TGPF (Tim Gabungan Pencari Fakta) nya hasilnya apa. Tapi kalau mengaitkan itu dengan NSHE, saya kira sedih saya. Gak mungkin saya bergabung dengan perusahaan yang membunuh orang,” kata Emmy di Kota Medan,  Selasa (18/2).

1. Dengan tegas Emmy bilang kasus Golfrid jadi ajang cari popularitas

Walhi Sumut soal Kematian Golfrid: Emmy Hafild Lebih Baik Diam SajaPenasihat Senior untuk Komisaris Utama PT North Sumatera Hydro Energy (NSHE) Emmy Hafild yang juga pernah aktif sebagai Aktivis Walhi (IDN Times/Prayugo Utomo)

Perempuan bernama lengkap Nurul Almy Hafild ini tak mengenal betul sosok Golfrid. Namun dia malah balik meragukan perjuangan rekan-rekan Golfrid untuk memperjuangkan kasus itu.

Emmy kembali membantah jika NSHE terlibat dalam kematian Golfrid. Meskipun tak ada yang menuding NSHE secara langsung. Bahkan Emmy kembali mengatakan keraguannya atas advokasi yang dilakukan.

“Golfrid saya tidak kenal secara pribadi. Karena dia jauh di bawah saya. Tapi saya sedih, kematian dia dimanfaatkan oleh teman-temannya untuk bisa populer. Apakah betul mereka menuntut kematiannya karena dibunuh, saya belum melihat ada buktinya. Yang ada cuma dugaan-dugaan,” tukasnya.

Baca Juga: Golfrid Disebut Kecelakaan, Pegiat HAM Tak Percaya Keterangan Polisi

2. Emmy juga sebut kematian Golfrid dijadikan panggung Direktur WALHI Sumut untuk melenggang di Eknas

Walhi Sumut soal Kematian Golfrid: Emmy Hafild Lebih Baik Diam SajaIDN Times/Istimewa

Dia pun menyebut tudingan ke NSHE adalah halusinasi belaka. Dia membandingkan dirinya saat menjadi aktivis di era Soeharto. Di mana dia tidak dibunuh karena protes terhadap tambang Freeport di Papua.

Yang mengejutkan, Emmy menuding kematian Golfrid terus digulir untuk mendongkrak popularitas Direktur Eksekutif Daerah WALHI Sumut Dana Prima Tarigan yang mencalonkan diri sebagai Direktur Eksekutif Nasional (Eknas) WALHI.  

Dia juga menyebut Dana ingin terus menerus tampil di media massa. Sehingga kasus itu terus digulir.

“Saya sedih aja, temannya meninggal kok digunakan untuk mempopulerkan diri untuk maju sebagai eksecutive director  WALHI. Itu menurut saya tidak etis. Itu boleh diquote yah,” ujar politisi NasDem itu.

Lebih jauh lagi, Emmy menyebut advokasi yang dibuat WALHI begitu lemah. “Jadi tidak menguasai persoalan tapi ngomong, kombur. Iyah nggak ?. Banyaknya kombur, banyaknya dugaan-dugaan,” imbuhnya.

3. Dana Tarigan sebut Emmy tidak ikuti kasus Golfrid secara rinci

Walhi Sumut soal Kematian Golfrid: Emmy Hafild Lebih Baik Diam SajaDirektur Eksekutif Daerah WALHI Sumut Dana Prima Tarigan (IDN Times/Istimewa)

Direktur Eksekutif WALHI Sumut Dana Prima Tarigan tampaknya geram dengan pernyataan Emmy. Bagi Dana, Emmy hanyalah orang yang tidak mengerti kasus kematian Golfrid secara rinci.

“Emmy Hafild  tidak pernah mengikuti kasus kematian Golfrid,” ujar Dana, Minggu (23/2) petang.

Dana kembali menegaskan, banyak kejanggalan dalam kasus kematian Golfrid. Mulai dari soal penyelidikan yang terkesan tidak mendalam, hingga tidak ada saksi yang melihat Golfrid kecelakaan. Kemudian rekam medik yang tidak dibuka utuh hingga kejanggalan lain.

4. Emmy lebih baik diam daripada memperkeruh keadaan

Walhi Sumut soal Kematian Golfrid: Emmy Hafild Lebih Baik Diam SajaIDN Times/Prayugo Utomo

Soal tudingan mencari popularitas yang disebut Emmy, Dana memberikan pernyataan keras. Bagi dia, Emmy sama sekali tidak punya empati terhadap Golfrid. WALHI dan beberapa NGO lainnya hanya ingin menegakkan keadilan. Bukan mencari popularitas.

“Kalau tidak mau berempati dengan kematrian Golfrid, dia tidak perlu bilang sedih. Dia Cuma butuh berempati. Kalau tidak punya empati lebih baik diam,” tegasnya.

Dana juga kecewa dengan ungkapan Emmy  soal advokasi  WALHI yang dianggap lemah. Karena selama prosesnya,kata Dana, WALHI selalu menggunakan data.

5. Tegaskan tidak ada kaitan antara kasus Golfrid dengan Dana Prima yang maju di Eknas

Walhi Sumut soal Kematian Golfrid: Emmy Hafild Lebih Baik Diam SajaLukisan Golfrid dipajang para aktivis HAM di Medan saat aksi refleksi Sumpah Pemuda di tugu Titik Nol Kota Medan, Senin (28/10) malam. (IDN Times/Prayugo Utomo)

Dana juga geram dengan pernyataan Emmy yang menyebut kasus Golfrid hanya jadi ajang untuk memuluskan jalan dirinya maju di Eknas. Justru, keinginan maju di Eknas menjadi tanggung jawabnya membuka tabir kematian Golfrid.

“Menjadi eknas itu pilihan internal lembaga. Tidak ada kaitannya butuh elektabilitas publik. Karena yang memilih juga internal WALHI,” tukasnya.

6. Golfrid dikenal getol suarakan penolakan terhadap PLTA Batangtoru

Walhi Sumut soal Kematian Golfrid: Emmy Hafild Lebih Baik Diam SajaLukisan Golfrid dipajang para aktivis HAM di Medan saat aksi refleksi Sumpah Pemuda di tugu Titik Nol Kota Medan, Senin (28/10) malam. (IDN Times/Prayugo Utomo)(IDN Times/Prayugo Utomo)

Empat bulan sudah kasus kematian Golfrid berlalu. Sebelumnya, Golfrid ditemukan terkapar di Underpass Titi Kuning, Jalan AH Nasution, Medan, Kamis (3/10) dini hari. Dia dilarikan ke Rumah Sakit Mitra Sejati oleh sejumlah orang yang belakangan menjadi tersangka kasus pencurian barang-barang milik Golfrid.

Dia dirujuk ke RSUP H Adam Malik saat itu juga. Setelah mendapat perawatan intensif, nyawa Golfrid tak selamat. Dia meninggal, Minggu (6/10).

Polisi bersikukuh menyatakannya meninggal karena kecelakaan lalu lintas tunggal. Hasil pemeriksaan cairan lambung disebut mengandung alkohol. Namun WALHI menilai Golfrid mengalami penganiayaan karena luka parah di kepalanya dan mata kanan tidak seperti korban kecelakaan tunggal.

Di tubuh Golfrid juga tidak ada luka lecet seperti kecelakaan pada umumnya. Hanya ada luka di kepala dan mata kanan.

Walhi Sumut pun melakukan investigasi internal. Apakah kematian Golfrid terkait kasus yang diadvokasinya.

Sejumlah kasus yang pernah dan sedang ditangani Golfrid antara lain, pendampingan masyarakat terdampak aktivitas sejumlah perusahaan di Simalungun. Lalu kasus perambahan hutan di Kabupaten Karo. Kemudian Nelayan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang terkait perusahaan penambang pasir laut.

Golfrid juga dianggap getol menyuarakan penolakan terhadap PLTA Batangtoru. Dia  juga menjadi koordinator Kuasa Hukum WALHI saat menggugat soal Analisisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) PLTA Batang Toru di Tapanuli Selatan Sumatera Utara yang dikembangkan PT NSHE. Dalam hal ini yang menjadi tergugat adalah Gubernur Sumatera Utara.

7. Istri Golfrid kecewa negara lamban ungkap kasus kematian suaminya

Walhi Sumut soal Kematian Golfrid: Emmy Hafild Lebih Baik Diam SajaLukisan Golfrid dipajang para aktivis HAM di Medan saat aksi refleksi Sumpah Pemuda di tugu Titik Nol Kota Medan, Senin (28/10) malam (IDN Times/Prayugo Utomo)(IDN Times/Prayugo Utomo)

Belakangan, Istri Golfrid, Resmi boru Barimbing berbicara ke publik. Dia datang ke Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS), Kamis (13/2) lalu.

Resmi mengungkapkan kekecewaannya kepada negara yang terkesan lamban mengungkap kasus. “Sampai sekarang belum ada kejelasan. Saya datang ke Jakarta, jauh-jauh dari Medan meminta negara untuk mengusut sampai tuntas kematian suami saya.”

Dalam laman resminya, kontras.org, menyebut ada beberap  fakta pengancaman terhadap Golfrid yang hingga kini belum ditindaklanjuti kepolisian. “Jangan pergi kemana-mana kalau tidak sama aku, di Medan ini kita sudah tidak aman lagi, sudah banyak yang mencari-cari rumah kita”, ujar Resmi mengingat dengan jelas kalimat yang pernah diucapkan almarhum Golfrid semasa hidup.

Hal yang sama juga diamini rekan kerja Golfrid di Walhi Sumatera Utara, Roy, Manajer Advokasi dan Kampanye Walhi Sumatera Utara menyatakan bahwa intimidasi terhadap Golfrid sudah pernah disampaikan terhadap dirinya. Delapan bulan sebelum kematiannya, Golfrid sudah memperingatinya bahwa keadaan sudah menghawatirkan.

Dalam upaya untuk mencari keadilan dan kebenaran atas kematian Golfrid, koalisi #JusticeForGolfrid telah melakukan berbagai upaya advokasi bersama istri almarhum, diantaranya melakukan audiensi dengan beberapa lembaga negara seperti KOMNAS HAM RI, Ombudsman RI, dan Kantor Staf Kepresidenan (KSP).

Baca Juga: Aktivis Golfrid Dinyatakan Tewas Karena Kecelakaan, Ini Kronologisnya

Topik:

  • Arifin Al Alamudi

Berita Terkini Lainnya