Seorang Pria Tewas Setelah Terjun dari Lantai 3 Mal Centre Point Medan

Korban meninggal disebut warga Kota Pematang Siantar

Medan, IDN Times – Pengunjung Mal Centre Point Medan heboh, Selasa (9/11/2021). Seorang laki-laki diduga melompat dari lantai tiga salah satu pusat perbelanjaan terbesar di Kota Medan itu.

Laki-laki itu meninggal seketika. Kepalanya bersimbah darah. Kejadian ini pun membuat heboh para pengunjung mal yang beralamat di Jalan Jawa, Kecamatan Medan Timur itu.

1. Laki-laki itu diduga bunuh diri

Seorang Pria Tewas Setelah Terjun dari Lantai 3 Mal Centre Point Medanilustrasi bunuh diri (IDN Times/Arief Rahmat)

Petugas Polsek Medan Timur yang markasnya persis di depan mal langsung datang ke lokasi. Laki-laki beretnis Tionghoa itu diduga bunuh diri.

Setibanya di lokasi personel Polsek Medan Timur bersama Tim Inafis Polrestabes Medan langsung mengevakuasi korban yang mengenakan kaus cokelat dan celana panjang biru itu.

Baca Juga: Suami Diopname, Istri Ditemukan Tewas Tergantung di Rumah

2. Laki-laki yang melompat itu diketahui sebagai warga Kota Pematangsiantar

Seorang Pria Tewas Setelah Terjun dari Lantai 3 Mal Centre Point MedanIlustrasi (IDN Times/Sukma Shakti)

Kapolsek Medan Timur Komisaris M Arifin mengatakan, laki-laki yang melompat itu diketahui sebagai warga Kota Pematang Siantar. Dia bernama Soe Tjin Wu (54). Dia terdaftar sebagai warga Kecamatan Siantar Utara.

Sampai sekarang, belum diketahui penyebab pasti kenapa laki-laki itu melompat. Polisi masih melakukan penyelidikan.

3. Tercatat, ini kali kedua pengunjung diduga bunuh diri di mal Centre Point

Seorang Pria Tewas Setelah Terjun dari Lantai 3 Mal Centre Point MedanIlustrasi jenazah (IDN Times/Sukma Shakti)

Informasi yang dihimpun, ini  adalah kali kedua pengunjung diduga bunuh diri di mal Centre Point. Seorang laki-laki diduga bunuh diri dengan mlompat dari lantai tiga pada September 2016 lalu.

Laki-laki itu tewas bersimbah darah. Kejadian itu sontak menggegerkan pengunjung.

4. Depresi bisa berujung bunuh diri

Seorang Pria Tewas Setelah Terjun dari Lantai 3 Mal Centre Point MedanIlustrasi Bunuh Diri (IDN Times/Mardya Shakti)

Depresi dan bunuh diri adalah isu kesehatan mental yang kerap menjadi topik yang kurang disoroti dan mendapat perhatian serius di masyarakat maupun pemerintah. Tak sedikit pengidap depresi diberi label oleh masyarakat sebagai pribadi yang lemah secara fisik dan psikis.

Padahal, depresi jauh lebih kompleks dari hal itu. Menurut ahli kesehatan jiwa, Nova Riyanti Yusuf, depresi dan gangguan bipolar adalah dua penyakit mental yang bisa mendorong seseorang untuk melakukan bunuh diri. Bipolar sendiri sederhananya adalah penyakit kejiwaan yang membuat penderitanya mengalami perubahan suasana hati secara fluktuatif dan drastis.

Di ranah global, depresi sendiri memang jadi isu penting. Badan Kesehatan Dunia, WHO (World Health Organization), menyebutkan depresi menjadi penyakit dengan angka kasus tertinggi kedua di dunia setelah penyakit jantung.

Bunuh diri, yang biasanya diawali depresi, turut menjadi isu penting. Menurut data dari Into The Light Indonesia, komunitas pencegah bunuh diri di Indonesia, sebanyak 800 ribu jiwa meninggal dunia per tahunnya karena bunuh diri, yang berarti bunuh diri telah merenggut 1 nyawa tiap 40 detik.

Angka kasus bunuh diri di Indonesia sendiri sulit diperoleh. Dikutip dari WHO, data terakhir yang tercatat di badang kesehatan dunia milik PBB tersebut, ada 840 kasus yang terjadi di Indonesia, namun itu adalah data 2013. Bahkan, pada 2005, angka bunuh diri di Indonesia pernah menembus angka 30.000 kasus.

Bunuh diri di Indonesia layak jadi perhatian serius karena menurut Into The Light Indonesia, penanganan yang kurang tepat dan kurang bijak dalam menangani isu ini, akan membuat Indonesia kehilangan sumber daya manusia unggul.

Maka itu, untuk tahap awal memahami apa itu depresi, kita wajib mengetahui apa faktor penyebab penyakit kejiwaan tersebut. Sebagai referensi, menurut Nova Riyanti, faktor lingkungan adalah penyebab terbesar seseorang mengalami depresi. Misalnya faktor ekonomi, perceraian orangtua, hingga perasaan bersalah terhadap sesuatu.

Bagaimana jika keluarga kita sendiri yang menyebabkan depresi? Apa solusinya? Apa yang harus dilakukan?

Satu hal penting dan sangat krusial dari depresi yang dialami seseorang, mereka harus punya teman berbagi cerita, karena itu sangat membantu berproses untuk sembuh seperti sedia kala.

Depresi yang dialami banyak orang membuat mereka berpikir untuk bunuh diri. Butuh waktu berbulan-bulan untuk benar-benar sembuh dan bisa pulih lagi seperti sedia kala secara mental, bagi mereka yang terkena depresi. Satu pesan penting bahwa depresi tak ada hubungannya sama sekali dengan hal spiritual.

Depresi bukanlah persoalan sepele. Jika Anda merasakan tendensi untuk melakukan bunuh diri, atau melihat teman atau kerabat yang memperlihatkan tendensi tersebut, amat disarankan untuk menghubungi dan berdiskusi dengan pihak terkait, seperti psikolog, psikiater, maupun klinik kesehatan jiwa.

Saat ini, tidak ada layanan hotline atau sambungan telepon khusus untuk pencegahan bunuh diri di Indonesia. Kementerian Kesehatan Indonesia pernah meluncurkan hotline pencegahan bunuh diri pada 2010. Namun, hotline itu ditutup pada 2014 karena rendahnya jumlah penelepon dari tahun ke tahun, serta minimnya penelepon yang benar-benar melakukan konsultasi kesehatan jiwa.

Walau begitu, Kemenkes menyarankan warga yang membutuhkan bantuan terkait masalah kejiwaan untuk langsung menghubungi profesional kesehatan jiwa di Puskesmas atau Rumah Sakit terdekat.

Kementerian Kesehatan RI juga telah menyiagakan lima RS Jiwa rujukan yang telah dilengkapi dengan layanan telepon konseling kesehatan jiwa:

RSJ Amino Gondohutomo Semarang(024) 6722565
RSJ Marzoeki Mahdi Bogor(0251) 8324024, 8324025
RSJ Soeharto Heerdjan Jakarta(021) 5682841
RSJ Prof Dr Soerojo Magelang(0293) 363601
RSJ Radjiman Wediodiningrat Malang(0341) 423444

Selain itu, terdapat pula beberapa komunitas di Indonesia yang secara swadaya menyediakan layanan konseling sebaya dan support group online yang dapat menjadi alternatif bantuan pencegahan bunuh diri dan memperoleh jejaring komunitas yang dapat membantu untuk gangguan kejiwaan tertentu.

Baca Juga: Warga Langkat yang Terseret Arus Sungai di Aceh Sudah Ditemukan

Topik:

  • Doni Hermawan

Berita Terkini Lainnya