Sumut Masih Kekurangan Tenaga Medis untuk Tangani Pasien Corona

Gubernur Edy Rahmayadi minta rumah sakit berkontribusi

Medan, IDN Times – Perlawanan terhadap persebaran COVID-19 terus dilakukan di Sumatera Utara. Data teranyar menunjukkan, jumlah Orang Dalam Pemantauan (ODP) mengalami penurunan sebanyak 2,8 persen.

Pun menurun, pemerintah terus mempersiapkan sejumlah persiapan. Salah satunya tenaga medis. Ternyata, sampai sekarang, Sumut masih kekurangan tenaga medis dari yang direncanakan. Baik dokter, perawat dan unit lainnya.

 “Kita masih kurang banyak ini. Saya butuh bantuan dari Anda semua,” kata Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi dalam Rapat Koordinasi dengan Pimpinan Rumah Sakit se-Sumut di Aula Rumah Dinas Gubernur, Jumat (27/3).

1. Setiap rumah sakit harus berkontribusi

Sumut Masih Kekurangan Tenaga Medis untuk Tangani Pasien CoronaSeorang pria berjalan melewati poster yang menutup bagian gedung menjelang penguncian "lockdown" 21 hari sebagai langkah mencegah penularan virus corona (COVID-19), di Cape Town, Afrika Selatan, Kamis (26/3/2020). (ANTARA FOTO/REUTERS/Mike Hutchings)

Kata Edy, setiap RS diminta berpartisipasi secara maksimal untuk memastikan keterlibatan dalam penanganan COVID-19 melalui kontribusi SDM perawat dan dokter ke sejumlah rumah sakit rujukan utama yang saat ini tengah disiapkan.

"APD dan fasilitas kesehatan angsur-berangsur kita upayakan. Kita datangkan dan usahakan dari berbagai sumber. Tapi kita masih butuh banyak dokter dan perawat, khususnya untuk mengantisipasi nanti jika terjadi lonjakan eskalasi," kata Gubernur.

Baca Juga: [BREAKING] Angka ODP Corona di Sumut Menurun 2,8 Persen 

2. Tenaga medis yang berkontribusi akan diberikan insentif lebih

Sumut Masih Kekurangan Tenaga Medis untuk Tangani Pasien CoronaSeorang petugas dari Brimob Polda Sumut mengenakan pakaian pelindung diri sebelum kegiatan penyemprotan cairan disinfektan di beberapa ruas jalan Kota Medan, Selasa (24/3) (IDN Times/Prayugo Utomo)

Pemprov Sumut juga akan memberikan apresiasi kepada para tenaga medis yang terlibat. Para tenaga medis akan diberikan insentif.

"Karena kalau kita tak sigap menghadapi di awal ini, lebih kewalahan lagi nanti kalau semakin banyak yang terinfeksi," ujarnya.

Sebagai langkah menjamin ketersediaan SDM, Edy Rahmayadi mengatakan akan menyurati RS dan berkoordinasi dengan berbagai organisasi himpunan dokter untuk mengirimkan kontibusi berupa perawat dan dokter.

Saat itu, Edy juga menghimpun beberapa alat kesehatan dari berbagai RS yang hadir untuk mendukung kelengkapan RS GL Tobing sebagai lokasi evakuasi utama.

Ahli Hukum Kesehatan yang ditunjuk khusus untuk pencanganan COVID-19 dari Asosiasi Dosen Hukum Kesehatan Indonesia Beni Satria mengatakan, bahwa dalam istilah hukum, kondisi darurat seperti saat ini berlaku azas Salus Populi Suprema Lex Esto di mana keselamatan rakyat adalah hukum tertinggi.

"Artinya keselamatan rakyat harus kita utama kan," jelasnya.

3. Persiapan ruang isolasi di sejumlah rumah sakit juga terus dikebut

Sumut Masih Kekurangan Tenaga Medis untuk Tangani Pasien CoronaTenda isolasi COVID-19 di RS Putri Hijau, Medan (IDN Times/Prayugo Utomo)

Jurubicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sumut dr Aris Yudhariansyah menjelaskan, persiapan ruang isolasi di sejumlah rumah sakit rujukan COVID-19 terus dikebut.

Rumah Sakit GL Tobing milik PTPN 2 di Tanjungmorawa yang kini sudah siap digunakan. Rumah Sakit tersebut memiliki 39 kamar isolasi non-ICU, 2 kamar ICU dan dilengkapi dengan 72 tenaga kesehatan yag terdiri dari dokter umum, dokter spesialis dan tenaga kesehatan lainnya.

Selanjutnya ada 10 RS lagi yang akan segera kita siapkan di antaranya adalah, RS Martha Friska 1 dan 2, RS Haji Medan, RS sari Mutiara dan lainnya. Jika terjadi lonjakan eskalasi PDP yang signifikan, gugus tugas akan menyiapkan Asrama Haji Medan, Gedung PPSDM milik Pemrov Sumut di Jalan Pancing Medan, Wisma Altet Sumut dan gedung Sekolah Polisi Negara (SPN) di Sampali, termasuk RS Siti Hajar yang akan digunakan untuk menampung PDP korona.

“Kami juga menyampaikan bahwa rumah sakit rujukan kita ada di sebelas tempat. Kita masih membutuhkan lebih dari 700 orang tenaga kesehatan,” ungkapnya.

Hingga kini, tenaga medis yang sudah ada sekitar 50 persen dari jumlah yang dibutuhkan. Dia berharap, seluruh rumah sakit yang ada di Sumut untuk segera memberi bantuan tenaga medis yang akan ditempatkan di sebelas rumah sakit rujukan utama itu.

Gugus tugas sendiri menargetkan sedikitnya 1.000 ruang isolasi tersedia dari sebelas rumah sakit rujukan utama yang akan dioperasikan tersebut.

Saat ini, Sumut telah menerima alat pelindung diri (APD) sebanyak 2.115 set yang akan didistribusikan ke rumah sakit di Sumut yang merawat pasien korona. Selain itu, ada juga 3.600 rapid test yang siap didistribusikan ke rumah sakit untuk mengecek kesehatan para PDP dan tenaga medis yang menjadi prioritas dalam tes ini.

Baca Juga: [BREAKING] Antisipasi Corona, Sejumlah Jalan Utama Medan Akan Ditutup

Topik:

  • Arifin Al Alamudi

Berita Terkini Lainnya